NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Sean merasakan jantungnya berdetak kencang seperti genderang untuk pertama kali dalam hidupnya.

Ia belum pernah merasakan bibir yang begitu nikmat dan manis. Kenyataan bahwa Sheilla menanggapinya dengan keterampilan amatirnya membuat batang tangguh Sean menegang hingga terasa menyakitkan di dalam celananya, jika tidak segera di keluarkan.

Mengejutkan memang, tetapi ini adalah pertama kalinya Sean hampir kehilangan kendali karena seorang gadis. Dan Sean tidak tahu apa alasannya.

'Apa karena dia terlalu polos?.' Tanya Sean pada diri sendiri, merasa bimbang.

Sean memperdalam ciumannya, menyalurkan rasa lapar dan hasratnya. Sementara Sheilla berubah menjadi lembek dalam pelukan Sean dan melihat keadaannya, Sean tahu bahwa jika dirinya ingin melangkah lebih jauh malam ini, gadis itu akan membiarkannya.

Ide gila itu menggoda bagi Sean. Tapi dia harus menahan diri. Sean tidak bisa melakukan itu pada gadis sepolos Sheilla yang tidak sengaja masuk kedalam dunianya yang kejam. Sean tidak akan melakukannya karena dia tau Sheilla akan hidup dalam bahaya. Menyeret gadis sepolos itu ke dunianya akan menghancurkannya.

Keraguan Sean membuatnya semakin bingung.

Kenapa Sean harus peduli? Dia selalu melakukan apa yang dia inginkan. Mengambil wanita mana pun yang dia inginkan karena tidak ada yang bisa menolaknya, tetapi dengan gadis mungil ini di pelukannya, dia ingin melindungi Sheilla dari kejahatan dunia.

Dengan enggan, ia menjauhkan diri dari ciuman bibir Sheilla dan menatap tatapan penuh nafsunya. Wajahnya yang memerah tampak begitu memikat, membuat Sean susah payah menelan salivanya.

Sheilla menyipitkan matanya, sedikit linglung. Dia menatap benjolan di leher Sean yang bergerak naik turun dan dia menjilat bibirnya.

Dia terlihat sangat seksi.

"Aku terkesan. Sebagai Sugar Baby ku, kamu benar-benar tahu bagaimana melayani tuanmu." Kata-kata Sean membuat Sheilla merasa merinding membasahinya. Rasanya seperti seember air dingin dituangkan ke kepalanya, membangunkannya dari lamunannya.

Matanya terbuka lebar menatap tatapan mengejek Seann. Senyum sombong terukir di wajahnya.

Setelah sadar kembali, dia berdiri tegak dan melepaskan diri dari pelukan Sean, merasa sangat terhina.

'Bagaimana aku bisa kehilangan kendali diriku seperti itu?' Sheilla merasakan perih di dadanya mendengar kata-kata Sean.

Air mata terasa geli di sudut mata Sheilla. Ia merasa dirinya bodoh karena telah mengira Sean menikmati ciuman itu. Dari betapa bergairah Sean saat pria itu mencium bibirnya, Sheilla berpikir bahwa Sean punya perasaan padanya.

Ia bahkan mulai merasa senang jika bos mafia itu jatuh cinta padanya, karena dengan begitu Sean mungkin akan melepaskannya dan menghapus utang sepupunya. Sayangnya, itu hanya angan-angannya. Ia hanya Sugar Baby bagi Sean, tidak lebih.

"Jika kamu puas dengan hadiahnya. Aku akan tidur sekarang." Sheilla mengernyitkan dahinya menatap Sean sebelum akhirnya berbalik untuk pergi.

Melihat kebencian di mata gadis itu, Sean merasakan sensasi aneh di hatinya. Ia meraih tangan Sheilla sebelum gadis itu sempat pergi ke kama.

"Kamu kenapa?."

Sheilla mengangkat alisnya. "Aku tidak mengerti maksud mu. Lepaskan!."

Sheilla mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman Sean, tetapi pria itu tidak melonggarkan cengkeramannya.

