Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
Malam ini adalah malam yang indah untuk Kinanti dan juga Gio, karena akhirnya Kinanti menerima lamaran dari Gio. Tentu saja Gio tak akan menunda lama, dia akan mempercepat pernikahan mereka. Gio takut kalau Kinanti akan berubah pikiran.
"Sayang, kita menikah minggu depan ya? Aku sudah tak sabar untuk menjadikan kamu sebagai istriku," ucap Gio sambil merangkul tubuh Kinanti. Kinanti terlihat canggung, karena merasa malu bermesraan di depan Erland dan juga anaknya. Berbeda halnya dengan Gio yang justru tak tahu malu.
"Jangan seperti ini, aku risih! Ada Erland dan juga kembar," bisik Kinanti penuh penekanan dia juga memberikan cubitan di perut Gio dan Gio justru terkekeh. Dirinya semakin gemas saja dengan calon istrinya.
Hari ini Gio dan Kinanti akan pergi ke Mall untuk membeli semua persiapan pernikahan mereka. Mereka juga akan memesan kebaya dan juga jas untuk mereka kenakan di pernikahan mereka. Karena Gio tak sabar, mereka akan melakukan akad nikah terlebih dahulu. Yang terpenting mereka sah dulu menjadi pasangan suami istri Setelah tiga bulan barulah mereka akan merayakan pesta pernikahan secara besar-besaran.
"Bunga dan Satria sama nenek dan kakek dulu ya! Ayah sama Bunda mau mempersiapkan pernikahan dulu." Gio memberi pengertian kepada sang anak. Mereka memang anak yang pengertian. Tentu saja dia akan mendukung rencana orang tuanya Terlebih inilah yang mereka inginkan.
Kinanti dan Gio sudah dalam perjalanan. Gio sengaja memilih menyetir mobil sendiri. Agar mata Erland tak tercemari dengan kemesraan mereka. Karena Gio akan selalu menunjukkan rasa cintanya kepada Kinanti.
"Kok, dari tadi diam terus. Kamu enggak suka ya nikah sama aku?" tanya Gio membuka pembicaraan, dia sesekali melirik ke arah Kinanti yang lebih memilih menatap jalanan.
"Em, enggak tahu juga. Aku pun tak tahu perasaan aku sendiri. Sepertinya aku masih butuh waktu untuk menyakinkan hati aku," sahut Kinanti yang kini menatap ke arah Gio.
Gio hanya bisa menghela napas panjang. Dia yakin pasti acara malam pertama akan di tunda. Melihat Kinanti yang belum menerima dirinya seutuhnya. Sepertinya Gio masih harus terus bersabar.
"Iya aku ngerti. Luka yang aku goreskan kepada kamu terlalu dalam, maaf ya! Aku janji sama kamu, aku akan membuktikan sama kamu kalau aku benar-benar mencintai kamu," ucap Gio dan Kinanti menganggukkan kepalanya.
Tujuan mereka pertama yaitu mendatangi butik sahabatnya Gio waktu kuliah dulu. Gio sudah membuat janji dengan Chaterine. Gio meminta tolong kepada Catherine untuk membuka kebaya modern untuk Kinanti dan juga jas untuknya. Mereka kini baru sampai di tempat Catherine. Chaterine langsung menyambut mereka dengan baik.
"Wah, Gi. Akhirnya, lo menikah juga. Gue turut bahagia mendengarnya, gue kira lo akan jadi bujang lapuk selamanya," ujar Chaterine.
"Sia*lan lo! Gue 'kan juga ingin merasakan surga dunia. Benar 'kan sayang?" sahut Gio membuat wajah Kinanti memerah.
Designer butik milik Chaterine mulai mengukur dan membuat sketsa kebaya untuk Kinanti. Gio meminta agar kebaya untuk Kinanti tidak terlalu seksi, dengan posesifnya dia tak ingin aset milik istrinya di nikmati laki-laki lain.
"Gi, bukannya dulu lo mau menikah sama si Claudia? Gue dengar lo sudah sempat tunangan 'kan sama dia?" tanya Chaterine.
Kini mereka sedang duduk berdua, Gio sedang menunggu giliran dia yang di ukur.
"Enggak jadi. Gue nolak untuk berhubungan sama dia. Untungnya Claudia mengerti, dia juga lebih memilih kariernya. Dia sekarang 'kan tinggal di Los Angeles. Sudah lama juga gue enggak dengar beritanya," jelas Gio.
