NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Ini kelanjutan cerita Mia dan Rafa di novel author Dibalik Cadar Istriku.

Saat mengikuti acara amal kampus ternyata Mia di jebak oleh seorang pria dengan memberinya obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya.
Nahasnya Rafa juga tanpa sengaja meminum minuman yang dicampur obat perangsang itu.
Rafa yang menyadari ada yang tidak beres dengan minuman yang diminumnya seketika mengkhawatirkan keadaan Mia.
Dan benar saja, saat dirinya mencari keberadaan Mia, wanita itu hampir saja dilecehkan seseorang.

Namun, setelah Rafa berhasil menyelamatkan Mia, sesuatu yang tak terduga terjadi diantara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Dina tergugu. Bibirnya seketika mengerucut. Kesal, karena Rafa terus mengabaikan dirinya.

Bahkan lelaki itu sedang menapaki tangga menuju lantai atas.

Dari sana terdengar suara kedua adik perempuannya yang menyambut kedatangan kakaknya.

Rafa jarang pulang, sehingga kedatangannya selalu disambut kedua adiknya dengan antusias.

"Tante, Rafa itu cuek dan dingin," ucap Dina pada Rina. Seolah sengaja menunjukkan sinyal agar Rina menjadi perantara mereka.

Rina mengulas senyum tipis.

Tentu ia paham maksud tersembunyi dari kedatangan Dina meskipun ia datang dengan membawa hadiah dari orang tuanya.

Ingin berkata jujur bahwa putranya sudah menikah, namun pernikahan Rafa dan Mia masih disembunyikan. Keadaan belum aman sepenuhnya.

Rina sendiri cukup mengenal orang tua Dina yang sudah lama bekerja sama.

Mereka adalah supplier bahan pokok untuk restoran milik Joane.

"Rafa memang begitu, Dina."

"Kalau begitu terus bagaimana mau bertemu jodohnya?"

Rina mengulas senyum sekali lagi. Sepertinya kali ini ia harus bertindak. "Rafa sudah punya pilihannya sendiri."

Ucapan Rina itu membuat bola mata Dina membeliak. Terkejut, warna wajahnya tiba-tiba berubah.

"Siapa, Tante?"

"Ada pokoknya. Rafa sudah suka sejak lama. Tinggal menunggu waktunya saja."

Pancaran kecewa terlihat jelas dalam mata gadis cantik itu. Bibirnya yang tadi dipenuhi senyum itu tiba-tiba berubah.

Lelaki yang selama ini ia incar ternyata sudah punya pilihan sendiri.

"Tante sudah setuju?"

"Tante percaya dengan pilihan Rafa. Dia tidak akan sembarang memilih jodohnya."

Semakin sesak, wanita itu menghela napas. Ia memaksakan senyum.

"Oh iya, aku harus cepat pulang. Sudah ditunggu Mami. Sampai jumpa lain kali, Tante." Ia cepat-cepat beranjak dari kursi.

"Titip pesan ke Mami kamu, ya. Sampaikan terima kasih untuk hadiahnya." Rina ikut berdiri mengantar sang gadis ke pintu.

**

**

"Bagaimana keadaan Mia?" tanya Joane sesaat setelah memasuki kamar putranya.

Rafa yang sedang duduk memainkan ponsel itu mengalihkan perhatian.

Meletakkan benda pipih itu ke meja.

"Alhamdulillah, tidak apa-apa, Ayah. Kata dokter hanya pengaruh kehamilan."

Joane duduk di sebelah putranya. Mengusap bahunya pelan.

"Bagaimana reaksinya setelah tahu hamil?"

"Menangis," jawab Rafa singkat. Menyandarkan punggung dan menatap langit-langit kamar. "Dia marah dan kecewa."

"Biarkan dulu. Dia pasti syok," ucap Joane. "Dan kamu sendiri bagaimana?"

"Tidak tahu, Ayah. Aku merasa bersalah sudah menghancurkan dia. Kasihan Mia."

"Yang sabar."

Rafa mengulas senyum. "Terima kasih, Ayah."

"Oh ya, tadi Dina ke sini. Kamu bertemu dengannya di bawah?"

"Iya, bertemu. Tapi, dia ada urusannya sama Ibu, kan?"

"Benar. Alasannya begitu. Tapi, kamu tidak ada hubungan apa-apa dengan dia, kan?"

"Astaghfirullah. Aku punya istri, Ayah!"

Joane terkekeh.

**

**

Perlahan Mia membuka mata saat merasakan bias cahaya silau yang menyusup dari celah tirai jendela. Ia mengucek mata dan merenggangkan otot.

Hendak beranjak, namun saat menyibak selimut, ia mendapati jaket milik Rafa tertinggal di sana.

Aroma parfum lembut yang menguar dari sana benar-benar memanjakan indera penciumannya.

Tanpa sadar, Mia menyesap, memeluk jaket milik suaminya.

Merasakan seperti ada kehangatan saat lelaki itu mendekapnya semalam. Sangat nyaman.

"Kenapa malah kangen?" Ia bergumam lirih. "Seharusnya kan aku benci."

Ia mengusap perut yang masih rata. Membayangkan janin yang sedang tumbuh di sana.

Setiap kali mengusap perut, ia akan teringat dengan si penanam benih.

Tak ingin terbawa perasaan, Mia memilih masuk ke kamar mandi setelah meletakkan jaket milik Rafa di keranjang pakaian kotor.