Alis Sean berkerut. Dia tidak nyaman dengan cara gadis itu menatapnya. "Apa kamu marah? Kamu kan yang setuju jadi Sugar Baby ku, kenapa kamu bersikap seolah aku memaksamu?"

"Tidak!." Teriak Sheilla, sembari menyeka air mata di sudut matanya dengan tangannya yang lain.

Sheilla juga tidak mengerti saat Sean memiliki benjolan yang menyakitkan yang bersarang di tenggorokannya.

Sulit untuk menelannya. Hatinya juga sakit. 'Mungkin aku akhirnya kehilangannya setelah dijual.'

Melihat gadis itu terus berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, Sean melepaskan tangannya. Matanya menyipit, memperhatikan lingkaran merah kecil di pergelangan tangan gadis itu yang didapatnya dari cengkeramannya yang erat. Dia mengerutkan alisnya karena jengkel.

"Baiklah, mandi dan tidurlah," perintah Sean sembari meninggalkan kamar dan menutup pintu dengan keras.

Sheilla mengusap pergelangan tangannya, berusaha meredakan rasa sakitnya. Bibirnya yang montok mengerucut. 'Haruskah pria kasar ini mencengkeram ku begitu erat?.'

Pada saat yang sama, jantungnya berdebar kencang saat mengingat kembali sesi panas yang baru saja terjadi di antara mereka berdua sebelumnya. Dia merasakan wajahnya memanas dan wajahnya memerah, sampai ke lehernya.

'Ya Tuhan. Itu terlalu... erotis!' Sheilla menutupi wajahnya dengan tangannya, merasakan malu.

Itu ciuman pertamanya yang sesungguhnya!

Meskipun Sean bersikap sangat jahat setelahnya, Sheilla merasa Sean sangat terampil. Pria itu melakukan ciuman dengan sangat ahli, sehingga Sheilla tidak mampu memenuhi tuntutannya yang penuh gairah.

Sheilla menghela napasnya, pergi ke kamar mandi karena dia merasa sedikit panas dan tidak nyaman. Ketika dia melepaskan celana dalamnya, celananya tampak seperti telah direndam dalam seember air.

"Kenapa basah sekali?" Dia mengernyitkan hidungnya dan masuk ke kamar mandi, memilih mandi dengan air dingin.

    ****

Sementara itu, Sean menanggalkan pakaiannya saat memasuki pusat kebugaran pribadinya. Setelah apa yang dilakukannya dengan Sheilla, dia merasa gelisah dan ingin melampiaskan amarahnya.

Ia mulai melakukan latihan untuk menenangkan pikirannya. Ia berlari, berharap Sheilla tidak lagi muncul dalam pikirannya, tetapi tidak ada yang membantunya.

Merasa jengkel, Seab bergerak ke karung tinju dan memukulinya seperti sedang berhadapan dengan musuh.

Dengan setiap pukulan, dia mengerang. Keringat menetes di wajahnya yang cemberut. Sepertinya tidak ada yang bisa menghilangkan rasa rindunya pada Sheilla dari dalam pikirannya.

'Keluar dari pikiranku, Sheilla.' Kata Sheilla dalam hati setiap kali ia meninju karung tinju malang itu.

Sean terus melakukan push-up, push-up, dan bahkan mengangkat beban. Tiba-tiba, ekspresi kecewa Sheilla saat dirinya memanggil gadis itu sugar baby muncul di benaknya.

"Argh!." Erang Sean sembari melempar beban-beban itu. Ini tidak berhasil.

'Mungkin sebaiknya aku memilihnya saja. Mungkin dia akan berhenti menyiksaku dan aku akan kembali menjadi diriku yang asli.'

Akhirnya, dia membuat keputusan. 'Aku akan memilikinya. Sekali saja.'

    Sean meninggalkan ruangan gymnya dan berjalan kembali ke kamarnya, bahkan tidak peduli dengan keringat yang berkilauan di tubuhnya.

Ia membuka pintu dan memasuki ruangan, mendapati lampu mati. Hanya lampu samping tempat tidur yang menyala. Pandangan Sean tertuju pada gadis mungil yang tergeletak di tempat tidurnya, tidur tanpa beban apa pun di dunia.

