Raisa, gadis malang yang menikah ke dalam keluarga patriarki. Dicintai suami, namun dibenci mertua dan ipar. Mampukah ia bertahan dalam badai rumah tangga yang tak pernah reda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Udin mengamuk,dia melempar semua barang yang ada di rumah atun. Atun sangat histeris melihat perlakuan putra pertama nya itu.
semua orang memandang dengan bingung,sementara risma istri dari udin sendiri masih diam memperhatikan suaminya itu.
"bagaimana ini ...udin ngamuk!... Aduh iwan cepat berikan saja. Kenapa sih kamu ini!"desak sang ibu pada iwan dengan sangat panik.
Iwan masih enggan memberikan bpkb motor nya,pasalnya itu baru saja lunas minggu lalu.
Iwan menatap kembali ke arah sang istri,lagi-lagi raisa hanya menanggapi dengan gelengan kecil.
melihat penolakan demi penolakan,udin semakin murka. Dia berlari ke arah dapur,mengambil sebilah pisau daging. Dia mengarahkan nya pada semua orang yang ada di sana.
"Sudah gila kamu udin!" teriak sari dengan melangkah mundur menjauh.
Udin tidak memperdulikan perkataan sang kakak ,dia terus berjalan ke arah iwan dengan menodong kan pisau daging tersebut.
iwan dan raisa hanya bisa diam mematung ,melihat udin berjalan ke arah mereka,rasa takut menjalar ,tapi raisa tatap kukuh dengan pendirian nya.
"iwan ibu mohon...berikan saja nak,ini demi saudara mu sendiri!" ucap sang ibu mengiba,berharap iwan akan luluh dengan rengekan nya.
Iwan menoleh ke arah sang ibu,menatap tidak tega. Lalu dia menoleh ke arah sang istri,merasa bingung harus menuruti permintaan siapa.
Sementara yang lainnya hanya bisa diam mematung,memperhatikan dengan cemas,tidak ada yang berani ikut campur.
Semua orang tahu tabiat dan sifat udin,kecuali raisa. Karena raisa memang termasuk orang baru di keluarga mereka.
Iwan memandang ke arah sari kakak perama nya,sari menanggapi dengan anggukan kecil,akhir nya dengan berat hati iwan memberikan bpkb motor tersebut kepada udin. Yang dimana keputusan itu membuat raisa terhenyak,matanya melebar ,dia sangat tidak percaya jika sang suami akan mengalah pada kakak nya yang super ajaib itu.
"maafin mas..." lirih nya pelan,dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Sementara itu udin. Dia merasa menang,matanya menatap raisa dengan senyum mengejek .
Raisa mengepalkan kedua tangannya, menahan emosi. Hatinya terasa panas, bergolak seolah mendidih dan siap meledak.
"nah gitu wan,coba dari tadi. Mungkin kakakmu tidak akan marah,dengarkan saudara mu. Karena memang pada dasar nya darah lebih kental dari pada air!" sela atun dengan senyum lebar dan tatapan mengejek ke arah raisa.
Lagi-lagi raisa merasa terpojok,tidak ada yang membela nya.
"Memang darah lebih kental daripada air..." ucap raisa membuka suara,ia menatap satu persatu semua orang yang ada di sana dengan mata yang berkilat marah.
"Tapi jika kau haus,kau akan meminum air bukan darah!" lanjut nya,kali ini pandangannya berhenti tepat di wajah suami nya.
Setelah mengaatakan itu,raisa langsung pergi begitu saja. Meninggalkan suami nya yang masih terdiam mematung,dengan hati dan pikiran yang tidak karuan.
"Biarkan dia pergi, Wan! Jangan ditahan-tahan. Memang keterlaluan istrimu itu, menghalangi suaminya sendiri untuk membantu keluarganya!" omel Atun kesal, matanya masih menatap tajam ke arah Raisa yang berjalan menjauh hingga akhirnya tak lagi terlihat.
Bahkan raisa pulang dengan berjalan kaki.
"Ayok sayang...kita gadaikan bpkp ini,semoga cukup untuk ongkos kita pergi ke merak."ucap udin pada istrinya dengan senyum yang lebar.
Sari dan yang lainnya hanya bisa menggelengkan kepalanya ,merasa heran dengan sikap dan perilaku udin beserta istri nya.
Sementara itu iwan dengan cepat pergi meninggalkan mereka semua,yang saat ini dia pikirkan adalah perasaan raisa,istrinya. Tentang bpkb motor,itu ia bisa pikirkan nanti.
"Astagfirullah...."lirih sari pelan,dengan mata yang berkaca-kaca. Dia merasa gagal menjadi seorang kakak yang paling tua. Dia yakin setelah kejadian ini,seluruh keluarga nya akan menjadi renggang. Apalagi tadi,dia melihat kilatan marah dari mata raisa saat memandang dirinya.
Sementara itu,di kediaman irah. Raisa menangis tersedu di kamar nya. Merasa sangat sakit hati dengan kelakuan suami dan keluarga nya.
Dia merasa kecewa,marah. Kenapa harus selalu dirinya dan suaminya yang di rongrong oleh kakak ipar nya itu.
"Jahat sekali mereka...." gumam nya pelan,dengan suara yang sudah serak. Menahan tangis yang akhirnya pecah kembali setelah beberapa menit lamanya menangis.
Sudah seminggu lama nya raisa mendiamkan iwan,iwan terlihat kalang kabut,pikirannya kacau hingga dia terjatuh sakit. Mau tidak mau raisa harus merawat nya dengan keadaan yang masih marah.
Kedua orang tua raisa merasa heran melihat putrinya menjadi pendiam ,akan tetapi irah selalu mengurungkan niatnya ketika saat ingin bertanya pada putrinya,irah takut jika dirinya di cap terlalu ikut campur oleh menantu nya.
Raisa dengan telaten merawat iwan,dari menyiapkan sarapan sampai menyuapinya makan. Semua raisa lakukan.
"Lihat....siapa yang mengurusmu saat sakit,apa darah atau air?... Tetap air kan!" ucap raisa sedikit menyindir suaminya itu.
Iwan hanya bisa menghela nafas ,dia ingin sekali mengatakan sesuatu,tapi melihat sang istri yang masih marah dia mengurungkan niatnya itu.
Saat raisa sedang telaten menyuapi iwan,ponsel nya berdering keras.pertanda ada seseorang yang menelpon.
"Halo?"ucap seseorang di sebrang sana,membuat raisa sedikit tertegun. Memandang sekilas ke arah suaminya .
"iya teh?"jawab raisa dengan nada yang sedikit bergetar.
"Teteh dengar iwan sakit?"tanya sari di sebrang sana .
"Iya teh." jawab raisa singkat,seolah malas menanggapi pertanyaan kakak ipar nya itu.
mendengar jawaban yang singkat dari ipar nya,sari merasa tak enak hati dan pamit undur diri lalu menutup telponnya secara sepihak.
"Teteh?" tanya iwan pada istrinya. Raisa hanya menanggapi dengan anggukan kecil,tanpa ada niatan untuk menjawab nya. Lagi-lagi iwan menghela nafas panjang.
30 menit berlalu,suara pintu di ketuk dari pintu utama,kebetulan raisa sedang membereskan meja makan ,ia mendengar ketukan pintu itu. Dengan cepat dia melangkah dan membuka pintu ,dia tertegun,ternyata yang datang adalah ipar nya sari.