NovelToon NovelToon
Transmigrasi Negeri Duyung

Transmigrasi Negeri Duyung

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Romansa Fantasi / Time Travel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.

gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan monster-monster

Selang berhari-hari melakukan perjalanan, kali ini weskail dan juga 5 monster mengerikan sudah berada di area yang mendekati istana alexa. Mereka berhenti dengan jarak 1 km memandangi istana megah yang membentang di sana. mereka juga melihat perisai biru menyelimuti di seluruh istana tersebut, sehingga mereka harus menghancurkannya terlebih dulu agar bisa masuk ke dalam.

"Kalian, segera memasang formasi yang sudah kuberikan. Ayo..."

"Hraaaaaaaaa!!!"

Mereka pun terbang dan berhenti di setiap titik mengelilingi istana tersebut. lalu, semua seketika membacakan mantra untuk mengeluarkan sihir mereka masing-masing. dan badan mereka berubah menjadi hitam legam ketika berubah mode monster kuat. satu persatu sudah mulai mengeluarkan kekuatannya untuk menghancurkan perisai biru itu, weskail hanya memperhatikan sebab dirinya harus menjaga tenaganya untuk berhadapan gadis beraura biru itu.

Di dalam istana, terlihat Debbara sedang menemani Xaviera berlatih. mereka masih santai menikmati waktu duel bersama. namun seketika mereka menghentikan aktivitas ketika istana tersebut bergetar hebat, dan Xaviera terkejut ada sihir hitam saat melihat ke arah atas yang hendak berusaha menghancurkan perisai itu.

"Ada apa ini? kenapa istanaku bergetar?"

"Debbara lihat itu, sepertinya ada yang berusaha menyerang istana ini." ucap Xaviera menunjuk ke atas memberitahukan Debbara apa yang terjadi. dan terlihat tuan putri itu pun terkejut melihat sihir hitam yang masih berusaha menerobos perisainya.

"Apa itu? mengapa banyak sekali?"

Xaviera pun terdiam sejenak, lalu ia membuka matanya dengan lebar, bola matanya pun berubah menjadi biru dan seketika ia melihat ada sesuatu yang terjadi diluar sana. bak mata bisa tembus pandang, ia bisa melihat dengan jelas siapa dan berapa orang musuh yang ada di sana. iapun terkejut setelah mengetahui ada 5 monster berbadan besar yang menyerang istana ini. ia pun menonaktifkan mata birunya lalu menoleh pada Debbara dengan wajah khawatir.

"Di luar sana ada banyak monster yang menyerang, sebaiknya kamu masuk ke dalam istana segera Debbara. aku yakin pasti monster itu adalah suruhan John yang ingin melenyapkanmu. cepat, biar kutangani mereka."

Debbara terdiam ketika mendengar perkataan Xaviera yang tegas padanya. ia selalu bersembunyi di balik tubuh orang lain dan hanya terdiam melihat orang lain bertarung untuknya. ia tidak ingin melakukan hal itu lagi, kali ini ia harus berusaha untuk mengalahkan orang-orang yang hendak menyerangnya. ia melihat kembali, Xaviera sudah mulai bergerak maju ke depan. namun langkahnya terhenti ketika dirinya merasakan ada tangan yang menempel di bahunya. ia pun membalikkan badannya dan melihat Debbara masih di belakangnya belum masuk ke dalam istana sebab pertahanan istana lebih kuat dibandingkan luar istananya.

"Mengapa kamu masih ada di sini? cepat masuk Debbara... di sini berbahaya untukmu."

"Apa aku harus membiarkanmu bertarung seorang diri melawan banyak monster itu? ingat Xaviera, kita sudah berjanji untuk selalu bersama. lagipula aku tidak ingin selalu di belakang bak orang yang sedang menonton pertunjukan. aku ingin melawan mereka dengan kekuatanku sendiri."

Xaviera terheran mengapa Debbara mengatakan hal itu, lalu  Debbara kembali memegangi Xaviera dengan lembut. "Xaviera, aku tidak ingin kehilanganmu hanya karena melindungiku. kita teman bukan? teman harus selalu bersama. dan kita berdua sudah berlatih keras bersama. berarti, aku harus ikut denganmu. kau tidak bisa melarangku Xaviera, akku mengatakan ini sebagai temanmu dan juga tuanmu, kau mengerti?"

Xaviera terdiam ketika mendengar perdebatan panjang Debbara, lalu wajahnya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, "Kau keras kepala sekali, baiklah... ayo kita kalahkan mereka."

"Ayo!" balas Debbara dengan penuh semangat.

Tak lama kemudian, perisai biru itu mulai ada peretakan sebab memang tidak terlalu kuat karena berwarna biru cerah. sementara yang menyelimuti inti istana berwarna biru kegelapan sehingga sulit ditembus oleh kekuatan besar manapun. dan terlihat perisai itu mulai hancur, Xaviera maupun Debbara sudah berada di posisi masing-masing bersiap untuk melawan mereka. dan benar saja, setelah perisai hancur kelima monster itu mulai masuk ke dalam area istana. rupanya sangat menyeramkan dengan tubuh besar, hitam dan berbulu lebat.

