NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Terpaksa Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba-tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi tunangan dari saudari tiri nya- seorang miliarder kaya yang telah di tolak oleh saudari nya karena pria itu cacat.

Terikat oleh perjanjian antar keluarga dan ingin merebut kembali pusat perbelanjaan mendiang ibu nya, membuat Elena setuju untuk menggantikan saudari nya menikah dengan CEO cacat.

Elena tidak menyadari jika diri nya telah melempar batu dan mengambil berlian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

    Keesokkan pagi nya, Elena berangkat bekerja seperti biasa nya dengan mengenakan setelan jas berwarna pink pastel di padukan dengan rok pensil mini dengan atasan kemeja  berwarna putih yang di lapisi oleh jas pink pastel nya tadi.

    Rambut pirang nya di tata menjadi sedikit bergelombang dan sepatu hak tinggi tranparans nya menghiasi kaki indah nya.

    Dengan pakaian nya, Elena tampak tampil lebih percaya diri dan terlihat profesional. Di tambah lagi, suasana hati nya yang sedang baik membuat Elena merasa jika diri nya bisa terbang ke bulan.

    Sementara itu, isi kepala nya terus saja memikirkan kata - kata Malvin saat pria itu mengatakan jika diri nya adalah tunangan nya dan siapa saja yang menganggu diri nya , itu berarti juga menganggu seorang Malvin Kevlar Narendra.

    Gadis itu tak tahu mengapa, tapi kata - kata itu terus saja membuat ia merasa jika kupu - kupu di dalam perut nya, beterbangan bebas hingga diri nya tidak bisa menahan senyum yang tersungging di bibir ranum nya.

    " Apakah nona sudah mengucapkan terima kasih pada Tn. Malvin?". Pertanyaan Sarah mampu menganggu lamunan Elena. " Aku pikir, beliau melakukan wawancara itu untuk membantu Nona". Sambung nya lagi.

    Elena menggigit bibir bawah nya. Tentu saja dia mengerti dengan apa yang telah Malvin lakukan, tetapi Elena merasa canggung untuk menghubungi nya.

    Terlebih lagi jika mengingat perihal Malvin yang pertama kali mengusulkan pernikahan kontrak di  antara mereka. 

    Mereka menikah lalu bercerai setelah satu tahun pernikahan. Dengan sering bertemu atau mengobrol membuat mereka pasti nya akan saling dekat.

     Bagiamana jika nanti, Elena jatuh cinta pada Malvin?.

    Elena tidak ingin jika diri nya berada di dalam situasi yang akan berakibat buruk bagi nya.

    Mereka berada di dalam sebuah pertunangan namun tanpa cinta dan begitu juga akan menikah tanpa ada nya cinta.

    "Dia melakukan itu bukan untuk ku. Reputasi dia juga akan hancur. Jadi dia hanya maju di depan publik untuk kepentingan nya sendiri". Balas Elena acuh tak acuh, sembari membuka laptop nya.

    ' Pasti apa yang sedang otak nya pikir itu benar , jika tidak mengapa Malvin mau meluangkan waktu sibuk nya hanya untuk meladeni media?'. Pikir Elena.

    Namun jauh di lubuk hati nya, Elena masih tak bisa berhenti memikirkan pengakuan Malvin pada saat pria itu tengah di wawancarai. Mengapa Malvin melindungi nya ?.

    *

    Waktu terasa berlalu begitu cepat dan saat Elena tengah sibuk dengan pekerjaan nya, suara dering ponsel milik nya mengganggu konsentrasi kerja nya.

    Gadis itu pun meraih ponsel nya lalu melihat ke arah layar,  Elena mengernyitkan dahi nya kala mendapati nama Maya yang tertera sebagai pemanggil.

    Gadis itu memutar bola mata nya malas, lantas kembali meletakkan ponsel nya juga kembali ke dalam pekerjaan nya.

    Namun, rupa nya adik tiri nya itu tetap menghubungi Elena berkali- kali, membuat gadis itu pun mau tak mau akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

    " Telinga kamu masih berfungsi kan ?" Pekik Maya dari seberang sana, sementara Elena reflek menjauhkan ponsel dari telinga nya.

    Karena takut jika telinga nya akan terinfeksi dengan suara keras Maya barusan.

    " Katakan, ada urusan apa kamu menganggu waktu kerja ku ?" . Terlihat raut wajah jengah dari Elena.

