Izinkan Aku Bahagia!

Cia duduk di bangkunya,ia mengeluarkan buku pelajarannya.Pagi ini ia merasakan keanehan di dalam kelasnya,semua temannya memandang dan tersenyum pada dirinya.Jika oranglain akan merasa senang tapi tidak dengan Cia,ia merasa risih karena biasanya teman-teman sekelasnya akan cuek pada dirinya dan itu membuat Cia terbiasa dan nyaman.

Tapi justru sekarang Lusi lah yang berubah,Cia merasa Lusi seperti menghindarinya.

"Lusi " Cia mulai menyapa Lusi yang sepertinya enggan melihat dirinya.

"Iya?"

" Apa selama aku tidak sekolah,terjadi sesuatu? Aku merasa orang-orang menjadi aneh "

Namun sialnya Lusi hanya menggeleng tanpa mau menjawab dan bahkan tidak ingin menatap wajahnya. "Apa aku punya salah? Kenapa kamu jadi aneh sama aku ?"

Lagi-lagi hanya gelengan kepala yang Cia dapat.Cia menghela nafasnya perlahan,percuma ia memaksa pun pasti Lusi akan tetap diam,biarlah istirahat nanti Cia akan kembali mengajaknya bicara.

Bel istirahat sudah berbunyi,Cia membereskan buku nya.Ia berencana akan mengajak Lusi ke kantin untuk membeli makanan yang selama ini ia inginkan.Namun tiba-tiba beberapa teman di kelasnya langsung mengerubunginya membuat Cia terkejut dan ketakutan.Refleks Cia langsung menunduk,tangannya meremas kuat tali tasnya.

"Galencia " Panggilan ketua kelasnya sama sekali tidak membuat Cia mengangkat wajahnya.

"Galencia,gak usah takut.Kita disini mau minta maaf "

Cia mengangkat kepalanya, mengerjapkan kedua matanya terlihat begitu lucu dan menggemaskan,membuat teman-temannya tersenyum dan ikut gemas.

"Ya ampun Galencia lo lucu banget sih,gak nyangka ternyata lo tuh cantik dan imut banget "

Cia menatap semua orang yang mengelilinginya.

"Gak usah takut,kita di sini cuma mau minta maaf.Maaf selama ini kita jauhi lo,kita cuma diem saat Aqila dan gengnya ngebully lo " Sang ketua kelas kembali menjelaskannya karena melihat wajah kebingungan dari Cia.

"Iya,Gal sorry ya.Bukan kita gak mau bantu tapi lo tau sendiri kan Aqila kaya gimana? Kita pasti bakal ikut di bully kalau bantu in lo "

Cia menghela nafasnya,ternyata harus merasakan sakit dan terluka dulu agar ia di anggap ada.Agar ia bisa terlihat orang lain. "Iya gak apa-apa ko,ini bukan salah kalian jadi gak usah minta maaf.Aku juga gak mau gara-gara kalian bantu aku,kalian jadi dapat masalah."

"Beneran nih kamu maafin kita?"

Cia mengangguk dan tersenyum,toh semuanya sudah terjadi.Kata papa dan kedua abangnya pun semua sudah berakhir,jadi percuma kan mereka minta maaf juga.

"Thank ya ,lo emang baik banget.Mulai sekarang kita gak akan diem lagi kalau liat ada yang di bully apalagi lo "

"Sama-sama,makasih juga kalian sudah peduli"

"Kalau ada apa-apa lo bisa kasih tau gue " Brandon sang ketua kelas kembali memberikan perhatiannya,namun sayang Cia terlihat cuek.

"Iya sama kita juga " Cia hanya tersenyum samar tanpa menanggapi,toh sejak dulu mereka tidak terlalu dekat.Cia tidak akan berubah ia akan tetap menjadi Cia yang tertutup.Hanya Lusi lah temannya,hanya pada keluarganya lah ia akan bercerita.

"Oh iya,lo kenapa gak bilang kalo lo anak yang punya yayasan.Kalo lo bilang,lo pasti gak akan kena bully Aqila dan geng.Lagian lo anak yang punya yayasan kenapa harus pake beasiswa sih Gal?"

"Panggil Cia saja,aku terbiasa di panggil Cia "

"Oh iya sorry,gue setuju biar keliatan lebih akrab ya "

Cia hanya tersenyum samar "Maaf tadi maksud kamu gimana?"

