NovelToon NovelToon
Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / TimeTravel / Duniamasadepan / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:7.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Riza melyn

Dalam masa Revisi
__________________________________________

Xian Liu Mei. Seorang gadis cantik bergelar putri mahkota dari kerajaan Xian, Zaman kultivator. Dia mendapat gelar "Dewi Perang" oleh para musuhnya. Liu Mei bukan seorang putri manja, tapi tomboy.

Liu Mei berpindah dimensi ke zaman modern dan menggantikan posisi seorang gadis yang di khianati oleh tunangan dan sahabatnya.

Dengan bantuan ingatan pemilik tubuh dan Ruang Dimensi yang ikut berpindah, Liu Mei memanfaatkan beberapa perhiasan dan koin emas yang dia miliki untuk bertahan hidup di era modern.

Bertemu dengan 4 Pria dengan karakter yang berbeda, manakah yang akan di pilih oleh Liu Mei sebagai pasangan hidupnya?

Bagaimana kisahnya? ayo ikuti cerita ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sedikit inspirasi dari novel-novel TimeTravel yang lain, selebihnya Drakor dan imajinasi Author sendiri.

Selamat Membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riza melyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengawal Adikku

Hari ini sudah hari kedua dimana Axila mengawasi Azka dari kejauhan.

Tampak adiknya saat ini sedang belajar didalam kelas, dengan seorang guru bahasa Prancis yang berada didepan papan tulis.

Kaki Axila terangkat keatas kemudi, sambil jarinya berlarian diatas laptopnya. Sungguh, dia terlihat seperti tak mempunyai pekerjaan.

Matanya tertuju pada waktu yang sudah menunjukkan hampir makan siang, Axila segera menghubungi rumah makan yang kemarin dan disuruh mengantarkan tiga paket makanan. Satu untuknya dan dua lagi untuk Azka dan temannya.

Beralih pada Azka yang saat ini sedang berada dalam kelas, kepalanya tertuju pada jendela yang menampilkan pemandangan diluar gedung.

Tatapannya begitu kosong, tak ada apapun yang berada dalam pikirannya. Hingga kejadian kemarin malam kembali terlintas dibenaknya.

Bagaimana gadis itu melempar kotak susu dan menampar pipi teman kakak tirinya, bagaimana cara dia berbicara dengan lembut namun terkesan dingin. Dan saat gadis itu menariknya keatas punggung gadis itu. Azka sangat yakin, gadis itu kewalahan saat berjalan menuju kos nya.

"Haiss! siapa dia? apa aku bisa bertemu lagi dengannya?" batin Azka.

"Kringgg! Kringgg!"

Bel istirahat makan siang sudah terdengar, membuat pelajaran didalam kelas otomatis akan berhenti.

"Kita lanjutkan lagi nanti." ujar guru berjenis kelamin laki-laki, lalu merapikan buku cetak yang dibawanya dan berlalu dari kelas itu.

Semua siswa juga kembali memasukkan buku mereka kedalam tas yang mereka bawa lalu keluar dari kelas mereka dan pergi ke kantin.

Begitu pula dengan Azka.

Namun kegiatannya terhenti saat mendapati notifikasi yang berada dilayar ponselnya.

"Siapa?" gumam Azka.

Jarinya menekan notifikasi yang ada, lalu masuk kedalam pesan.

"Tuan, makananmu sudah dibawa. Tolong datang dan ambil pesanan mu."

"Siapa? aku tak memesan makan siang dari luar." batin Azka, segera saja dia melirik seisi kelas yang sudah hampir kosong, hanya meninggalkan beberapa siswi  saja termasuk Sehun dan dirinya.

Ponselnya kembali bergetar, Azka segera saja melirik pesan yang baru saja masuk.

"Tuan, bisakah kau cepat sedikit? aku harus mengantar pesanan pada yang lain lagi." sepertinya sipengirim sudah merasa kesal pada Azka yang kunjung keluar dari kelasnya.

Azka tak berfikir lagi, apakah ini penipuan atau sungguhan. Dia langsung bangun dari kursinya, menarik Sehun keluar dari kelas.