Ketika melihat Xaviera dan Debbara sudah ada dihadapan mereka, mereka menggeram kuat bertanda sudah berhasil menemukan mereka. Weskail masih memastikan pertarungan dari belakang dan tidak bersama kelima monster itu. ia melihat raut wajah gadis kesatria biru itu tidak ada ketakutan sama sekali yang diperlihatkan. ia akan menyerangnya, ketika Xaviera sudah kelelahan berat dan akan mengambil permata birunya itu untuk ia hancurkan. Debbara menelan salivanya karena sedikit ketakutan melihat monster yang menyeramkan itu. ketika memandangi Xaviera yang memandang tak takut pada mereka, ia pun kembali pada keteguhannya dan memandangi mereka dengan raut wajah yang sama.

"Hraaaaa! aku akan membawamu gadis kecil dan akan merobek tubuhmu. dan tulang-tulangmu akan menjadi santapan kami, HRaaaa!"

Xaviera tersenyum menyeringai ketika salah satu monster itu berniat membawanya pergi dan menghabisinya, "Kalian tidak akan mampu melawanku, coba saja... siapa yang akan mati, kalian atau aku." perkataannya itu berhasil membuat monster itu terpancing dan mulai mendekati pot besar lalu melemparnya ke arah mereka. Monster itu mulai menyerang mereka dengan pot besar yang dilemparnya. Xaviera melihat arah pot itu terlempar ternyata mengarah pada Debbara. seketika ia pun mengeluarkan pedangnya dan dengan cepat kalung birunya menyala untuk memberikan selimut biru pada pedangnya. dan seketika...

Srekkkk...

Pot itu hancur terkena tebasan pedang Xaviera. Debbara yang memasang badan siaga pun masih tertolong oleh pergerakan Xaviera yang sangat cepat. Terlihat Monster itu mulai bergerak bersamaan dan berlari menuju ke arah mereka berdua.

"Hraaaa!! habislah kalian!"

Xaviera menutup matanya lalu membacakan mantra untuk menggandakan dirinya menjadi 2 orang. seketika dirinya pun membelah menjadi dua dan maju berlari ke arah mereka. ia sudah menguasai banyak hal mengenai mantra sihir yang dipelajarinya lewat buku misterius itu. dan Debbara pun mulai mengeluarkan sihirnya membantu Xaviera dari arah belakang.

"Haaaaa!!!!!"

Dua Xaviera itu mulai mengayunkan pedangnya dan menyerang 4 dari 5 monster itu, sementara 1 monster berhadapan dengan Debbara yang ada di belakangnya. mereka berdua mengerahkan semua kekuatannya untuk mengalahkan monster itu. terlihat monster itu tidak terlalu ahli dalam bela diri sehingga dengan pergerakan yang sangat cepat ia menebas ke 4 monster yang berhadapan dengannya.

Srekk.

Srekk.

Srek..

Srek..

HAAAAAAA!!!!!

Tebasan pedangnya itu mengenai mereka tepat di perut mereka sehingga mereka pun berteriak kesakitan dan lenyap. 1 lagi Xaviera berlari ke arah Debbara dan seketika menebas monster yang berhadapan dengan tuannya itu. monster itu pun terkena tebasan pedangnya lalu berteriak kesakitan dan menghilang bagai abu. Xaviera menghela nafasnya sebab ia berhasil menghabisi mereka dengan mdah. ia pun mengembalikan dirinya seperti semula dan menjadi dirinya sendiiri. melihat Debbara yang ada di belakangnya, ia pun berlari menuju ke arahnya dengan senyum merekah.

"Ternyata mereka tidak ada apa-apanya, sekejap aja langsung lenyap."

"Tapi, aku merasakan ada hal yang aneh Xaviera. kita harus berhati-hati."

"Ya kamu benar, baiklah... akan kuperbaiki perisai agar mereka tidak dapat masuk kembali."

Xaviera pun mulai maju beberapa langkah, menyimpan pedangnya di tempatnya semula. lalu ia mulai membacakan mantranya untuk membuat perisai biru yang memiliki kegelapan sempurna agar tidak mudah dimasuki oleh musuh. namun saat hendak membuat perisai, Xaviera mulai terkejut sebab ada ribuan panah yang mulai menyerangnya. ia mendecih karena tidak sempat untuk menyerang, namun Debbara dengan cepat membakar ribuan panah itu dengan sihirnya sehingga Xaviera pun selamat.

"Kau hebat sekali Debbara," ujarnya saat menoleh pada tuannya ketika melindunginya. dan tak lama, wujud asli dari monster itu pun kembali muncul. masih dalam jumlah yang sama namun ini jauh lebih besar. mereka memandangi Xaviera dengan tatapan marah dan itu menambah kesan menakutkan. Xaviera sedikit terkejut melihat monster-monster itu masih ada dan jauh lebih besar dibandingkan yang tadi.

"Ap-...ppaa?"

"Hraaaa!! apa kau berpikir kami kalah?!! yang kau kalahkan itu adalah cloning dari kami sama seperti dirimu yang melakukan kloning untuk menguras tenagamu. kali ini, kami pastikan kau akan kalah dan merampas permata biru itu darimu!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!