Nyari ide itu susah lho, so please jangan plagiat!
Aliyah memutuskan untuk lari dari rumah karena perjodohan yang ayahnya buat tanpa persetujuannya.
Sialnya, saat berada di bank untuk menguras tabungannya, ia terjebak dalam sebuah perampokan bersenjata.
Salah satu perampok yang bernama Alex tak sengaja menampakkan wajahnya di hadapan Aliyah dan membuat gadis itu langsung merasa jatuh cinta pada pandangan pertama.
Saat para perampok itu butuh beberapa sandera untuk terbebas dari kejaran polisi, ide gila di pikiran Aliyah pun muncul. Gadis itu ingin diculik oleh kawanan Alex, sekaligus akan membuatnya terhindar dari perjodohan.
Apa jadinya jika gadis cantik tapi sangat ceroboh seperti Aliyah menyerahkan diri pada si perampok untuk diculik, dan mampukah Aliyah mendapatkan cinta dari seorang perampok yang baru saja ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Menggoda Aliya
Maaf Vie baru hadir lagi ke sini...
Jangan lupa klik Like, Vote dan komentar kalian...
Happy Reading...
*******
Aliya terbangun di atas ranjang milik Alex. Di sampingnya, pria berbadan tegap itu sedang terbaring pulas tanpa mengenakan pakaian.
"Astaga... apa aku dan monster ini berhubungan?"
Aliya langsung memeriksa bagian bawah tubuhnya yang masih lengkap mengenakan pakaian dalam.
"Tapi, bisa saja kan setelah kami berhubungan, aku sudah berpakaian lengkap kembali, lalu dia..."
Pikiran gadis itu makin kalut. Ia pun nekat membuka selimut yang menutup bagian pinggang Alex sampai bawah tubuhnya. Perlahan demi perlahan ia singkap selimut yang ada di atas tubuh Alex. Air liur Aliya terasa berat ia telan saat melihat tubuh sempurna milik Alex.
"Roti sobek yang sempurna," gumam Aliya.
Aliya fokus lah...
Saat Aliya berhasil menyingkap selimut tersebut, kedua matanya masih tertutup. Ia takut jika sampai melihat ular sanca milik Alex yang nanti terbangun.
Helaan nafas panjang gadis itu hembuskan dengan pasti saat ia mencoba membuka kedua matanya.
"Ah... syukurlah, dia masih memakai celana pendeknya," gumam Aliya.
"Apa kau masih penasaran dengan milikku?"
Alex membuka suaranya yang berat mengejutkan Aliya yang langsung berteriak.
"Aaaaa... kenapa kau bangun?" pekik Aliya.
"Lho, aku kan manusia yang masih hidup, wajar kalau aku bisa terbangun setelah tidur semalaman," sahut Alex.
"Jujur kepadaku, apa yang kau lakukan kepadaku semalam?" tuduh Aliya seraya memeluk tubuhnya sendiri menutupi bagian dadanya yang tidak memakai penyangga itu.
Sontak saja Alex tertegun mendengar tuduhan Aliya, tadinya ia ingin langsung buka suara memarahi Aliya, namun pikiran jahilnya muncul. Ia akan menggoda Aliya dengan serangan kata-katanya.
"Menurutmu, apa yang kita lakukan semalam?" goda Alex.
"Aaaa... kau bohong kan? kita tidak mungkin melakukannya! kau bohong!" seru Aliya.
Alex menendang selimut itu sampai jatuh ke lantai. Ia lalu bangkit dan bertumpu pada kedua lututnya di hadapan Aliya yang mulai bergeser mundur.
"Kau lihat ini, tanda-tanda merah yang mulai membiru ini kau pikir aku yang ciptakan sendiri, tak mungkin kan, jadi menurutmu siapa yang melakukan ini jika bukan dirimu?"
Alex menunjuk bagian leher dan dada bidangnya. Aliya baru sadar bagaimana bisa tanda-tanda itu ada di sana.
