NovelToon NovelToon
Tak Disangka Jodoh Terbaik

Tak Disangka Jodoh Terbaik

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Orang Disabilitas / Tamat
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Alvaro Neo Sandler adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.

Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.

tapi pernikahan itu tidak tahan lama karena Alvaro mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kedua orang tuanya meninggal sedangkan ia lumpuh dan di nyatakan mandul.

disaat terpuruk sang istri justru menghina dirinya yang cacat serta mandul, lalu memberi surat perceraian.



Tiara Puspa, gadis cantik dan juga baik hati yang baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.

Ia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh dan Tante yang menumpang hidup padanya. hingga hampir di jual karena akan di jadikan alat pembayar hutang.

ingin tau kisah keduanya ayo mulai mengikuti kisah mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Cadelan Pertama dan Sepatu Satu

Tanpa terasa usia twins sudah 3 tahun, mereka sudah pintar dan banyak kelakuan lucu setiap harinya.

Pagi itu, rumah keluarga Alvaro dipenuhi suara tawa, tangis, dan langkah kaki kecil yang berlarian ke sana ke mari.

Dua sosok mungil berambut ikal tengah heboh di ruang keluarga, Aryasatya dan Arsela, si kembar kesayangan semua orang.

“Aya tatya pake sepatu 'ini, 'ini ajah!” teriak Arya sambil menunjuk sepatu sebelah kiri warna biru bergambar truk. Ia duduk di lantai, kaki kecilnya menendang-nendang udara.

“Ndak mauuu! Itu sepatu Selaaaa!” balas Arsela dengan pipi gembul yang sudah mulai memerah karena kesal. Ia merangkul sepatu kanan, sambil menatap sang kembaran dengan mata berkaca-kaca.

Tiara hanya bisa menggeleng sambil menahan tawa dari dapur. “Ya ampun... anak-anak Mami rebutan sepatu sebelah doang. Lha, yang kiri ama yang kanan malah dipisah. Satu dipake Arya, satu dipake Arsela!”

Alvaro datang sambil mengancingkan bajunya. “Kenapa pagi-pagi udah kaya debat politik ini?” tanyanya heran.

“Mereka... cuma suka satu sisi sepatu masing-masing,” jawab Tiara sambil membawa dua gelas susu.

Arsela berdiri, lalu dengan bangga menunjuk ke sepatunya yang cuma satu. “Sela pinces! Sepatu pinces satu aja cukup!”

Arya pun tak mau kalah. Ia berdiri juga, tangannya meninju udara. “Aya tatya! Supeman cukup satu sepatu ajaaa!”

Alvaro tertawa terpingkal-pingkal. “Lho kok pahlawan dan putri kerajaan hemat sepatu ya? Nanti Papi jadi orang sepatu dong, keliling nyari sepatu pasangannya!”

Beberapa saat kemudian, datanglah seseorang yang selalu dinanti tiap hari, Om Candra,karena gaya konyolnya.

“Waduh! Kenapa ada sepatu nganggur di depan pintu? Siapa nih, sepatu satu doang? Jangan-jangan sepatu ini mau kawin lari!” ujar Candra

Arya dan Arsela sontak berlari ke arah Om Candra. “Ommm Candaaa!” teriak mereka bersamaan, lalu memeluk kaki kanan dan kiri sang om secara bergantian.

“Huhuhu... Om Canda tangkep-tangkep kita! Ada ciluk baaa!” kata Arsela sambil tertawa cekikikan, pipinya mencuat.

Candra langsung jongkok, pura-pura jadi monster. “Waduh... om monster makan anak-anak bersepatu satu!”

“Aaaa, jangan om, Aya belom mi-num susu!” jawab Arya dengan mata membulat takut-takut tapi lucu.

Tiara mengangguk dari belakang. “Minum dulu, baru bisa lari dari monster.”

Arya langsung menyambar gelasnya dan menyeruput susu dengan suara berisik. “Sruuuppp! Aya uda kuat lawan montel!”

Hari itu, mereka semua berkumpul di rumah keluarga kecil bahagia itu. Tak lama kemudian, terdengar suara klakson di depan rumah. Tiara langsung menoleh," itu pasti mama dan papa yang baru pulang" ujar Tiara l

Benar saja, Oma Nara dan Opa Noe masuk membawa kantong besar berisi camilan dan mainan.

