Bercerita seorang yang dahulu di beri julukan sebagai Dewa Pengetahuan dimana di suatu saat dirinya dihianati oleh muridnya dan akhirnya harus berinkarnasi, ini merupakan cerita perjalanan Feng Nan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3:Tahun Berlalu
Lima tahun berlalu...
Boom!
Terlihat seorang pemuda tampan yang sedang bertarung dengan seeokor kera hitam, dengan ayunan pedangnya tiba-tiba muncul sebuah kilatan merah menyala dari pedang itu dan tepat langsung memengal kepala kera itu.
Boom!
”Hmmm, lumayan selama lima tahun ini aku sudah mencapai Pembentukan Roh tingkat akhir,” gumam seorang pemuda tampan dengan wajah penuh percaya diri. Pemuda itu adalah Feng Nan. Sekarang, ia telah tumbuh dewasa, tubuhnya kekar dengan aura kuat yang mengintimidasi siapa pun di sekitarnya. Rambutnya yang hitam panjang berkibar perlahan tertiup angin, matanya yang tajam seolah mampu menembus jiwa siapa pun yang menatapnya.
Tepat di depannya, seekor Binatang Iblis berbentuk kera tergeletak tak bernyawa. Makhluk itu memiliki tinggi hampir tiga meter dengan bulu hitam legam yang tampak seperti baja. Binatang Iblis di daratan ini bukanlah hal yang asing, mereka adalah makhluk yang memiliki kultivasi mereka sendiri. Bahkan, seekor Binatang Iblis yang baru memasuki tahap awal ranah Pembentukan Roh membutuhkan setidaknya dua manusia dengan tingkat kultivasi yang lebih tinggi untuk menghadapinya. Namun, Feng Nan adalah pengecualian.
”Hanya masalah waktu sebelum aku mencapai ranah Inti Perak,” gumamnya lagi sambil menghela napas panjang. Selama lima tahun ini, perjalanan kultivasi Feng Nan terbilang luar biasa. Ia berhasil melampaui banyak rintangan yang bahkan para jenius dari sekte besar sekalipun mungkin akan kesulitan menghadapinya.
Feng Nan berjongkok, memandangi mayat kera raksasa itu. Dengan santai, ia mengeluarkan pedang panjang dari pinggangnya. Pedang itu tampak sederhana, tanpa ukiran atau hiasan yang mencolok. Namun, ada aura misterius yang sulit dijelaskan, seolah-olah pedang itu menyembunyikan kekuatan yang tak terukur. Selama lima tahun terakhir, Feng Nan telah mencoba memahami asal-usul pedang ini, tetapi hasilnya nihil. Tidak ada satu pun catatan atau kitab kuno yang menyebutkan senjata seperti ini.
”Seandainya pedang ini benar-benar Pusaka Dewa, kenapa aku sama sekali tidak merasakan kekuatan di dalamnya?” pikir Feng Nan sambil mengusap permukaan pedangnya. Kilatan cahaya samar muncul sesaat ketika ia mengayunkan pedang itu untuk menghapus darah Binatang Iblis yang menodainya.
Mengenal Dunia yang Lebih Luas
Selama lima tahun terakhir, Feng Nan tidak hanya fokus pada kultivasi. Ia juga mempelajari lebih banyak tentang dunia ini melalui buku-buku yang ia temukan di dalam cincin penyimpanan warisan orang tuanya. Dunia ini, ternyata, jauh lebih luas dan kompleks daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Ada lima lokasi terlarang yang dianggap penuh bahaya dan misteri, lima sekte besar yang mendominasi dunia kultivasi, serta tiga kekaisaran besar yang menguasai wilayah ini.
Lima Tempat Terlarang:
-Jurang Tanpa Dasar
-Hutan Labirin Ilusi
-Gunung Langit Terbelah
-Lautan Gelap
-Lembah Roh Terkutuk
Setiap tempat terlarang memiliki cerita kelam yang membuat para kultivator berpikir dua kali sebelum mencoba menjelajahinya. Konon, di Jurang Tanpa Dasar, tidak ada satu pun yang kembali setelah memasuki tempat itu. Hutan Labirin Ilusi terkenal karena jebakan ilusi yang bahkan bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya. Gunung Langit Terbelah dikatakan sebagai tempat pertempuran para dewa pada zaman dahulu, sementara Lautan Gelap menyembunyikan makhluk-makhluk buas yang tak terbayangkan. Lembah Roh Terkutuk dikenal sebagai tempat roh-roh ganas berkumpul, menunggu mangsa berikutnya.
