Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Pertempuran di Tengah Malam
Langit malam masih diselimuti kabut tipis yang membawa hawa beracun. Hutan itu tetap sunyi, tetapi aura bahaya terus mengintai di setiap sudutnya.
Di sebuah tempat tersembunyi, Xiao Tian membuka matanya perlahan, tatapannya tajam menembus kegelapan. Ia membalikkan badan dan menatap Yan Mei yang masih tertidur dengan napas teratur.
Tanpa suara, ia bergerak dan menepuk bahu Yan Mei.
"Bangun."
Yan Mei membuka matanya perlahan, masih sedikit mengantuk. Ia mengerjapkan mata, melihat Xiao Tian berdiri di depannya.
"Sudah saatnya kita pergi," ujar Xiao Tian sambil meraih jubahnya yang tadi ia berikan ke Yan Mei dan kembali mengenakannya.
Yan Mei duduk dan mengusap matanya sebelum mengangguk. Ia berdiri dan mengikuti Xiao Tian yang sudah melangkah lebih dulu.
Pertempuran di Tengah Hutan
Di tempat lain di dalam hutan, pertarungan besar sedang terjadi.
Dua kelompok bertarung sengit di tengah malam—di satu sisi, beberapa sekte besar yang menjunjung ajaran Taoisme dan Budha, di sisi lain, salah satu sekte jahat yang kejam, dipimpin oleh tuan muda mereka, Mo Tianhao.
Mo Tianhao adalah pria bertubuh tinggi dengan mata yang tajam dan penuh kesombongan. Rambut hitam panjangnya berkibar di belakangnya, pakaiannya berwarna merah gelap dengan corak hitam seperti api neraka yang menyala.
Tangannya memegang pedang hitam yang berkilau dengan aura kematian, dan setiap tebasannya menciptakan ledakan energi hitam yang memusnahkan pohon-pohon di sekitar.
Di hadapannya, seorang gadis berambut biru keperakan bertarung dengan tekad yang kuat—Lan Ruo.
Dengan pedang es raksasa di tangannya, ia bergerak dengan kecepatan luar biasa, setiap tebasannya meninggalkan jejak es di udara.
"Mo Tianhao! Jangan kira sekte iblismu bisa melakukan apa pun yang kau mau!" seru Lan Ruo sambil mengayunkan pedangnya.
"Hah! Gadis bodoh, kau pikir kau bisa menghentikanku?" jawab Mo Tianhao dengan senyum penuh ejekan.
Tiba-tiba, Mo Tianhao menancapkan pedangnya ke tanah. Gelombang energi hitam menyebar seperti tsunami, menyerang semua orang di hadapannya.
Para murid sekte Taoisme dan Budha mundur beberapa langkah, mencoba bertahan. Namun, Lan Ruo tetap maju, membentuk perisai es di depannya untuk menahan serangan itu.
Di tengah pertarungan itu, seorang pemuda dari sekte Tao yang ikut bertarung, Lan Ruo, mencoba melompat ke udara untuk menyerang Mo Tianhao dari atas.
Tetapi Mo Tianhao menyeringai jahat dan meluncurkan pedangnya ke arah Lan Ruo!
Pedang itu melesat seperti kilat, mengarah tepat ke jantung Lan Ruo.
Namun, sebelum pedang itu bisa mengenainya, sesosok bayangan hitam muncul dalam sekejap!
CLANG!
Suara logam beradu bergema di udara.
Pedang itu berhasil dipukul mundur oleh sebuah tongkat iblis yang mengandung energi gelap yang menakutkan!
Semua orang membelalakkan mata.
Sosok yang muncul itu adalah Li Heng.
Matanya yang tajam menatap Mo Tianhao dengan penuh kebencian. Aura iblis yang menyelimutinya semakin kuat, memberi tekanan besar kepada semua orang yang ada di sana.
Mo Tianhao menyipitkan matanya, lalu menyeringai. "Oh? Jadi ini adalah Li Heng, tuan muda sekte iblis lainnya? Kenapa kau ikut campur?"
Li Heng tidak menjawab, tetapi tatapan dinginnya cukup untuk membuat suasana semakin mencekam.
Lan Ruo yang berada di sisi lain juga menatap Li Heng dengan ekspresi yang rumit.
Dulu, mereka pernah mengalami hidup dan mati bersama. Namun, setelah sekian lama, sekarang mereka berdiri di sisi yang berbeda.
Mo Tianhao tersenyum sinis. "Apa kau ingin melindungi mereka, Li Heng? Jangan bilang kau masih berpihak pada sekte Tao."
Li Heng tetap diam.
Namun, dalam sekejap, ia menghilang dari tempatnya dan muncul tepat di depan Mo Tianhao dengan serangan tongkat iblis yang ganas!
SWOOSH!
Mo Tianhao terkejut dan segera mengangkat pedangnya untuk menangkis!
BOOOM!
Ledakan energi terjadi di antara mereka, menyebabkan tanah retak dan pepohonan tumbang!
Mo Tianhao terhuyung mundur, merasakan rasa sakit yang luar biasa dari serangan Li Heng. Dengan marah, ia berteriak, "Kau akan menyesal atas serangan ini! Aku akan membalasnya nanti!"
Dengan cepat, Mo Tianhao menghilang ke dalam bayangan malam, meninggalkan arena pertempuran.
Li Heng berdiri tegak, tatapan tajamnya mengikuti kepergian Mo Tianhao. Tanpa sepatah kata pun, ia menarik kembali tongkat iblisnya dan berbalik, menghilang ke dalam kegelapan.
Lan Ruo yang menyaksikan semua itu merasa kebingungan dan gelisah. Tanpa berpikir panjang, ia berlari mengejar Li Heng, langkahnya cepat dan penuh tekad.
"Li Heng!" serunya, namun hanya gema yang terdengar, karena Li Heng sudah terlalu jauh.
Para murid sekte Tao dan Budha saling bertukar pandang, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Seseorang dari mereka bergumam dengan nada bingung, "Itu dia?"
Sementara itu, dari atas sebuah tebing, Xiao Tian dan Yan Mei menyaksikan semua ini dari kejauhan.
Xiao Tian menyipitkan matanya, ekspresinya penuh ketertarikan.
"Jadi, begini rupanya perkembangan Li Heng selama ini..." gumamnya.
Yan Mei yang berdiri di sampingnya meliriknya dengan bingung. "Apa kau mengenalnya?"
Xiao Tian tersenyum kecil. "Mungkin lebih dari yang dia kira."
Ia tidak turun tangan sekarang.
Namun, minatnya terhadap Li Heng semakin bertambah.
Ia merasa bahwa pertemuan mereka berikutnya akan menjadi sesuatu yang lebih menarik…