NovelToon NovelToon
NOT PERFECT MOTHER

NOT PERFECT MOTHER

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu Cantik

Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.

Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.

Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.

Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati luka

Setelah hari yang penuh ketegangan di kantor, Rania merasa kelelahan. Ia keluar dari gedung perkantoran, menghirup udara segar yang menyegarkan, berharap dapat sedikit melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Zidane, menunggu di mobil yang sudah diparkir ditempat dia menurunkan Rania tadi. Ia tersenyum saat melihat Rania mendekat, tetapi senyumnya sedikit pudar ketika melihat ekspresi wajah Rania yang tampak kelelahan dan tertekan.

"Rania, kamu oke?" tanya Zidane dengan nada penuh perhatian.

Rania mengangguk, meski perasaan di dalam hatinya sedikit kacau. "Ya, aku baik-baik saja," jawabnya dengan lemah, meskipun hatinya penuh dengan campuran perasaan marah dan sedih karena pertemuan dengan Sherly.

Zidane tidak percaya begitu saja. Ia melihat jelas ada sesuatu yang mengganjal di hati Rania. "kamu yakin? Aku tahu pasti ada yang terjadi tadi di kantor."

Rania menunduk, berusaha menahan air mata yang hampir saja jatuh. "Bu Sherly... dia... dia memukulku," ujar Rania dengan suara tercekat.

Zidane terkejut dan marah mendengarnya. "Sherly?" kata Zidane dengan nada penuh kebingungan dan ketidakpercayaan. "Kenapa dia melakukan itu? Kenapa dia begitu kejam?"

Rania menghela napas panjang, mencoba mengendalikan perasaannya. "Aku baru saja memberi jawaban kepada Pak Raka bahwa aku menerima tawaran untuk menjadi pengasuh Zian, dan sepertinya itu membuat Bu Sherly tidak suka. Dia mengancamku dan... dan akhirnya dia melakukannya. Menamparku."

Zidane merasa hatinya sakit mendengar cerita itu. Ia selalu berusaha melindungi Rania, dan kejadian seperti ini membuatnya merasa sangat marah dan tidak bisa menerima perlakuan Sherly. "Aku akan pastikan ini tidak dibiarkan begitu saja. Sherly harus bertanggung jawab," ujar Zidane dengan tegas.

Namun, Rania menepuk tangan Zidane dengan lembut. "Jangan, mas Zidane. Jangan lakukan apa-apa. Aku tidak ingin memperburuk keadaan. Aku hanya ingin pulang dan melupakan semuanya."

Zidane mengangguk, meskipun hatinya masih kesal dengan tindakan Sherly. Ia menahan diri untuk tidak mengungkapkan kemarahannya lebih lanjut. Mereka berdua duduk dalam keheningan, dan tak lama kemudian, mereka tiba di tempat kos Rania.

Sebelum Rania turun Zidane membantu mengobati luka Rania.

Zidane membelai rambut Rania dengan penuh sayang."Kamu langsung istirahat ya, jangan memikirkan apapun,jika butuh sesuatu kamu taukan harus menghubungi siapa?." Rania menganggukkan kepala.

Setelah Rania masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya, ia merasa lelah secara fisik dan emosional. Namun, ketika ia membuka jaket yang dipakainya, ia baru menyadari ada bekas merah di pipinya, tempat di mana tamparan Sherly menyisakan jejak. Luka itu cukup dalam, meskipun tidak terlalu besar. Tetapi, bagi Rania, luka itu lebih dari sekadar fisik—ia terasa sangat menyakitkan di dalam hatinya. Ini adalah pengingat bahwa tidak semua orang akan mendukungnya, bahkan di tempat yang seharusnya aman.

Saat Rania duduk di meja rias, ia menyentuh bekas tamparan itu dengan lembut, merasakan perih yang menandakan bahwa, meskipun terluka, ia masih bisa bertahan. Tak lama setelah itu, ponselnya berdering, dan ketika Rania melihat nama Zidane tertera di layar, ia memutuskan untuk menjawabnya.

"Rania, aku ingin pastikan kamu baik-baik saja," suara Zidane terdengar dari ujung telepon, penuh dengan perhatian. "Jika ada yang mengganggumu atau jika kamu butuh apa pun, jangan ragu untuk memberitahuku."

Rania tersenyum lemah, meski hatinya masih berat. "Terima kasih, mas Zidane. Aku tahu kamu peduli. Tapi aku baik-baik saja. Aku hanya perlu waktu untuk sendiri."

Zidane mendengar keteguhan dalam suara Rania, meskipun ia tahu bahwa ada luka yang masih tertinggal. "Jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja, Rania. Aku selalu ada untukmu."

Setelah menutup telepon, Rania merasa sedikit lebih baik, meski luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh. Dia tahu bahwa ini adalah ujian besar dalam hidupnya, dan meskipun dia merasa kesepian, dia harus melanjutkan hidupnya. Setidaknya, ia memiliki Zidane yang selalu ada di sisinya.

Namun, saat ia menatap cermin lagi, perasaan takut mulai menghantuinya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana jika Sherly terus menghalangi jalannya? Dan yang paling penting, apakah Rania benar-benar siap untuk menjalani hidupnya yang baru ini, sebagai pengasuh Zian dan dekat dengan Raka? Semua pertanyaan itu berputar-putar di pikirannya, tetapi untuk saat ini, ia hanya bisa berpegang pada keyakinan bahwa ia akan mampu menghadapinya, apapun yang terjadi.

Dengan air mata yang masih mengalir, Rania berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyerah. Dia akan terus melangkah, meskipun dunia di sekitarnya terasa begitu rumit dan penuh tantangan.

1
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
can: Terima kasih telah mampir di karya author.😍
total 1 replies
Nagisa Furukawa
Karakter keren! 😍
can: Terima kasih sudah mampir dikarya author 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!