    " Aku dan Alvaro ada di butik fashion Sleek, kamu di mana ?  Kata mama lebih baik kita cari gaun pengantin bersama - sama. Kita tunggu kamu dan tunangan mu yang cacat itu di sini".  Kata Maya dengan nada mengejek nya.

    " .... "

    " Jangan katakan kamu tidak akan memperkenalkan dia dengan kami ? Kamu pasti malu bertunangan dengan pria seperti dia?". Sambung Maya lagi, saat diri nya tidak mendapatkan jawaban dari Elena yang terdiam.

    Elena menggertakkan gigi, kala kemarahan melanda diri nya. Dia tidak suka dengan cara Maya yang memandang rendah Malvin karena kondisi fisik nya.

    " Aku akan ke sana sekarang". Balas Elena singkat lalu memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak.

    Kemudian bertanya - tanya pada diri nya sendiri, apakah ia perlu menghubungi Malvin untuk pemilihan gaun pengantin ini ?..

    Jika Elena mengabari nya , Apakah Malvin akan datang?.

    Mengingat mereka sama sekali belum membahas hal ini lebih lanjut.

    Apakah pernikahan palsu mereka akan di rayakan secara besar - besaran ? Atau hanya sekedar mendapatkan akta nikah saja?.

    Jadi, jika di pikir lagi dengan mempertimbangkan hal tadi, menghubungi Malvin untuk membeli gaun pengantin terdengar menjadi terasa aneh .

    Selain itu, hanya karena Malvin membantu diri nya  dalam kemitraan, belum tentu juga pria itu selalu ada untuk nya saat Elena  membutuhkan nya, pikir Elena.

    Elena menarik  napas nya dalam - dalam, setelah itu mulai mengemasi barang nya ke dalam tas kecil tenteng nya. Barulah setelah itu beranjak dari duduk dan keluar dari ruang kerja nya.

    Sesampai nya di depan pintu pusat perbelanjaan, Elena yang sebelum nya telah mengabari sopir pribadi keluarga nya itu tampak menunggu beberapa saat hingga sebuah mobil milik ayah nya datang dan berhenti di depan nya.

    Tak menunggu lama lagi, Elena langsung masuk ke dalam mobil. Dan meminta sopir tersebut agar menuju ke arah alamat yang telah ia sebut kan .

    Beberapa menit kemudian, mobil yang mengantar Elena telah berhenti di parkiran sebuah butik paling terkenal di kota ini.

    Bisa di bilang jika butik ini juga masih bergabung atau di kategorikan milik keluarga Narendra.

    Dan yang membuat butik ini di kenal banyak orang adalah karena desain gaun yang di pamer kan atau di buat terlihat sangat indah.

    Marta adalah nama seorang desainer yang merancang semua gaun di butik itu. Wanita itu selalu membuat gaun khusus dengan harga tinggi.

    Setiap mereka yang akan menikah pasti sangat ingin memiliki gaun buatan desainer ternama ini. Namun, Marta hanya membuat nya satu persatu dan harga nya sangat mahal.

    Elena masuk ke dalam butik dan mendapati Maya tengah duduk berdekatan dengan Alvaro di salah satu kursi sofa tunggu yang telah di sediakan.

    Gadis itu menghentikan langkah nya, saat Maya berjalan ke arah nya.

    " Mana Malvin? ". Tanya Maya setelah celingukan mencari keberadaan Malvin di sekitaran pintu masuk.

    " Dia sibuk ". Kata Elena sembari melihat ke area sekitar.

    Semua gaun yang terpajang di manekin terlihat sangat indah dan di beri label harga, berkisar antara dua puluh ribu hingga seratus dollar.

    Lumayan, jika diri nya bisa mendapatkan gaun sederhana dan membayar nya sendiri. Tidak perlu merepotkan Malvin untuk itu, pikir Elena.

    " Apa maksud nya? dia sibuk padahal seharusnya dia menemani calon istri nya mencari gaun pengantin impian nya ?". Maya mengambil langkah mundur lalu meminta Alvaro berdiri dan gadis itu pun memeluk lengan Alvaro. " Atau mungkin sebenarnya dia memang tidak menyukai mu?". Maya pun mendongak menatap wajah tampan Alvaro. " Padahal Alvaro selalu menemani ku dan dia juga yang akan membayar gaun impian untuk ku". Kata nya dengan bangga nya.

