NovelToon NovelToon
Sayangi Aku

Sayangi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Putri asli/palsu / Chicklit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Sayangi aku.. Dua kata yang tidak bisa Aurora ucapkan selama ini.. Ia hanya memilih diam saat mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang- orang di sekitarnya bahkan keluarganya. Jika dulu dia selalu berfikir bahwa kedua orang tuanya itu sangat menyayangi dirinya karena mereka yang tidak pernah memarahi bahkan menuntut dirinya untuk melakukan apapun dan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan ke dua orang tuanya pada kakak dan adiknya.. Tapi semakin dewasa Aurora menyadari bahwa selama ini ia salah.. Justru keluarganya itu sedang mengabaikan dirinya.. Keluarganya tidak peduli dengan apapun yang ia lakukan ...


INGAT !!! Ini hanya cerita fiksi dimana yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#25

Happy Reading...

.

.

.

Ezra menahan emosinya dengan menggenggam ke dua tangannya saat melihat adiknya itu menangis sendirian. Cukup lama ia berdiam diri.

Sedangkan Rora masih setia mempertahankan posisinya. Duduk sambil meletakkan kepalanya di atas lututnya. Entah sudah berapa lama Rora menangis hingga seseorang berjalan menghampirinya.

"Sayang."

Rora mengangkat wajahnya menampilkan wajah sembabnya. Air mata yang memang sudah sejak tadi tidak berhenti kini malah semakin deras.

"Om Rendra." Panggil Rora lirih saat merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Kenapa kamu disini sendirian?" Tanya Rendra saat tak melihat siapapun disana.

"Sayang." Kali ini Devano yang memanggil.

Rora meraba mencari tangan Rendra untuk di genggam. "Om, bagaimana keadaan Dika om? Dika baik- baik saja kan?" Tanya Rora sambil menggenggam tangan Rendra.

" Om masih belum tahu sayang. Kami baru datang dari kantor polisi untuk mengurus kecelakaan yang menimpa Dika." Jawab Rendra.

"Lebih baik kita menyusul yang lainnya. Ayo sayang." Ucap Devano sambil membantu Rora untuk bangun dari duduknya.

Mereka bertiga berjalan menuju ruangan dimana Citra berada. Rendra membuka pintu ruang rawat perlahan lalu meraih tangan Rora untuk ia bawa berjalan mendekat ke arah Citra.

Rendra menatap wajah Citra sendu. Wanita yang selama ini selalu menjadi penguat untuk dirinya terlihat sangat rapuh dengan selang infus di tangannya.

Rora kembali mematung saat papa Dika melepaskan genggaman tangannya, ia tak berani melanjutkan langkah kakinya untuk maju kedepan.

"Kenapa kamu membawa anak pembawa sial ini kesini Rendra." Ucap Ratna, nenek Dika lantang. "Kenapa kamu kesini? Apa kamu sudah tidak punya malu untuk menampakkan wajahmu pada kami? Gara- gara kamu cucuku menjadi seperti ini. Gara- gara kamu cucuku harus terbaring tak berdaya, dan bahkan ia sekarang harus berjuang antara hidup dan mati.."

"Ma, cukup. Dika akan sadar, Dika pasti sembuh." Potong Rendra.

"Apa yang di katakan ibu benar. Sekarang keluar kamu dari sini. Keluar." Saut Daniah.

"Mbak." Tegur Elina.

Rora semakin meremat tangannya, ia menundukkan kepalanya sambil memejamkan kedua matanya. Rora masih bisa mendengar dengan jelas cacian yang keluar dari mulut nenek dan tante Dika secara jelas.

"Keluar!! Kenapa kamu masih disini?"

"Hentikan!" Ucap Ezra sambil berusaha untuk melindungi Rora dari pukulan Ratna.

"Keluar!!" teriak Ratna tidak peduli dengan tatapan tajam yang Ezra berikan.

"Nenek!!" Kali ini Bara yang menghentikan pergerakan Ratna. "Aku mohon berhenti nek. Ini di rumah sakit. Tante Citra juga butuh ketenangan." Ucap Bara.

"Makanya suruh dia keluar. Aku tidak mau keluargaku yang lain terkena sial gara- gara dirinya."

"Nek.."

"Benar bukan. Andai dia tidak merajuk. Andai dia tidak meminta Dika untuk cepat pulang. Andai dia bisa mengerti posisi Dika.. Pasti cucuku itu sekarang masih dalam ke adaan yang baik- baik saja.. "

"Ibu." Panggil Rendra lirih pada ibu mertuanya.