“Selaaaa! Ayaaa! Cucu Omaaaa datang nihhh!” seru Oma Nara.

Arsela langsung berlari menyambut sambil menggoyang-goyangkan rambut kuncirnya yang tidak rapi. “Oma! Sela punya boneka! Pinces Selupi, lihat Omaaa!”

Arya tak mau kalah, ia membawa mobil mainan berwarna merah. “Opa! Liat, Aya punya ‘tuk-’tuk!” maksudnya: truk-trukan.

Opa Noe langsung memeluk mereka berdua. “Ya ampun, cucu-cucu kesayangan Opa makin cadel yaa... Tapi pintar dan lucunya nambah tiap minggu.”

Setelah makan siang, mereka duduk di ruang keluarga, Tiara dan mama Nara mengobrol di sofa, sementara Alvaro dan papa Noe membahas rencana taman belakang. Sementara itu, si kembar bermain kartu warna bersama Om Candra.

“Ini warna apa, Sela?” tanya Om Candra sambil menunjukkan kartu warna hijau.

“Ijemm!” jawab Arsela mantap.

“Kalau ini?” Om Canda mengangkat kartu biru.

“Bilel!” Arya ikut menjawab cepat.

“Waduh, cadel tapi cerdas! Kalau ini?” Om Canda memegang kartu merah.

“Melah!” jawab keduanya serentak.

“Bener semua! Waaa, luar biasa. Tapi gimana kalau ini?” Ia mengangkat kartu ungu.

Arsela menatap lama lalu berkata, “Ungu angklembong!”

Candra nyaris tertawa terbahak. “Itu maksudnya ungu anggur, ya?”

Arya menyela. “Ungu kaya celana Omaaa!”

Semua orang di ruangan itu tertawa keras.

Menjelang sore, waktu bermain semakin liar. Arya dan Arsela membuat “kereta api” dari bantal sofa, boneka, dan selimut. Mereka duduk di atas tumpukan bantal sambil teriak-teriak:

“Kereta pinces elen mau jalan!”

“Supeman nyetil! Aya siap ya!”

Om Candra pura-pura jadi penumpang yang telat. “Tungguuuu! Saya mau naik jugaaa!”

“Telattt! Tiketnya udah habisss!” seru Arsela sok galak.

“Om beli pakai biskuit deh!” Om Candra mengangkat satu keping biskuit.

“Bolehhh! Duduk di belakang yaaa,” jawab Arya dengan suara cadel yang bikin gemas.

Ketika jam menunjukkan pukul lima sore, mereka sudah lelah. Arsela tertidur dengan boneka kelincinya di pelukan, mulutnya sedikit terbuka. Arya bersandar di bahu Om Candra, dengan tangan masih menggenggam roda truk mainannya.

Tiara memandangi mereka dari ambang pintu. Senyum merekah di wajahnya.

“Mereka memang bikin rumah ini selalu riuh. Tapi nggak pernah sepi dari tawa,” ucapnya pelan.

Alvaro menambahkan, “Dan semoga tawa ini nggak pernah hilang, sampai mereka besar nanti.”

Candra menimpali sambil membelai kepala Arya. “Tenang. Om Candra siap jadi badut keluarga sampai tua.”

bersambung

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓 𝒋𝒈 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑻𝒂𝒓𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒍𝒎 𝒅𝒑𝒕 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒓𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒖𝒎𝒑𝒖𝒍 𝒍𝒈 𝒅𝒆𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒚𝒈 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒄𝒖𝒓 𝒕𝒖𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒌𝒏 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒅𝒉𝒍 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂 𝒔𝒅𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒉 𝒋𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒆𝒏𝒈 𝒂𝒋𝒂 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝑯 𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝑻𝒐𝒓𝒂 𝑻𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒚𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒑𝒂𝒎𝒊𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒂𝒔𝒍𝒐 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒅𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒊𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒆𝒎𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒏𝒚𝒂 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒎𝒂𝒎𝒊 𝑻𝒊𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒋𝒈 𝒚𝒂 𝒂𝒂𝒎𝒊𝒊𝒏 🤲🤲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒍𝒊𝒅𝒊𝒌𝒊 𝑪𝒂𝒏𝒅𝒓𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝑨𝒍𝒗𝒂𝒓𝒐 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒂𝒔 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝒆𝒍𝒆𝒈𝒂𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒆𝒓𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂 𝒅𝒊𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!