Duar duar duar
Huhhhhhhhhh
suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.
malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.
"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu
"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun
jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.
akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?
simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha untuk Rujuk
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah kepergian Nyonya Ardiansyah, Bulan langsung menarik lengan ibunya hingga koper yang berisi uang itu jatuh berhamburan.
BRAK
"Uangku..... " Pekik Susan, namun usahanya untuk lepas untuk melepaskan diri dari cengkeraman sang anak gagal. "Bulan, apa yang kau lakukan? lepaskan aku!" imbuhnya bernada kesal
"Ibu yang apa-apaan, kenapa ibu melakukan itu? ibu tau, ibu benar-benar keterlaluan."
Mendengar itu, Susan semakin kesal hingga menghempaskan tangan Bulan dengan sangat kasar, lalu berkacak pinggang. "Apa kau bilang tadi? Ibu keterlaluan. hei anak bodoh, kau itu yang keterlaluan, bagaimana bisa kau hamil padahal rencanamu belum benar-benar berhasil. sekarang lihatlah! kau sendiri yang membuat kariermu hancur. jika bukan karena kecerdikan ku, mana mungkin wanita tua itu datang ke sini, Hum?"
"Ibu.,...... "
Bulan tak bisa berkata-kata lagi, Susan benar-benar membuatnya kehabisan kata-kata. lalu ia memilih memijit pelipisnya sendiri guna menenangkan pikirannya.
Susan langsung mengumpulkan Uangnya yang sempat terhambur, lalu kembali memasukkannya ke dalam koper.
Bulan nampak geleng-geleng kepala melihat sikap sang ibu yang tidak berubah, tetap saja mata duitan seperti dulu.
"Ibu benar-benar keterlaluan," Cibirnya bernada kesal
"Diam kau!" Omel Susan sembari menunjuk Bulan yang terus menekannya. "kau itu tau apa? Lihat semua uang ini, kita bisa hidup kaya dengan semua uang ini!"
"Tapi Bu, apakah ibu tidak curiga dengan kedatangan Ibu Vincent ke sini secara tiba-tiba? tidak mungkin kan kalau dia datang hanya akan memberikan uang ini secara cuma-cuma."
"Hais," Susan berdesis sembari menekan kepalanya sendiri. "Aku ini tidak bodoh, aku tau apa yang aku lakukan. lagi pula, wanita itu tidak mengatakan apapun soal uang ini. dia hanya bilang jika ingin memberikan uang ini pada kita! lalu, di mana letak kesalahan nya?"
"Bu, mana mungkin orang tua Vincent memberikan uang itu begitu saja. mereka pasti sudah merencanakan sesuatu sehingga memberikan seluruh uang ini."
Susan langsung duduk di samping sang Putri, lalu menyentuh bahu Putrinya agar lebih tenang. "Dengar nak! kau terlalu berlebihan. mereka pasti sudah tau tentang kehamilan mu dan bisa saja mereka memberikan uang ini karena itu. kau tau kan jika menantu mereka yang lama tidak bisa memberikan mereka keturunan."
"Tapi Bu...... "
"Cukup!!!"
Bulan sempat kembali ingin protes. namun keburu di potong oleh Susan.
"Ck, kau itu hanya terlalu curiga. sudahlah, kau tenang saja,percayalah pada ibu! kau pasti akan menjadi menantu keluarga Ardiansyah setelah ini!"
Meskipun sempat ragu, Bulan berusaha kuat untuk tetap percaya dengan kata-kata yang baru di katakan oleh sang Ibu.
*******
Di sisi lain, Reyhan masih saja meringis menahan sakit pada beberapa anggota tubuhnya yang terkena pukulan dari Vincent tadi.
"Pria itu sudah gila. dia yang salah, dia juga yang marah. bagaimana bisa Nona Arneta bertahan selama tiga tahun ini. Apakah kita bisa yakin jika pria itu tidak pernah melukainya?"
Gumam seorang pria Sembari membersihkan luka memar pada wajah Reyhan.
Stttttttt
Reyhan Menepis tangan sang asisten, saat luka di wajahnya tak sengaja tertekan sebab ulah sang asisten pribadi.
"kau ini niat tidak mengobati ku, Hum?"
"Eehh maaf Tuan, Saya terlalu terbawa perasaan. habis, saya ikutan gemas lihat tingkah pria tadi yang tiba-tiba memukuli Tuan."
"Sudahlah, kau keluar saja sana! aku ingin sendiri." Usir Reyhan lalu mengibaskan tangannya ke arah pintu
Sepeninggal sang asisten dari ruangan itu, Reyhan nampak mengusap wajahnya beberapa kali dengan sangat kasar. tidak lupa, ia juga menarik nafasnya dalam-dalam beberapa kali guna menetralkan kekesalannya.
