Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Kampung Asoka
Menjelang siang, mereka pun sampai di sebuah kampung yang berada di kaki gunung. Kampung itu sangatlah indah, dengan sekeliling pemandangan hijau namun cuaca di sana sangat panas. Tim medis di bagi beberapa kelompok dan kelompok Cinta kebetulan ditempatkan di kampung yang penduduknya lumayan banyak.
Kedatangan Cinta dan teman-teman yang lainnya disambut dengan bahagia oleh warga.
"Selamat datang di kampung Asoka. Perkenalkan nama saya Johanes dan saya adalah kepala suku di lampung ini, sebelum kalian tinggal di sini maka kami sebagai warga di sini harus melakukan ritual penyambutan dulu supaya kalian bisa tinggal di sini dengan aman dan nyaman. Mari, kita ke balai desa karena semuanya sudah disiapkan di sana," ucap Pak Yohanes.
Semua warga di sana menganut sistem kepercayaan pada leluhur. Semua tamu yang datang ke kampung itu wajib melakukan ritual untuk menjaga supaya tidak ada hal-hal yang akan mengganggu mereka selama berada di sana. Cinta dan yang lainnya hanya mengikuti saja tanpa berani untuk menolak atau pun protes.
Reynold dan anak buahnya pun ikut melakukan ritual itu dan Reynold kebetulan duduk bersebelahan dengan Cinta. "Kapten, kita gak bakalan dijadikan tumbal 'kan?" bisik Cinta.
"Sok tahu, ini hanya ritual penyambutan. Warga di sini mempercayai jika tamu yang datang ke kampung ini harus minta izin kepada leluhur mereka dan caranya ya, seperti ini melakukan ritual," sahut Kapten Reynold dengan berbisik pula.
"Oh, begitu." Cinta manggut-manggut.
Beberapa lama kemudian, ritual pun selesai dan Johanes mempersilakan semuanya untuk beristirahat. "Maaf Pak, boleh saya bicara dulu sebentar," ucap Cinta.
"Boleh Dok, silakan," sahut Pak Johanes.
Cinta mengajak semua rekan-rekannya untuk berdiri di depan, lalu Cinta pun memperkenalkan satu persatu rekannya.
"Selamat siang semuanya!" sapa Cinta.
"Selamat siang!" jawab semuanya serempak.
"Perhatian untuk semuanya, jika diantara kalian ada yang sakit atau punya keluhan apa pun, kalian bisa datang ke sini. Insya Allah, kami akan melayani kalian dengan baik," seru Cinta.
"Bu dokter, apa kita harus bayar jika mau berobat?" tanya salah satu warga di sana.
"Tidak, semuanya gratis karena obat yang kami bawa semuanya sudah dipersiapkan oleh pemerintah jadi kalian boleh berobat kapan pun tanpa harus bayar sepeser pun," sahut Cinta.
Semua warga mengerti dan kepala suku pun mempersilakan semuanya untuk istirahat sebentar. "Kamar kalian sudah dipersiapkan, untuk ruangan yang lebih besar itu untuk yang wanita dan sebelahnya untuk pria. Toilet ada di sana," tunjuk Kapten Reynold.
"Syukurlah, kalau mau ke toilet malam-malam tidak perlu diantar lagi," celetuk Lucy.
Dean seketika berdehem, dia sungguh malu mengingat kejadian malam itu. "Oh iya, jika kalian ingin beli sesuatu di sini juga ada sebuah warung yang lumayan kumplit dan dikelola oleh anggota kami juga tapi harganya lumayan mahal karena bahan-bahan disini harganya sangat melambung tinggi, selain pasar jauh harus ke kota, daya beli di sini juga kurang dan biasanya mereka akan barter dengan hasil kebun mereka untuk membeli sembako jadi untuk beli stok sembako biasanya kami akan patungan untuk dijual di warung itu," seru Kapten Reynold.
"Iya, Pak terima kasih," sahut Agatha.
"Kalau begitu, kami akan siapkan makanan dulu untuk kalian jadi kalian sembari menunggu bisa beres-beres barang-barang kalian," sambung Dean.
"Reynold, aku ingin makan ikan yang kaya kemarin ya," celetuk Patricia.
Reynold menatap Patricia begitu pun dengan yang lainnya. "Kamu yang sopan kalau bicara, di sini tidak ada ikan kalau mau makan ikan, kamu bisa cari sendiri di sungai sana!" bentak Dean.