"Oh iya,itu kenapa lo gak bilang siapa lo sebenarnya.Kenapa harus nunggu lo di bully Aqila dulu baru lo buka jati diri lo?"

Cia mengerutkan keningnya,ia tidak mengerti maksud teman-temannya.Ia jadi penasaran sebenarnya apa yang terjadi saat ia tidak masuk sekolah.

"Gue gak nyangka ternyata lo sultan Ci"

Sebelum semuanya semakin membingungkan,Cia lebih memilih untuk bungkam dan memutuskan untuk pergi ke perpustakaan karena nafsu makannya seketika hilang akibat kejadian barusan.

Waktu bergulir dengan cepat,bel pulang sudah berbunyi sejak tadi.Cia membereskan buku-bukunya,ia terlambat keluar kelas karena ia harus mencatat dulu materi yang tertinggal.Lusi masih mendiaminya,ia sekarang tau kenapa lusi mendiaminya.Ia pasti kecewa dan merasa telah di bohongi oleh Cia,setelah Cia tau semuanya ia janji akan menjelaskannya juga pada Lusi agar Lusi tidak menjauhinya lagi.

Cia berlari ke parkiran,dari jauh ia bisa melihat mobil sang kaka sudah terparkir.Arga pun terlihat berdiri di atas kap mobil membuat Cia tersenyum dan semakin semangat namun tiba-tiba langkahnya memelan saat melihat sang kaka tidak hanya sendiri,ada lagi seorang laki-laki yang terlihat baru saja dari warung depan sekolah.

"Abang " Cia menghampiri Arga,sontak Arga langsung turun dari kap mobilnya dan langsung menarik Cia kedalam pelukannya tak lupa ciuman singkat di puncak kepala Cia "Maaf Cia telat "

"Emangnya adek ngapain dulu ?"

Cia mendongkak,Arga begitu tinggi sedangkan Cia terlihat mungil dengan tinggi yang hanya sebatas dada Arga."Aku nulis dulu materi yang kemarin tertinggal,maaf abang nunggu lama "

"Gak apa-apa ko,yuk pulang "

"Ekhm " Deheman seseorang langsung membuat keduanya mengalihkan pandangan.

"Oh iya lupa,kenalin ini temen abang namanya Ridho.Dho kanalin adek gue "

"Kenalin gue Ridho sahabatnya Arga " Cia mengangguk kemudian menunduk,ia tidak terbiasa berhadapan dengan laki-laki lain.

"Aku Galencia ka,suka di panggil Cia "

"Ok.Lo cantik dan imut banget Cia.Pantesan Arga tiap hari cerita terus tentang lo,sampe bosen gue dengernya.Tapi gue juga penasaran banget,soalnya baru kali ini tuh si anti cewe exited banget cerita tentang lo.Asal lo tau Ci,abang lo itu juteknya minta ampun kalo sama cewe baru Lo cewe yang suka di ceritain "

Cia terkejut mendengarnya,apakah benar yang ia dengar? Antara bahagia dan teharu ternyata dirinya begitu di anggap special oleh sang kaka tiri.

"Banyak bacot lo,dah ah gak usah di denger.Masuk dek,kita pulang " Arga langsung membukakan pintu depan mobilnya.

"Terus ka Ridho duduk dimana ?" Tanya Cia bingung,mobil Arga hanya untuk dua orang terus Ridho harus duduk dimana?.

"Biarin aja,si Ridho bawa mobil sendiri "

"Hah,maksudnya ka Ridho ikut jemput Cia bawa mobil sendiri?"

"Iya,kita mau ngerjain tugas di rumah abang ya jadi sekalian si Ridho ikut jemput kamu dulu"

"Oh " Cia duduk dengan tenang ia melihat pemandangannya yang terlihat jelas sepanjang perjalanan.Semua masih terasa mimpi,sampai sekarang Cia masih menerka-nerka apakah ini nyata atau tidak.

Cia tidak pernah menyangka ada di posisi sekarang,posisi dimana dulu ia hanya bisa melihat teman-temannya naik mobil dan di antar jemput supir atau orangtuanya.Sedangkan Cia hanya berjalan kaki yang terkadang sering kepanasan atau kehujanan.

...^^^🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁^^^...