Erza mengalihkan pandangan matanya saat merasa tangan adik kesayangannya itu gemetar hebat. Tidak ingin membuat adiknya itu semakin takut Ezra pun memutuskan untuk membawa Rora untuk keluar dari sana. Ia membawa Rora ke luar dari rumah sakit menuju parkiran dimana mobilnya berada.

"Kakak." Panggil Rora setelah masuk kedalam mobil Ezra. Ia berusaha untuk menahan isakkannya sampai Ezra yang membawa masuk tubuhnya ke dalam pelukan satu- satunya orang yang selalu peduli kepada dirinya.

"Semua akan baik- baik saja." Ucap Ezra sambil mengusap punggung Rora.

.

.

.

Sudah satu minggu Dika terbaring tak berdaya di rumah sakit. Empat hari di awal Rora tetap mengunjunginya meskipun selalu mendapatkan sindiran dan penolakan dari keluarga Dika. Citra memang tidak menolak kehadiran Rora tapi ia abai dan berusaha sebisa mungkin tidak berinteraksi dengan calon menantunya itu.

"Kamu masih tidak mau ikut kami ke rumah sakit sayang?" Tanya Elina.

Rora menggelengkan kepalanya. "Rora di rumah saja tante." Ucapnya dengan sendu.

Elina mengusap kepala Rora penuh kasih. "Maafkan keluarga tante ya." Ucap Elina dengan rasa bersalah. Ia tahu Rora pasti merasa sakit hati karena ucapan keluarganya kepada dirinya. "Mereka hanya sedang bersedih saja karena kondisi Dika.."

"Rora tahu tante. Rora tidak apa- apa.. Sungguh.." Ucap Rora.

"Kalau ada apa- apa hubungi tante, om atau Bara ya." Ucap Elina sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan Rora.

Setelah kepergian mereka, akhirnya Rora pun meneteskan air matanya. Ia memilih untuk membaringkan tubuhnya di sofa lalu meringkuk memeluk kedua kakinya. Ia ingin Dika.. Ia butuh Dika.. Ia berharap Dika berada disisinya sekarang. Cukup lama Rora menangis hingga tidak terasa membuatnya terlelap.

Bara berjalan mendekat lalu berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah Rora. Ia mengulurkan tangannya lalu mengusap pipi Rora yang masih ada sisa- sisa air matanya. Ya, melihat kondisi Rora yang tidak sedang baik- baik saja membuat Bara memutuskan untuk mengurungkan niatnya pergi ke rumah sakit. Ia memilih untuk tinggal di rumah saja yang tentu saja langsung di setujui oleh Elina. Setelah memastikan bahwa Rora benar benar sudah terlelap Bara pun menggendong Rora dan memindahkannya ke kamar. Sebelum pergi meninggalkan Rora, sekali lagi Bara memastikan bahwa Rora benar- benar terlelap.

.

.

.

"Sayang." Panggil Elina dengan berjalan tergesa- gesa. "Rora. Kamu dimana sayang?"

"Iya tante." Saut Rora, berjalan sambil meraba.

"Sayang. Ini ada surat dari rumah sakit..."

"Rumah sakit?" Ulang Rora sambil mengerutkan keningnya.

"Iya. Apa tante boleh membukanya?" Izin Elina pada Rora yang langsung di jawab dengan anggukan kepala. "Apa kamu pernah melakukan pemeriksaan mata?"

Lagi- lagi Rora menganggukkan kepalanya. "Pernah tante. Dika yang mengajak Rora. Kenapa?"

"Ini surat pemberitahuan untuk operasi mata." Ucap Elina setelah kembali membaca isi surat tersebut. Ia menatap Rora dan surat itu bergantian. "Di sini di beritahukan sudah ada donor mata untuk kamu dan kamu bisa segera melakukan tranplantasi kornea sayang."

Rora terdiam. Rora kembali teringat bagaimana senangnya Dika saat mengetahui bahwa dirinya masih memiliki kemungkinan untuk dapat melihat lagi.

FLASH BACK ON

"Ra.." Rora menghentikan langkah kakinya. "Kita ke rumah sakit yuk." Ajak Dika yang membuat Rora mengerutkan keningnya. "Kita ke rumah sakit yuk." Ajaknya lagi.

"Kamu sakit?" Tanya Rora sambil meraba kening Dika.

Dika meraih tangan kekasihnya itu lalu menggenggamnya. "Kita coba periksa mata kamu ya.."