"Apaan sih, aku itu tenaga medis di sini jadi kalian harus memperlakukan kita dengan baik. Kalau gak ada kita, para korban gak akan ada yang selamat," ketus Patricia.
"Dr.Patricia, tolong jangan samakan disini dengan di kota karena tidak akan sama. Jangan bebani Bapak-bapak Tentara kita dengan keinginan kamu yang menyusahkan itu," kesal Benny.
"Dr.Benny kita itu harus sehat karena korban itu banyak, mengurus korban itu tidak mudah butuh tenaga kalau kita setiap hari hanya makan mie bisa-bisa kita yang sakit," sahut Patricia tidak mau kalah.
"Sudah-sudah, baiklah nanti aku suruh anggota aku untuk mencari ikan ke sungai," ucap Kapten Reynold.
"Nah, begitu dong," sahut Patricia dengan senyumannya.
"Manja banget jadi orang," ledek Lucy.
Cinta segera menarik tangan Lucy, dia tidak mau sampai keduanya bertengkar lagi. Cinta, Lucy, dan Agatha segera membereskan barang-barang mereka kecuali Patricia, dia memilih duduk sembari mengutak-atik ponselnya.
"Cinta, sumpah aku kesal banget sama dia ingin rasanya aku jambak dan buang dia ke jurang," bisik Lucy.
"Sudah biarkan saja, suka-suka dia yang penting kita jangan seperti dia," sahut Cinta.
"Bu dokter, bu dokter!" teriak Duma.
"Itu seperti suara Duma," gumam Cinta.
Cinta pun segera keluar, diikuti oleh Lucy juga. "Duma, ada apa?" tanya Cinta dengan senyumannya.
"Bu dokter lihat, saya bawa ikan untuk Bu dokter," sahut Duma dengan memperlihatkan dua buah ikan ukuran besar di tangannya.
"Huawaaa... kamu dapat dari mana?" tanya Cinta.
"Dari sungai Bu dokter, tadi saya nyari ikan bersama teman-teman," sahut Duma lagi.
"Kenapa kamu gak bawa pulang saja untuk dimasak? buat makan kamu dan orang tua kamu?" tanya Cinta.
"Kita sudah ada Bu dokter, tadi Bapak sudah dapat banyak jadi ini buat Bu dokter saja," sahut Duma.
Cinta pun menerima ikan itu. "Terima kasih Duma, tapi kalau sekarang Bu dokter tidak punya jajanan lagi soalnya sudah habis," ucap Cinta sedikit sedih.
"Tidak apa-apa, Bu dokter. Kalau begitu kamu pulang dulu, dadah Bu dokter!" teriak Duma sembari berlari pergi.
Cinta dan Lucy melambaikan tangan mereka, sedangkan Lucy tampak kesal karena dia yang ingin makan ikan tapi malah Cinta yang dapat ikannya.
"Bagaimana ini Luc, aku gak bisa masak," keluh Cinta.
"Aku juga gak bisa, bagaimana kalau kita ke dapur umum saja minta tolong Bapak Tentara untuk memasak ikan ini," ucap Lucy.
"Ide bagus, ayo kita ke sana," seru Cinta.
Kedua wanita cantik itu segera pergi ke dapur umum. Ternyata di sana Bapak-bapak Tentara sedang sibuk memasak. Termasuk Reynold dan Dean yang sedang menyalakan api yang menggunakan kayu bakar itu.
"Kapten, boleh minta tolong tidak?" seru Cinta.
"Minta tolong apa?" tanya Kapten Reynold.
"Bisa masakin ikan ini? aku dapat dari Duma tadi," sahut Cinta.
"Wuidih, besar-besar banget ikannya," ucap Tara.
"Bisa, tapi kalian juga harus ikut bantuin," sahut Kapten Reynold.
"Bantuin apa, Kapten? kita gak bisa masak," ucap Lucy.
"Bantuin yang kalian bisa saja," sahut Dean.
Cinta dan Lucy tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka berasal dari keluarga kaya yang tidak pernah masuk ke dapur. Mau apa pun mereka tinggal panggil pembantu dan semuanya beres, tapi untuk sifat mereka tidak pernah diajarkan manja justru mereka adalah wanita-wanita mandiri. Akhirnya keduanya pun ikut membantu Bapak-bapak Tentara memasak walaupun membantu mengacaukan.