Sehun yang merasa bingung hanya mengikuti langkah Azka dari belakang, kakinya mengimbangi langkah kaki Azka yang sudah sangat cepat, alias setengah berlari.

"Azka, ada apa? apa terjadi sesuatu?" tanya Sehun namun tak dipedulikan oleh sahabatnya itu.

Dan benar saja, saat mereka tiba di lapangan terlihat seorang pengantar makanan yang sedang menunggu disana.

Azka melangkah mendekat, lalu menegur pria itu.

"Permisi, paman." tegur Azka.

Pria berbaju kuning itu segera menengadah menatap Azka yang berdiri didekatnya.

"Kau tuan Azka? mengapa lama sekali datangnya." ujarnya dengan kesal.

"Maaf, kami baru saja selesai belajar." balas Azka dengan menundukkan kepalanya.

Pria itu mengibaskan tangannya, "sudahlah. Ambil makananmu dan habiskan. Aku pergi dulu." sambil menyerahkan dua kotak makanan.

"Maaf paman, tapi aku tak memesan makanan." tolak Azka.

"Hey bocah, ambillah dan habiskan saja. Bersyukurlah karena kakakmu yang memesankan makan siang untukmu." ujarnya, dia memaksa Azka untuk menerima makanan itu.

"Tapi aku bahkan belum membayarnya."

Pria itu tak mempedulikan Azka lagi, dia menarik gas dimotor matic nya dan meninggalkan kedua remaja yang sedang kebingungan.

Tatapan Azka tertuju pada dua kotak Japchae beserta dua sumpit plastik.

"Kau memesan makanan dari luar?" tanya Sehun yang berdiri disamping Azka.

Azka menggeleng cepat, "Aku bahkan sangat terkejut saat mendapati pesan di ponsel ku." balas Azka.

"Ponsel? kau mempunyai ponsel baru?" tanya Sehun. Azka hanya mengangguk saja.

"Daebak. Coba kulihat."

"Nanti saja, ayo kita cari tempat yang pas untuk makan Japchae dulu." ajak Azka, Sehun mengangguk setuju. Kedua remaja itu segera melangkah kearah bangku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, bangku yang berada tepat dibawah pohon dan mengarah ke lapangan.

"Ini, untukmu." Azka menyodorkan satu kotak Japchae pada Sehun beserta sumpitnya.

"Terima kasih," balas Sehun, dia segera membuka plastik yang menutupi kotak dibagian atas, lalu mulai mengaduknya dan melahap punya nya.

Azka juga melakukan hal yang sama, dia mengeluarkan ponselnya dan menyalakan layarnya.

"Daebak! ponselmu keren sekali." ujar Sehun yang kagum pada ponsel Azka yang bermerk terkenal yang sudah pasti mempunyai harga yang mahal.

Azka mengangguk, "dia yang memberikannya padaku."

"Siapa?" tanya Sehun cepat.

"Aku juga tak mengenalinya, dia menutupi wajahnya." balas Azka. Tampak Sehun yang mengangguk mengerti, lagi pula Azka tak pernah menutupi apapun dari remaja itu.

Kita beralih kembali pada Axila yang saat ini sudah pergi dari sekitar lingkungan sekolah. Axila melajukan mobilnya kearah tempat yang ditinggali oleh adiknya. Semalam Axila coba mencari tahu tentang rumah itu, Axila hanya tersenyum saat mengetahui faktanya.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya seorang gadis yang saat ini berhadapan dengan Axila. Yang ia kenal sebagai orang yang dekat dengan adiknya dan membantu adiknya beberapa kali. Oh Jin-Na.

"Aku ingin bicara denganmu." balasnya dengan biasa saja.

Tampak alis Jin-Na yang terangkat, namun dia mempersilakan Axila untuk masuk kedalam halaman rumah yang tak terlalu besar namun cukup untuk tempat bersantai.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jin-Na to the point.

"Terima kasih." balas Axila, kedua alis Jin-Na melengkung tak mengerti.

"Terima kasih karena telah menjaga adikku selama sebulan ini."

