Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab VIII Rahasia 5 Tahun yang lalu
Kenzo duduk dengan tenang diruang tamu, ia tengah asyik menonton berita live tentang penangkap kemarin, pers kepolisian hari ini mengumumkan bahwa pelaku sudah ditangkap, rekaman suara dan bukti kuat juga saksi Amora Zira sudah ditemukan dengan keadaan selamat.
Hari ini Kenzo diminta untuk datang kekantor polisi oleh kepolisian untuk diberi penghargaan kepadanya karena telah membantu polisi dalam kasus yang meresahkan masyarakat, tetapi ia menolak jadi dia hanya melihat foto dirinya yang diperlihatkan pada layar, Kenzo yang melihat gambar dirinya sendiri dilayar tv merasa malu.
Ibu yang melihat nama Kenzo disebutkan wajahnya cemas dan tegang, rasa takut menghantui dirinya, ibunya sudah mengetahui bahwa dia tidak pulang beberapa hari yang lalu karena membantu polisi, Kenzo menceritakan semua yang terjadi dari dia ditangkap sampai membantu polisi, awalnya sang ibu marah butuh banyak usaha agar sang ibu memaafkannya karena berbohong.
" Kenzo ayo makan." ajak ibunya, Kenzo berjalan menuju meja makan lalu duduk dihadapannya ibunya.
" Nanti kau akan kemana?" tanya Anggraini sang ibu.
" Aku mau belanja barang keperluanku di supermarket, sekalian mau cari pakaian, soalnya pakaian yang di bawa cuma sedikit." jawab Kenzo sambil menyantap makanannya.
ibunya mengangguk mengerti, sang ibu terdiam sesaat sambil memandang makanannya , Kenzo menyadari apa yang sedang ibunya fikirkan.
" Maaf ma." kata Kenzo tiba-tiba , Kenzo tau sang ibu pasti khawatir padanya tentang apa yang terjadi beberapa hari lalu setelah apa yang dialami Kenzo, awalnya Kenzo tidak ingin bercerita tetapi sang ibu curiga dan memaksa hingga tidak ingin berbicara padanya akhirnya Kenzo jujur dan hal yang ditakutkan Kenzo terjadi, ibunya tetap marah dan ia harus membujuknya.
mata sang ibu memerah lalu ia mulai menangis, Kenzo langsung berdiri dan memeluk ibunya.
" Berjanjilah sama mama, kau tidak terlibat apapun lagi dengan polisi untuk mengungkap kejahatan orang lain, jangan menjadi Kenza, jika mama kehilangan kamu juga, mama tidak sanggup untuk hidup lagi." Anggraini menangis memeluk Kenzo, dia merasa trauma setelah kehilangan Kenza, mayat tak ditemukan dalam keadaan utuh, hati ibu mana yang tidak hancur melihat tubuh putranya yang hilang, hanya lengan menjadi bukti bahwa dia sudah tewas, Anggraini merasa bahwa kematian Kenza direncanakan penjahat itu selalu membuatnya takut.
Bagi Anggraini ia bukan tidak tau niat Kenzo untuk bekerja sama dengan polisi pasti untuk mengungkit kematian Kenza yang tidak wajar, Anggraini tidak mengizinkan baik Khayra ataupun Kenzo mencari tahu kematian Kenza yang tidak wajar, dia terlalu takut, takut apa yang terjadi pada Kenza akan berlanjut pada anaknya yang lain, dia tidak sanggup menerima kenyataan jika ia kehilangan anaknya yang lain lagi.
" Ma, Kenzo tidak bisa memberi janji itu, kematian Kenza tidak wajar, jelas potongan tangan itu terlalu rapi seolah seseorang sengaja mengatakan pada dunia bahwa dia bisa berbuat apapun, dia bisa mengambil nyawa siapapun..."
" Justru karena itu mama tidak mau kamu mengungkit kematian Kenza, mama takut... mama takut kehilanganmu juga, cukup Kenza saja mama mohon... cukup Kenza saja..." potong Anggraini ia menangis sesenggukan, trauma masa lalu menghantuinya, ia tidak akan melupakan kejadian itu, surat teror yang ia terima yang berakhir kenyataan, ia tidak pernah membicarakan hal itu kepada siapapun, ia takut jika ia bicara lagi ia akan kehilangan yang lain.
" Kenzo tidak pernah memaksa mama untuk mengatakan apa yang terjadi pada Kenza 5 tahun yang lalu, Kenzo hanya ingin mengungkap apa yang terjadi sehingga nama Kenzo dihapus dikota ini, bagaimana seorang polisi baik dan jujur seperti Kenza bisa membuat orang lain tidak berani menyebutkan namanya."