     Elena tau jika Maya tengah berusaha membuat nya merasa iri dengan semua tingkah nya itu , mengingat karena dulu Alvaro adalah tunangan Elena.

    Maya ingin memastikan, apakah Elena benar - benar tidak peduli saat melihat Alvaro mencurahkan cinta nya pada wanita lain?..

    Namun, meski Maya telah berkata panjang lebar, Elena hanya mengangguk kan kepala nya dan terlihat sama sekali tidak tertarik dengan pemandangan di depan nya itu.

    " Itu bagus, aku hanya membutuhkan sesuatu yang sederhana". Balas Elena, berjalan mendekati sebuah gantungan dengan koleksi beberapa gaun yang murah.

    

    Menurut Elena, ia tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli gaun pengantin, karena pernikahan yang akan ia lakukan bersama Malvin adalah sebuah pernikahan kontrak.

    Mungkin, suatu hari nanti ketika diri nya menikah karena cinta, maka dia pasti akan berusaha sekuat tenaga dan membeli gaun impian nya sendiri.

    Maya tertawa terbahak - bahak setelah mendengar Jawaban Elena. " Kamu serius? Bukankah kamu akan menikah dengan orang terkaya di kota ini ? Apa membeli gaun untuk mu saja dia tidak mampu? Dan malah membeli gaun murahan yang kain nya tidak bagus! Kasihan sekali ". Kata Maya tertawa puas.

    Elena hanya diam dan mengabaikan Maya, lagi pula ia juga sudah sangat hafal dengan watak adik nya itu . Jika meladeni Maya, maka tidak akan ada habis nya.

    Elena terlalu malas jika harus berdebat dengan gadis itu di tempat umum seperti tempat ini.

    Mendapati jika diri nya di abaikan, terlihat raut wajah kesal dari Maya.

   ' Kenapa dia bisa bersikap seolah - olah semua nya baik - baik saja ? Dia akan menikah dengan orang cacat dan pria cacat itu juga tidak menemani nya berbelanja, tapi Elena terlihat santai?'. Kata Maya di dalam benak nya.

    Merasa jika semua nya belum me muas kan diri nya , Maya pun kembali berulah. Gadis itu berjalan mendekati Elena dan berpura - pura melihat - lihat gaun murah yang terpajang, di dekat Elena.

    " Sayang sekali ya, gak ada orang yang akan berkomentar, apa gaun itu bagus untuk mu atau apa kah kamu akan terlihat cantik dengan gaun itu. Aku merasa kasihan sekali pada mu, saudari ku tersayang ". Kata Maya lalu tersenyum.

    Di saat Maya sibuk mengejek Elena.

    Tatapan Alvaro justru hanya tertuju pada Elena. Alvaro sudah sering melihat Elena mengenakan kemeja longgar dan pakaian - pakaian berbahan kaos.

    Tetapi ketika beberapa kali, Alvaro melihat Elena mengenakan pakaian formal nya baru - baru ini.

    Tanpa sadar, Alvaro menciptakan sudut pandang yang baru mengenai Elena.

    ' Apa dia selalu terlihat cantik seperti ini? Elena terlihat cantik dan lebih percaya diri '. Kata pria itu dalam benak nya.

    Sementara tatapan nya terus menatap ke arah Elena.

    " Tidak masalah, kalian berdua bisa mencoba gaun pengantin yang kalian suka ". Kata Alvaro menatap Maya dan Elena secara bergantian. " nanti aku yang akan berkomentar tentang gaun yang kamu pakai ". Sambung nya pada Elena.

    " Mengapa calon istri ku harus mendapatkan penilaian dari mu ?".

    

1
Noveni Lawasti Munte
elena lemah dalam segala hal. ayo Malvin bimbing tunanganmu
Reni Anjarwani
lanjutt
Diana Lely
lanjut thor
auzi aja
ceritanya gak ad lanjutan ap
Yuliana langoy Yuliana
adik tirinya merasa iri apa yg kakaknya miliki
Dewi Suntana
ketiba tiba malvin datang
Ros Mina
bagus ceritanya semangat ya thor biarpun blm bnyak x mamlir di karyamu 💪💪
Botol Yakult 🕊️: Terima kasih banyak kakak☺️🥰 betah² yaaa🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!