"Adik? aku tak menjaga adik siapapun."

"Kau menjaga dan memberikan pengertian padanya, Azka." Axila menyebutkan nama Azka yang membuat Jin-Na menatapnya dengan tajam.

"Maksud mu, Azka itu-"

"Ya, dia adikku." potong Axila.

"Jadi kau kakaknya yang selama ini dia ceritakan?

Aku tak menyangka kau mengetahui tempatnya saat ini." Sindir Jin-Na, yang dia tahu Azka mempunyai dua orang kakak. yang satunya adalah anak dari pamannya atau bisa dibilang sepupu Azka. Dan yang satunya lagi adalah kakak tiri yang selalu memperlakukan nya dengan buruk.

"Kau mau menjemput nya Sekarang dan membawanya pergi, bukan?" ujar Jin-Na.

Axila menggeleng, "belum saatnya aku membawanya pulang. Ada yang harus diselesaikan terlebih dahulu pada mereka yang sudah menyakiti adikku." balas Axila dengan dingin.

Jin-Na yang terkenal bar-bar dan kasar saja sampai merinding mendengar ucapan Axila barusan. Memang lembut, namun mematikan.

"Jadi kau mau meninggalkannya lagi disini, begitu?" ujar seorang pria yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan mereka.

"Kau juga, terima kasih." ujar Axila pada pria itu. Yah, Moonbin. Pria itu hanya menatap Axila dengan diam, tak ada reaksi apapun darinya.

"Maka itulah aku datang dan ingin bekerja sama dengan kalian berdua." ujar Axila.

"Bekerja sama? maksudmu?" tanya Jin-Na sedangkan Moonbin hanya menatap kedua gadis itu dari jarak yang sedikit jauh.

"Bukankah sudah kukatakan, jika ada yang harus diselesaikan terlebih dahulu?

Aku ingin kalian menjaga adikku, bisa dibilang kalian menjadi pengawalannya." terang Axila.

"Aku tak bisa, aku harus mengurusi urusan ku sendiri, aku-" tolak Jin-Na.

"Gaji kalian 5 juta won perbulan. Untuk masing-masing orang." Potong Axila, "Itu diluar biaya penginapan dan kebutuhan kalian." sambungnya lagi.

Jin-Na dan Moonbin saling tatap, "Apa kau sangat kaya sehingga memberikan kami gaji dengan nilai itu?" tanya Jin-Na sedangkan Moonbin hanya mendengarkan.

"Aku tak bisa mengatakannya sekarang, yang pastinya adalah. Awasi adikku dimana saja dia berada. Termasuk didalam kelas saat pelajaran sedang berlangsung."

"Aku terima, lagi pula aku tak mempunyai pekerjaan saat ini." ujar Moonbin tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya, karena memang dia sudah lulus dari universitas beberapa bulan yang lalu, namun belum menemukan pekerjaan yang cocok untuknya.

"Memangnya Dimana Azka akan tinggal, ditempatmu atau--"

"Azka akan tinggal sementara disini bersama kalian, tak lama karena hanya membutuhkan waktu satu Minggu. Setelah itu dia akan pindah ke tempatku." potong Axila lagi, membuat Jin-Na mendengus kesal.

"Aku masih harus kuliah, bagaimana bisa menjaga Azka disekolah nya?" tanya Jin-Na lagi.

Axila menatap gadis itu kilas lalu memberikan sesuatu pada Jin-Na.

"Kerjakan saja apa yang berada didalam sana." ujar Axila kemudian mengambil dua amplop cokelat berisi satu juta won pada keduanya.

"Itu uang muka kalian, aku akan mengawasi kalian dari jarak jauh.

Dan satu hal lagi, jangan sampai Azka mengetahui jika aku sudah datang." ujar Axila lalu meninggalkan halaman rumah sederhana itu.

"Apa dia sungguh kakak Azka, Moonbin?" tanya Jin-Na.

Moonbin mengangkat kedua bahunya, lalu mengambil satu amplop cokelat berisi uang. Dan diatas kertas sudah tertulis nomor kontak Axila.