Masa iya aku yang melakukannya? apa aku seliar itu? aarghh ini tidak mungkin.
"Bisa saja itu bekas gigitan kecoa atau tikus di sini, iya kan?"
Susah payah Aliya berusaha mengingkari apa yang ia lihat. Tapi tercetak jelas noda-noda tanda kepemilikan di tubuh Alex.
Alex makin menggeser tubuhnya maju mendekati Aliya.
"Hahahaha gadis idiot, bagaiman bisa tikus atau kecoa menghisap mesra tubuhku seperti ini. Begini saja, apa kau mau melakukannya lagi, mungkin saja kan kau jadi ingat perbuatan liar kau semalam kepadaku?" goda Alex, ia berusaha menahan tawanya dengan wajah smirk-nya itu.
"Berhenti! tidak, tidak mungkin aku seperti itu, kau pasti bohong," sanggah Aliya makin berusaha mundur dan sampai terjatuh dari ranjang tersebut.
BRUG!
"Aawww...!"
Aliya mengusap bokongnya yang kesakitan selepas menghantam lantai.
Bukannya menolong, Alex malah menertawakan gadis itu.
Ponsel milik Alex berbunyi, rupanya asisten Nona Marie menghubunginya dan memerintahkan agar ia segera datang ke kantor untuk tanda tangan kontrak.
"Oke, aku akan segera ke sana," ucap Alex lalu turun dari ranjangnya dan masuk ke dalam toilet.
Sekilas ia melihat ke arah Aliya yang masing termenung di samping ranjang itu. Sesekali gadis itu bergumam dan masih tak percaya seraya merutuki dirinya dengan mengacak-acak rambutnya sendiri dengan gemas.
Alex menutup pintu kamar mandi dan membuka keran air, lalu tertawa terpingkal-pingkal karena berhasil menggoda Aliya dan membuatnya percaya dengan ucapannya. Padahal jelas tak terjadi apapun semalam, karena kondisi mabuk gadis itu yang langsung terlelap pulas saat Alex keluar dari kamar mandi semalam.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Alex menatap tubuhnya di cermin kamar mandi tersebut. Semua bekas tanda hisapan Aliya ia sentuh perlahan. Senyum kecil tersungging di bibirnya.
Saat ia keluar dari kamar mandi Aliya sudah menutupi wajahnya dengan selimut.
"Aku mau bertemu dengan Nona Marie, apa kau mau ikut?" tanya Alex.
"Oh iya, kau kan harus tanda tangan kontrak demi menyelamatkan panti jompo dan juga menjalankan misi kita, baiklah aku ikut, tunggu aku mau mandi dulu."
Aliya ke luar dari persembunyiannya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Tak berapa lama kemudian ia kembali keluar.
"Aaaaaaaaa... Alex apa yang kau lakukan?" pekik Aliya, ia tak sengaja melihat pria itu tanpa sehelai benang pun.
"Aku sedang memilih pakaian, memangnya kau pikir aku sedang masak?" tanya Alex yang seolah tak perduli bagian sensitifnya dilihat oleh Aliya. Toh ia sengaja melakukannya untuk menggoda Aliya sekali lagi.
Aliya menutupi wajahnya seraya berjalan menuju handuk miliknya yang berada di atas sofa.
DUG!
Kaki Aliya tersandung kaki ranjang karena sedari tadi ia berusaha untuk menutup mata saat berjalan.
"Aduh... sakit," gumam Aliya lalu berlari menuju ke kamar mandi dan membanting pintunya segera.
Sekali lagi Alex tertawa, dia merasa senang bukan main karena berhasil menggoda Aliya lagi.
"Kenapa makin hari si gadis idiot itu makin menggemaskan, sih," gumam Alex.
*******
To be continue...
Mampir juga ke Novelku lainnya.
- Pocong Tampan
- With Ghost
- 9 Lives
- Kakakku Cinta Pertamaku
- Gue Bukan Player.
Vie Love You All...