"Apa yang di katakan David ada benarnya, Aku tidak bisa membayangkan apa saja yang di lakukan Vincent kepada Arneta selama pernikahan mereka?" Gumam Reyhan sembari menerawang jauh
Kini duduknya pun bersandar pada kepala kursi sembari menatap langit-langit ruang kerjanya. entah apa yang pria itu pikirkan? Yang jelas, Reyhan merasa ia harus bertanggung jawab pada Arneta setelah ini.
Di lain sisi, Vincent terhempas keluar dari kantor pengacara itu.
Hingga membuatnya terpaksa pergi dengan tangan kosong.
Bug
"Sial." Umpatnya setelah memukul kemudi beberapa kali guna pelampiasan kekesalan nya.
Setelah itu, Ingatannya langsung tertuju pada Arneta yang harus segera ia temui. "Aku harus segera menemui Arneta. aku yakin jika aku bisa menyakinkan nya lagi seperti dulu!"
Tanpa menunggu lama, Vincent bergegas menyalakan mobilnya dan segera pergi dari tempat itu.
*******
Di lain tempat, Arneta tengah serius bicara empat mata dengan seseorang yang tiba-tiba datang ke buktinya sore itu.
"Bagaimana? apa kau mau menerima tawaran ibu tadi?"
Deg
Arneta tertegun sesaat sebelum menjawab pertanyaan dari mantan ibu mertuanya itu. wanita yang ia harapkan akan membelanya, kini nyatanya datang untuk memberinya beberapa pilihan dan tidak ada satupun dari pilihan itu yang menguntungkannya.
"Bagaimana bisa ibu melakukan ini padaku. aku kira, ibu akan membela ku pada kasus ini! ibu tau benar jika putra ibu itu sudah mengkhianati ku, Bu."
"Ya aku tau. tapi terlepas dari itu, kau tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Vincent dalam masalah ini. kau pun juga salah dalam kasus ini karena kau tidak kunjung memberinya keturunan Netta."
Sebenernya Nyonya Ardiansyah terpaksa melakukan ini, agar Arneta mengurungkan niatnya untuk bercerai. ia tau jika apa yang ia lakukan saat ini pasti akan sangat melukai hati Arneta, tapi dia tidak punya pilihan lain selain itu.
Putranya memang salah, Tapi dia tidak bisa kehilangan menantu sebaik Arneta. maka dari itu, Ia bertekad akan mempertahankan pernikahan anaknya bagaimana pun caranya.
"Bu, bagaimana bisa ibu bicara seperti itu? aku pun tidak berdaya jika Tuhan belum berkehendak memberikan kami keturunan. kenapa justru sekarang ibu menyalahkan ku, Bu?"
"Maka dari itu ibu memberimu solusi itu, Netta."
"Solusi apa? solusi dengan menerima Bayi itu menjadi anakku, begitu maksud ibu? lalu, bagaimana dengan Ibunya? apa ibu juga akan memintaku menerimanya jadi istri kedua mas Vincent, begitu?"
"Tentu saja tidak. tapi apa salahnya kau menerima bayi itu untuk menjadi anakmu? dia tidak berdosa Netta. kalian bisa merawatnya seperti anak kandung kalian sendiri. kalian tidak harus berpisah! menyangkut Bulan, itu urusan ibu! Ibu yang akan membereskan nya."
Deg
Arneta benar-benar terkejut hingga dadanya nampak bergemuruh.
"Kenapa ibu jadi egois seperti ini? apa ibu tidak bisa merasakan rasa sakitnya jadi aku, Bu."
Setelah mengatakan itu, Arneta tak kuasa menahan tangisnya hingga dadanya pun nampak naik turun.
Sedangkan Nyonya Ardiansyah kini berupaya menenangkannya dengan menarik tangan Arneta dalam genggamannya.
"Sayang, dengarkan ibu! setelah ini, ibu pastikan jika wanita murahan itu tidak akan berani mengusik hidup kalian bertiga. kau, Vincent dan anak itu akan hidup bahagia jika kau mau menarik gugatan cerai itu, ibu pastikan itu!" Ucap Nyonya Ardiansyah menyakinkan
Mendengar itu, Arneta reflek menarik tantangan lalu berkata,
"TIDAK BU!!!" Tolak Arneta tegas
Deg
Nyonya Ardiansyah terkejut, hingga tidak bisa berkata-kata melihat sikap tegas Arneta.
Entah apa yang di pikirkan Nyonya Ardiansyah saat ini?
Bagaimana bisa ia memaksa Arneta menerima anak yang di kandung Bulan sebagai anaknya dan membesarkannya bersama Vincent.