"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
"Kenapa?" tanya Regos dengan nada selembut mungkin.
"Sayang kenapa kamu semalam tidak pulang ke rumah aku sangat kangen dengan kamu" terdengar suara rengekan Rani dari telepon.
"Maaf sayang semalam aku ada urusan mendadak jadi tidak bisa pulang."
"Kok kamu lebih mentingin urusanmu sih daripada aku, emang aku enggak penting ya?" Rani mulai marajuk.
"Kamu penting banget sayang buat aku, kamu tau kan betapa dalam rasa cinta aku buat kamu? palung mariana yang dalam itu aja kalah dengan rasa cintaku " Regos mulai membujuk Rini dengan kata-kata manisnya.
"Bohong, pokoknya sekarang aku kesal sama kamu."
"Maaf ya sayang, kamu mau aku transfer berapa?" tanya Regos, transferan beberapa uang memang ampuh untuk menghilangkan kekesalan Rani dan itu menjadi senjata terakhir Regos dalam meluluhkan Rani.
"Transfer aku satu miliar" ucap Rani dengan nada yang di buat sedikit manja.
"Emang kamu mau buat beli apa dengan uang segitu?"
"Aku mau senang-senang sama beberapa temanku."
"Segitu tidak kurang kan?" tanya Regos.
"Segitu sepertinya sudah cukup nanti kalau misalnya kurang aku minta lagi ke kamu boleh kan? kamu mau transfer langsung kan?"
"Iya nanti kalau kurang kamu langsung bilang saja, baik udah aku transfer ke rekening kamu ."
"Makasih ya sayang aku tambah cinta deh sama kamu" setelah mendengar bahwa Regos sudah mentransfer uang yang dia minta, Riri langsung ceria kembali seperti tidak ada masalah sama sekali.
"Iya aku juga cinta sama kamu, telponnya aku matiin dulu ya have fun ya sayang"
"Iya sayang, tenang aja aku bakal senang-senang sama teman-teman aku" setelah itu Regos mematikan sambungan telepon.
Memang sejak di vonis dokter tidak bisa mengandung dan terus di desak agar cepat memiliki anak membuat tingkah Rani makin hari makin aneh. Mulai dari yang biasanya selalu menyiapkan keperluan Regos sekarang dia malah bodoh amat dengan keadaan Regos. Saat mencari Regos berarti dia sedang membutuhkan uang untuk belanja kalau tidak untuk jalan-jalan dengan teman-temannya yang sosialita itu.
Kembali ke Regos, sesudah menutup sambungan telepon Regos duduk di sofa dan mengotak-atik telponnya kembali sambil menunggu kedatangan Ditya. Dia melihat beberapa saham yang telah di belinya apakah dalam keadaan baik atau tidak, dia juga mengecek beberapa email penting. Beberapa menit kemudian Ditya datang dan masuk ke dalam kamar, terlihat Ditya membawa beberapa paper bag dalam tangannya yang berisi baju Regos.
"Ini tuan semua barang kebutuhan anda" Regos menerimanya dan membawa ke dalam kamar mandi untuk memakainya. Setelah sudah rapi Regos keluar dari kamar mandi dan menghampiri Ditya kembali.
"Apa saja jadwalku hari ini?" Regos langsung bertanya jadwalnya, maklum saja dia itu sangat sibuk sekali akhir-akhir ini.
"Jam sepuluh nanti tuan ada pertemuan dengan beberapa pemegang saham setelah itu di lanjutkan dengan makan bersama lalu jam dua hingga jam empat anda ada rapat dengan divisi keuangan setelah itu anda di undang dalam acara amal yang di hadiri banyak pejabat penting dan jam tujuh malam anda ada pertemuan dengan teman kencan anda" Ditya menjelaskan dengan terperinci.
"Untuk acara amal kamu saja yang menghadiri, aku tidak mau ke sana karena banyak penjilat dan orang yang mencari muka. Dan untuk pertemuan terakhir apakah kamu sudah menghubunginya agar bertemu jam segitu? apakah sudah kamu reservasi tempatnya?"
"Tenang tuan semua sudah saya beritahukan kepadanya anda tinggal datang ke tempat itu."
"Kamu sudah memberitahukan untuk datang tempat waktu?" Regos memang benci dengan keterlambatan karena dia dari kecil sudah di didik untuk disiplin. Ditya menjawab pertanyaan Regos dengan anggukan.