Sheilla berbaring telentang dengan lengan dan kaki terbuka lebar. Mulutnya terbuka dan dia sedikit mendengkur pelan.

Sean mengangkat alis sebelahnya. Bagaimana dia bisa tidur begitu nyenyak dan ceroboh di ranjang milik seorang pria? Apakah dia pikir pria itu tidak bisa melakukan apa pun padanya?

Sean menyugarkan rambutnya ke belakang. 'Dia benar-benar melebih-lebihkan pengendalian diriku.' Sembari menggelengkan kepala, dia memutuskan untuk mandi air dingin saja. Dia mulai berjalan menuju kamar mandi ketika dia menyadari bahwa Sheilla telah membuka pakaiannya.

Sembari mendecak lidahnya, Sean berjalan menuju tempat tidur dan berjongkok, menutupi pakaian Sheilla yang terbuka. Gerakan tangan Sean berhenti saat pandangannya tertuju pada wajah cantik Sheilla. Dia bisa melihat pori-porinya dari jarak dekat ini.

Wajahnya tampak jelas di bawah lampu. Bulu matanya tebal dan berkedut saat tidur. Matanya menatap bibir merahnya, menelan salivanya saat mengingat bagaimana dirinya telah mengisap bibir manis gadis itu sebelumnya.

"Dia cantik." Sean tidak bisa menyangkal bahwa Sheilla benar-benar sangat cantik. Sambil mendesah dalam hati, Sean menarik selimut untuk menutupi tubuh Sheilla dan kemudian pergi ke kamar mandi.

Sean harus berendam di bawah pancuran selama hampir satu jam agar merasa sedikit lebih baik. Senyum mengejek tersungging di sudut bibirnya.

'Apa yang sedang kulakukan?.' Tanya Sean pada dirinya sendiri.

Sepertinya sejak ia bertemu dengan Sheilla, ia telah melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukannya.

Mengingat bagaimana dirinya mengajak Sheilla makan malam, Sean tersenyum mengejek. 'Makan malam? Apa yang akan kulakukan di acara makan malam?'

    Sean tidak pernah mengajak seseorang makan malam dengan cahaya lilin, jadi dia bertanya-tanya dari mana ide itu tiba-tiba datang ke dalam otaknya?

Bos mafia tidak melakukan hal-hal yang lembut seperti mengajak gadis berkencan dan sebagainya. Sean mengusap rambutnya yang basah dengan tangannya, sementara air membasahi wajahnya. 'Apa yang sedang kupikirkan?'

Setelah selesai mandi, Sean memutuskan untuk mengerjakan sesuatu di ruang kerjanya. Ia telah mencoba mencari tahu keberadaan geng-geng yang diam-diam menyelundupkan narkoba di wilayahnya, meskipun ia telah melarangnya.

Karena Sean juga seorang hacker yang handal, dia berhasil masuk ke sistem pengawasan kota. Dia sedang memeriksa sistem ketika ponselnya tiba-tiba berdering.

Melihat bahwa itu panggilan masuk dari Diego, Sean segera mengangkatnya.

"Bos, orang yang anak buah ku ikuti itu telah melarikan diri dari pengawasan mereka." Kata Diego melapor dan dengan napasnya yang terdengar terengah-engah. "Aku pikir dia benar-benar bekerja untuk Zach. Karena menurut ku mendapat bantuan untuk melarikan diri."

Mendengar itu, kemarahan melonjak dalam diri Sean kemarahan membara di matanya. Dia berpikir tentang bagaimana dirinya membiarkan pria mata-mata itu pergi atas permintaan Sheilla.

"Baiklah. Kau harus selalu waspada."

Setelah memutus panggilan tersebut secara sepihak, Sean mengepalkan tangannya sembari memikirkan bagaimana pria itu pasti telah membocorkan tentang Sheilla kepada saingannya.

Sean menyipitkan matanya, amarah mengalir deras dalam dirinya. Sekarang Sheilla mungkin dalam masalah karena dirinya.

    'Brengsek!.'

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!