Bahkan saat menarik uang dari dalam amplop ada satu surat yang tersimpan didalamnya.

Moonbin melangkah kakinya masuk kedalam kamarnya, lalu menutup pintu dan mengeluarkan surat itu dari dalam amplop.

"Jaga adikku dengan baik, aku percaya pada kemampuanmu. Tolong ajari dia belajar yang giat, aku hanya ingin melihat dia menjadi yang terbaik, tapi jangan menggunakan kekerasan pada adikku jika kalian tak ingin terjadi sesuatu yang fatal.

Ingatkah dia makan makanan yang akan selalu kukirim setiap hari. Makan siangnya akan selalu dikirim oleh pengantar makanan, dan jangan lupa untuk mengingatkan dia meminum susunya nanti. Karena aku membawanya langsung dari negaraku.

Tugasmu mulai berlaku besok pagi, akan nada seseorang yang mengantarkan seragammun.

Salam AL"

Moonbin tersenyum tipis, kakaknya masih khawatir juga pada si bocah itu. Namun Moonbin bersyukur setidaknya kakak dari bocahnya sudah datang.

Sama hal nya dengan Jin-Na yang saat ini sedang tersenyum membaca surat yang berasal dari kakak remaja yang selalu sukses membuatnya khawatir itu.

Keduanya memang tak melihat wajah Axila dengan jelas,. sebab gadis itu masih mengenakan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya hanya topi Hoodie yang diturunkan dan memperlihatkan rambut panjangnya saja.

 

1
Hasnawiyah Ansar
usia Axila memang berapa thor,ada d bab keberapa itu usia putra baru 23, berarti Axila awal 20 puluhan ya thor 🤔
BCDs
I like it Thor… 👌🏻👍🏼
BCDs
Salah mlulu jih thor
BCDs
Berlian itu di nilai dari berat carat , color , clarity, clear (4C). Kalo kata auhot di sini kualitas tinggi, kita anggap 4 C nya semua ok, waah harganya ga main2 thor… bemeran deh..
BCDs
Katr loe kualitas tapi harga loe kasih murah beeng.
Thhhorrr.. anda harus tau harga barang beginian dweerhh…
BCDs
Mo marah 😂😂😂
BCDs
Thor yang tepat BUKAN kartu kredit
Tapi kartu ATM..
BCDs
Kurang tuh duit loe Mike.. barang bagus loe kate murah… tambahin lagi tuh duitnya.

Btw JAN pake kartu KREDIT yaa.
Pake ATM… bukan kartu KREDIT
😂😂😂😂😂
BCDs
Terlalu myrce Thooooorrrr… x
Mursidah tanggo…
Hhuuuhh… author tahu kaan barang antik
Itu maharani juwita….
Trus itu berlian segede gaban.. astonegana thooorrr… jiwa missquen ku meronta2..

KEMURAHAN itu auuuthoorrrr.
Iihhgg gemes dweh !
BCDs
Yaah di ulang dari sebelum nya..
so pasti next part pasti akan begini juga..

Thor, bisa kan hal ginian ga di ulang di next cp ?
kompiang sari
mampir thor
Inara Aila
Luar biasa
Widia Aja
Semangat Author...
Ceritanya, kalimat2nya, Akhirnya, Tokoh2nya, Karakternya...
Semua keterampilan dng sangat amat bagus..
Satu kata utk Cerita Author ini, KEREN....
Widia Aja
SERUUUUUUU.....!!!!!!
Widia Aja
Selama bertahun2 membaca novel di aplikasi ini, baru nemu novel sekeren ini.
Daya imajinasi Authornya dalam membuat sebuah cerita, sangat luar biasa..
Semangat terus dalam berkarya dng cerita hebat lainnya ya Author...
Fitri Yah
Lumayan
Ayu Dani
iiih gue la ilfil sama make jijie sekali mending Levi walaupun penjahat tp tidak jelalatan
Ira Ariesta Ira
Buruk
Mursidahamien
mg cepat ktmu Alex biar nyesal dia krna axila udh cantik
Mursidahamien
calon jodoh axila kayaknya itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!