"Oh, gitu. Memang sih gue lihat, kalau untuk dijadikan istri calon istri lo lebih baik. Kalem kayanya ya? Enggak pecicilan seperti lo, kalau sudah dekat sama orang. Memang sih, orang kalau belum kenal lo pasti bilang lo itu kaku, dingin, pokoknya nyebelin banget. By the way, lo kenal dimana sama cewek itu?" tanya Chaterine menyelidik.
Obrolan mereka harus terhenti karena kini giliran Gio yang akan di ukur untuk membuat jas dan Kinanti yang duduk di sebelah Chaterine. Mereka saling berkenalan. Kinanti tipe wanita yang ramah dan lembut.
"Chat, gue minta tolong sama lo ya! Tolong selesaikan pesanan gue selama tiga hari, karena gue nikah minggu depan. Biar nanti kalau tak sesuai bisa di rubah, saat kita fitting baju," ujar Gio.
"Ok, siap. Akan gue coba usahakan sama Risma. Nanti gue kabarin ya secepatnya. Gue do'ain semoga semuanya lancar sampai hari H," ucap Chaterine dan diaminkan oleh kedua pasangan calon pengantin.
Kini mereka menuju sebuah Mall yang berada di daerah Jakarta Barat. Gio tampak menggandeng tangan Kinanti dengan mesra. Sebenarnya Kinanti sempat menolak, tetapi Gio memaksa. Hingga akhirnya Kinanti mengalah.
"Tak perlu tegang, rileks!" bisik Gio. Dia tahu kalau Kinanti terlihat grogi, tangannya terasa dingin dan wajahnya terlihat tegang.
"Begini memang rasanya di gandeng pria tampan. Kamu harus bersyukur punya suami tampan dan mempesona. Diluar sana banyak yang wanita yang menginginkan aku," goda Gio membuat Kinanti memutar bola matanya. Membuat Gio tertawa senang.
Gio langsung merangkul tubuh Kinanti. Mereka tampak serasi, terlebih postur tubuh Gio lebih tinggi dari Kinanti. Dengan beraninya Gio mengecup pucuk kepalanya Kinanti. Membuat Kinanti mencubit kembali perutnya.
Kini mereka sudah berada di toko perhiasan. Gio membelikan satu set berlian untuk Kinanti. Dia terlihat memilih cincin pernikahan mereka. Gio dan Kinanti bersyukur karena akhirnya berada di fase ini. Sebentar lagi mereka resmi menjadi pasangan suami istri.
Setelah selesai, Gio mengajak Kinanti untuk membeli barang-barang untuk seserahan. Gio membelikan seperangkat alat sholat, paket kosmetik, tas, dompet, sepatu, perlengkapan mandi, dua buah dress, dan juga dua buah pakaian tidur.
Kini mereka berada di outlet yang menjual pakaian dalam dan gaun tidur. Wajah Kinanti terlihat memerah, karena Gio ikut memilihkan pakaian dalam dan juga bra untuknya. Dia juga membeli tiga buah lingerie untuk Kinanti.
"Tak usah malu, kita ini sebentar lagi akan menikah. Sudah sewajarnya aku mengetahui kamu sampai dalamnya, bukan hanya merasakannya saja," ucap Gio dan Kinanti hanya bisa diam. Malas berdebat dengan seorang pemimpin perusahaan yang pastinya sangat pintar bicara.
Hari ini adalah hari yang sangat mereka nanti, Kinanti sudah terlihat cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Penantiannya selama bertahun-tahun kini terwujud. Dia akan menikah dengan laki-laki yang merenggut Kehormatannya. Perasaan bahagia pun dirasakan oleh kembar, karena akhirnya dia bisa menyatukan kedua orang tuanya dalam ikatan pernikahan. Mereka tak akan lagi di bully, di anggap anak haram yang tak memiliki ayah.
Kedua orang tua Gio pun terlihat bahagia, karena akhirnya anak semata wayang mereka pada hari ini akan menikah. Bukan itu saja, Gio sudah memberikan dua orang cucu untuk mereka. Kembar pun tumbuh menjadi anak yang pintar dan menyenangkan hati Ayah, Bunda, Nenek dan juga kakeknya.
Mampir juga yuk ke karya author lainnya