Ia menatap pantulan dirinya melalui cermin. Teringat beberapa pesan dan gambar yang dikirim seseorang ke ponselnya beberapa waktu lalu. Hal yang membuatnya terkejut dan marah.

"Aku tidak boleh luluh padanya. Dia itu jahat. Dia melakukan ini hanya untuk balas dendam karena Ayah dan Papa sudah memenjarakan Ayahnya!"

**

**

"Ayah, Bunda, aku mau bicara serius," ucap Mia di sela-sela sarapan pagi.

Gilang dan Airin saling lempar pandang sejenak, saling lempar tatapan penuh tanya tentang hal serius apakah yang hendak dibicarakan putrinya.

"Soal apa, Sayang?" tanya Airin. Mimik wajahnya seketika berubah.

Mia kembali memandang kedua orang tuanya saling bergantian.

"Mulai hari ini aku mau tinggal sama Kak Rafa."

Ucapan Mia itu pun semakin membuat Gilang dan Airin terkejut. Keduanya kembali saling pandang penuh ragu.

Sebab, awal menikah dulu, Mia sempat menolak tinggal dengan Rafa.

Begitupun keputusan bahwa mereka pisah rumah untuk sementara adalah hasil kesepakatan orang tua masing-masing demi menjaga keamanan keduanya.

"Kenapa keputusannya tiba-tiba? Memang ada apa, Nak?" tanya Gilang menatap putrinya.

"Tidak ada apa-apa, Ayah. Aku sudah memikirkan semuanya. Aku rasa akan lebih baik kalau kami tinggal bersama."

"Kamu yakin mau?" Sekali lagi Airin ingin memastikan.

"Insyaallah, Bunda." Jawaban dari Mia itu mengukir senyum di wajah Airin dan Gilang.

"Alhamdulillah kalau begitu. Memang tidak baik kalau kalian berdua terlalu lama pisah. Kadang, masalah selalu datang dari arah mana saja. Semoga keputusan kamu ini membawa berkah ya, Nak. Bunda mendukung," ucap Airin mengulas senyum.

"Kuncinya adalah saling terbuka. Jangan ada rahasia di antara kalian," sambung Gilang.

"Iya, Ayah." Mia menatap kedua orang tuanya.

Usai sarapan Mia mendatangi kamar orang tuanya. Ia melihat sang ayah sedang membenarkan pakaian.

"Ayah, boleh masuk sebentar?"

Gilang menoleh seketika.

Memandang putrinya yang berdiri di ambang pintu. "Boleh, Nak. Masuk saja."

Perlahan Mia memasuki kamar itu dan duduk di tepi tempat tidur. "Ada yang mau aku tanyakan ke Ayah."

"Soal apa, Sayang?" Gilang selesai merapikan pakaiannya. Ia duduk di samping Mia yang tampak serius.

"Kenapa Ayah percaya pada Kak Rafa? Malam saat kejadian itu kenapa Ayah tidak marah? Apa sebegitu percayanya pada Kak Rafa sampai dia yang telah merenggut kesucian anak perempuan Ayah tidak dihukum?"

Mendengar pertanyaan itu, Gilang mengulas senyum.

"Anakku, Ayah mana yang tidak marah kalau anaknya disakiti orang? Ayah marah, sangat marah! Bahkan sampai hari ini semuanya masih terasa berat."

Ia menghela napas panjang.

"Andai orang lain yang melakukannya pada kamu, mungkin orang itu akan mati di tangan Ayah.”

"Tapi kenapa Kak Rafa dipukul saja tidak? Apa sesayang itu Ayah padanya? Melebihi anak Ayah sendiri?"

Melihat genangan bening di bola mata putrinya, Gilang mengusapnya.

"Karena satu kesalahan tidak boleh menghapus seribu kebaikan. Pertama kali tahu apa yang terjadi pada kalian, Ayah marah sekali. Tapi, saat itu kalian berdua dalam keadaan terjebak. Tidak sadar dengan apa yang kalian lakukan karena ulah orang lain yang tidak bertanggung jawab. Jadi, Rafa tidak bisa sepenuhnya disalahkan."

"Lagi pula, kamu mengenal Rafa sejak kecil, kamu pasti tahu seperti apa dia. Bahkan, Rafa dan Ibunya yang menemani Bundamu saat melahirkan kamu."

Mia tertegun mendengar ucapan panjang ayahnya.

"Sekarang buka hati kamu dan lihat semuanya dari sisi positif. Jangan lebih dulu melihat buruknya."

************

************

1
Endang 💖
aduh Mia kami bakalan nyesel kalok tau bahwa Rafa itu sangat tulus sama kamu.
jangan mudah terhasut mia
Endang 💖
ada yang ngadu domba Rafa dan mia
Ninik
wah ada bibit pelakor yg udah mulai ugat uget kaya ulat bulu
Endang 💖
di rayu dong Rafa biar GX ngambek lagi,dia hanya kecewa aja tu
Ninik
kalau Mia membenci Rafa Yo salah yg jahat Leon tp otak Mia dah lemot makanya dia membenci org yg salah
Endang 💖
tambah lagi thor...
apa Mia GX tinggal bareng Rafa, terus Rafa gmana
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat rafa
julia anggana
Luar biasa
Endang 💖
kasian ternyata kisah hidup Rafa..
tambah lagi thor..🙏😁🫣
Yasmin Natasya
double up dong thor...
Endang 💖
ayo cepat Rafa dan Mia butuh bantuan itu
olip
bagus dan menarik
olip
lnjut
Endang 💖
waduh mia dalam bahaya, semoga Rafa cepat menolong Mia...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!