"Mataku? Untuk apa? Apa kamu mulai merasa malu punya calon istri buta sepertiku?" Tanya Rora.

"Sayang. Bukan begitu. Tolong dengarkan aku dulu.." Ucap Dika sambil berusaha menenangkan calon istrinya itu. "Aku hanya ingin membuat kamu supaya bisa melihat indahnya dunia ini. Aku ingin supaya nanti di saat kita sudah menikah, kamu bisa melihat wajah tampanku ini." Ucap Dika lagi. "Bukan kah kamu suka sekali melihat jingga? Apa kamu tidak ingin melihatnya berdua dengan ku?"

"Tapi Dik.."

"Aku tahu dulu kamu penah melakukannya. Kamu pernah memeriksakan mata kamu dan hasilnya nihil." Ucap Dika lagi- lagi membuat Rora mengerutkan keningnya. " Kak Ezra sudah menceritakan semuanya kepadaku. Ah bukan.. Hampir semuanya tentang kamu kepadaku." jelas Dika.

"Tapi jika hasilnya tetap sama.." Rora menjeda ucapannya. "Jangan pernah paksa aku lagi untuk melakunnya."

Dan disini lah mereka berdua sekarang. Di salah satu rumah sakit terbaik di kota Surabaya. Rora pun melakukan serangkaian pemeriksaan pada kedua matanya.

"Bagaimana Dok?" Tanya Dika setelah hasil pemeriksaan mata Rora keluar.

"Dari hasil pemeriksaan yang di lakukan pasien menunjukkan beberapa masalah pada kedua matanya. Karena kerusakan pada kornea mata yang cukup lama diabaikan ini membuat retina pada kedua matanya juga mulai mengalami kerusakan." Jelas sang dokter. "Kornea adalah bagian mata yang transparan dan bening yang melindungi pupil dan lensa mata. Selain itu kornea juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Jika kornea mata mengalami kerusakan ini bisa meningkatkan risiko infeksi yang merusak retina. Dan kerusakan retina ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur hingga kehilangan penglihatan secara permanen."

"Jadi apa maksud dokter mata saya tidak bisa disembuhkan? Apa saya tidak ada harapan untuk dapat melihat lagi? Apa saya akan mengalami kebutaan secara permanen?" Tanya Rora. Dika meremat tangan Rora.

Dokter tersenyum. "Tidak ada yang tidak mungkin. Semua penyakit jika itu dari Tuhan pasti akan ada obatnya. Kita hanya perlu mendapatkan donor mata yang cocok untuk pasien."

FLASH BACK OFF

Rora bingung harus bereaksi seperti apa. Haruskah ia merasa senang karena akan dapat melihat lagi disaat kondisi Dika yang belum juga mengalami perkembangan?

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak..

1
🦁 R14n@
Apapun yg terjadi tolong dika ttp selamat jgn biarkan Rora sendirian dan merasa bersalah
🦁 R14n@
Typo kah koq ada mark dan haechan
🦁 R14n@
Bijaksana bener nih keluarga dika sdh tak melihat phisik dan status Rora, mereka terlalu menyayangi Rora
🦁 R14n@
Bisa juga km ya rora romantis wkwkkwkk
🦁 R14n@
Jgn berpaling dik, lbh baik bersahabat sm lyra pertahankan dan yakinkan lyra jgn sampai dia membenci rora
🦁 R14n@
Kan kan salah paham kan, Rora Rora km. Pantas utk dicintai
🦁 R14n@
Salah paham nih, jgn sampai ya thor ttp dika sm rora
🦁 R14n@
Akhirnya cinta dika tdk bertepuk sebelah tangan jgn pisahkan mereka thor ttp hubungannya aman Damai, bara buat menyesal dan kesakitan krn ulah pacarnya 🫢😃
🦁 R14n@
Sedih ikut berkaca kaca
🦁 R14n@
Salah lah moso km ga sadar awas km cemburu bila dika dekat sm Rora
🦁 R14n@
Knp yq mata Rora ternyata Rora sempat kuliah dan penglihatan bagus penasaran kelanjutannya
🦁 R14n@
Sedih smoga tante dan keluarganya baik sm Rora dan diperlakukan layak seperti anak tapi aku takut jadi beban gegara buta dan apa maksud dibalik dipilihnya Rora 🤔
🦁 R14n@: Semoga tidak ya
Suanti: jgn pula di jadi kan pengemis kasian kali
total 2 replies
guest1053527528
bikin penasaran Thor siapa ya kira2 semoga yg DTG bukan pencuri hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!