" Kalau begitu lebih baik kamu pulang ke Italia, mama akan menelpon papamu untuk menjemputmu." katanya lalu meninggalkan Kenzo yang matanya sudah memerah, ia hampir menangis tetapi masih ditahannya, begitu sang ibu masuk kamar, air mata tak bisa dibendung, bulir-bulir bening itu jatuh di pipinya, bukan Kenzo tidak tau mengapa ia tidak diizinkan oleh ayahnya pulang saat kematian Kenza, itu karena permintaan ibunya sendiri yang melarang untuk pulang.
5 tahun ia ditahan ayahnya untuk pulang, setiap hari Kenzo belajar beladiri dengan keras hanya demi bisa pulang, dia bekerja keras siang malam menguasai pasar malam mafia dengan cepat hanya demi satu tujuan yaitu pulang, kalau bukan karena Kenzo memaksa untuk pulang karena sudah memenuhi syarat yang diberikan, dia yakin ayahnya pasti sudah merantai nya agar tidak pulang. Mengapa semua orang melarang dia untuk pulang, berkali-kali dia bertanya apa yang terjadi, kenapa dan bagaimana Kenza bisa berakhir seperti ini, tidak ada seorangpun yang mau memberitahukannya apa yang terjadi.
" Apa yang terjadi 5 tahun yang lalu ma? Mengapa papa dan mama melarang Kenzo mengungkap kematian Kenza? Apakah mama rela begitu saja menerima kematian Kenza yang tidak wajar, mayatnya bahkan tidak ada, tangannya dipotong orang lain ma, Kenzo tidak rela... Kenzo tidak rela... Apapun yang terjadi jika dia memang sudah meninggal mayatnya harus ketemu, jika dia masih hidup dia pasti ada disuatu tempat." Lirih Kenzo menangis. Sang ibu yang mendengar dari balik pintu kamar meremas dadanya yang terasa sesak, peristiwa itu tidak bisa ia lupakan, ia terlalu takut untuk membiarkan Kenzo mengungkit masa lalu.
" Maafkan mama, mama takut, mama takut kau akan dibuat seperti Kenza, mama tidak bisa membiarkan itu terjadi, mama tidak memiliki keberanian seperti dulu, Dia bukan manusia dia iblis, dia bisa berbuat apapun yang ia mau, dia menakutkan." Gumam Anggraini pelan, ia menangis mengingat masa lalu, masa lalu dia memiliki keberanian mendukung putranya untuk mengungkap kejahatan tetapi keberanian itu sudah hilang sejak Kenza menjadi korban atas keberaniannya.
Setelah Beberapa saat Anggraini sudah tidak mendengar suara Kenzo lagi, kemungkinan ia keluar untuk menenangkan dirinya sendiri, Anggraini keluar kamar setelah hatinya merasa tenang, ia melihat foto kedua putranya itu sewaktu kecil, mengingat melihat putranya tumbuh besar.
Ia mengingat 5 tahun yang lalu dimana dia mendapat surat peringatan bahwa jika Kenza masih berusaha menangkap orang itu, maka Kenza akan mati, awalnya Anggraeni melarang Kenza agar dia berhenti mengungkap penjahat itu, tetapi setelah Kenza memberi pengertian bahwa itu adalah tugasnya dan menyakinkan sang ibu untuk tidak khawatir, Anggraini mendukung keputusan putranya.
Walau berkali-kali surat ancaman datang, dia tidak perduli sampai ia mendapat kabar bahwa mobil yang dikendarai Kenza jatuh ke jurang dan meledak dan ditemukan potongan tangan, setelah diperiksa itu adalah milik Kenza.
Anggraini adalah seorang dokter dia tau bahwa potongan tangan itu jelas dipotong seseorang tetapi dimana mayatnya, berhari-hari dilakukan pencarian untuk mencari mayat yang utuh, atau daging hancur tetapi tidak di temukan sama sekali, dia teringat surat ancaman terakhir bahwa Kenza akan mati mengenaskan dengan tubuh yang terpotong, dia mulai takut dia mulai memikirkan semua ancaman-ancaman yang dulu dikirim padanya.
Satu persatu surat ancaman yang dikirim padanya terjadi, bahwa dia akan menjadi ketakutan dihati semua orang, akan banyak peniru, keberanian Kenza akan dilupakan, namanya akan dihapuskan, kematian kenza diharapkan semua orang, semakin Kenza berusaha menangkapnya semakin liar dia membunuh, surat terakhir yang diterima sehari setelah kematian Kenza bahwa dia akan membunuh Kenzo itu membuat Anggraini ketakutan setengah mati sehingga meminta Mantan suaminya untuk tidak membiarkan Kenzo pulang kekota apapun yang terjadi.