Lima Sekte Besar:
-Sekte Teratai Bambu
-Sekte Api Nirvana
-Sekte Bayangan Abadi
-Sekte Awan Surgawi
-Sekte Bara Naga Agung
Lima sekte besar ini tidak hanya dikenal karena kekuatannya tetapi juga karena teknik-teknik kultivasi unik mereka. Selama ini, Feng Nan mempelajari gaya bertarung dari masing-masing sekte melalui catatan kuno. Dan setiap sekte memiliki teknik khas mereka masing masing.
Dan tidak hanya ada lima sekte besar di benua ini tapi juga ada tiga Kekaisaran yang menguasai benua ini yaitu:
-Gu
-Yue
-Xiang
Tiga kekaisaran besar ini tidak hanya memiliki kekuatan militer yang luar biasa tetapi juga hubungan erat dengan sekte-sekte besar. Mereka sering kali menjadi penyeimbang kekuatan di antara sekte-sekte tersebut, menjaga agar dunia kultivasi tetap stabil.
Salah satu pencapaian terbesar Feng Nan selama lima tahun terakhir adalah pemahamannya tentang teknik pedang. Dalam hal ini, ia mungkin adalah salah satu yang terbaik di daratan ini. Salah satu teknik yang ia kuasai adalah Teknik Tarian Pedang Nirwana. Teknik ini begitu berbahaya sehingga kebanyakan orang bahkan takut untuk mempelajarinya.
”Teknik ini mengharuskan pengguna memasuki kondisi kematian sementara. Dalam keadaan jiwa yang setengah terlepas dari tubuh, aku bisa memanfaatkan energi Qi Nirwana. Namun, risiko teknik ini sangat besar. Jika aku kehilangan kendali, aku mungkin tidak akan bisa kembali ke tubuhku,” pikir Feng Nan sambil memandang pedangnya.
Selama lima tahun, ia berhasil menguasai teknik ini hingga enam puluh persen. Namun, setiap kali mencoba melampaui batas itu, ia merasa tubuhnya hampir runtuh. Meskipun begitu, Feng Nan tidak menyerah. Ia tahu bahwa Teknik Tarian Pedang Nirwana akan menjadi kunci penting dalam perjalanannya di masa depan.
Persiapan untuk Petualangan Berikutnya
Feng Nan mengangkat tubuh Binatang Iblis itu dan memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan. Daging kera raksasa ini akan menjadi santapan malam yang lezat. ”Sepertinya malam ini aku akan makan kera bakar,” gumamnya dengan senyuman tipis.
Malam itu, Feng Nan duduk di depan api unggun, menikmati daging kera yang sudah matang. Sambil memandang ke arah bintang-bintang, ia merenungkan perjalanan yang telah ia tempuh selama ini.
”Aku tidak tahu apa yang menungguku di masa depan, tetapi satu hal yang pasti: aku akan terus maju, hingga mencapai puncak dunia ini,” pikirnya dengan tekad yang membara.
Perjalanan Feng Nan masih panjang. Dunia ini penuh misteri, bahaya, dan peluang. Namun, dengan kemampuannya yang luar biasa dan tekad yang tak tergoyahkan, Feng Nan yakin bahwa ia akan mampu menghadapi apa pun yang ada di depannya.
Pagi hari...
Di sebuah hutan belantara, terlihat tiga orang menggunakan pakaian berwarna putih dengan lambang bunga teratai di dada mereka. Mereka tampak cemas.
“Kakak, bagaimana kita akan menghadapi makhluk ini? Makhluk ini berada di ranah Pembentukan Roh tingkat enam,” ucap seorang pemuda dengan nada ketakutan.
“Aku tahu, tetapi apa kita bisa kabur dari makhluk itu?” sahut seorang wanita cantik dengan pedang di tangannya.
“Kakak, aku tidak ingin mati... huhuhu. Masih banyak makanan manis yang belum aku coba,” rengek seorang gadis kecil sambil menarik lengan wanita itu.
Wanita itu mengusap kepala gadis kecil tersebut, mencoba menenangkannya. “Kita tidak akan mati, Ming Ming. Aku berjanji.”
Dari kejauhan, di atas dahan pohon yang cukup tinggi, Feng Nan memperhatikan ketiganya. Senyuman kecil tersungging di bibirnya. “Hmmm, tontonan yang menarik,” gumamnya dengan suara pelan.
