Namaku Lakas, klan vampir dari darah murni, aku adalah seorang bangsawan dari raja vampir terkuat.
Adanya pemilihan pangeran pewaris tahta kerajaan vampir, menjadikanku salah satu kandidat utama sebagai penerus klan vampir darah murni.
Namun, aku harus menemukan cinta sejatiku dibawah cahaya bulan agar aku dapat mewarisi tahta kekaisaran vampir selanjutnya sebagai syarat utama yang telah ditetapkan oleh kaisar vampir untuk menggantikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Kabar Untuk Kaisar Vampir
Pangeran Yosua berjalan cepat memasuki istana kekaisaran vampir.
Tampak kesungguhan tercermin dari wajah lembutnya ketika dia melangkah ke arah ruangan singgasana milik kaisar vampir.
Seorang pria tampan dengan gelas kristal ditangannya terlihat sedang duduk, mengamati kedatangan pangeran Yosua.
"Apa kabarmu, ayah ?" sapa Yosua sembari melebarkan kedua tangannya ke samping.
Senyum liciknya mengembang disudut bibirnya saat dirinya menyapa sang kaisar vampir.
"Bagaimana keadaanmu ayah ?" tanya Yosua berusaha ramah.
"Yosua, sudah lama kau tidak datang kemari lantas hal apa yang membawamu datang kesini, putra Maharani", ucap kaisar vampir.
"Aku hanya ingin menjengukmu diistanamu ini, kuharap aku dapat terus melihatmu sehat selalu, ayah'', sahut Yosua sembari menundukkan pandangannya memberi hormat.
"Kau selalu senang karena kau merasa sainganmu berkurang, nak", kata kaisar vampir tersenyum sinis.
"Tolong singkirkan pikiran buruk itu dari benakmu, ayah ! Aku datang dengan maksud baik dan berharap aku dapat melihatmu dalam keadaan senantiasa sehat selalu, ayah !" ucap Yosua.
Yosua memberi hormat pada kaisar vampir yang duduk diatas singgasana kebanggaannya.
Kaisar vampir menenggak habis minumannya seraya tertawa keras.
"Kau pandai bersilat lidah, nak, katakan apa yang membuatmu hingga datang menjengukku kemari", kata kaisar vampir.
Kaisar vampir menatap dingin ke arah pangeran Yosua, tak sedikitpun rasa kasih sayang terpancar dari tatapannya.
"Apa kau membawa berita menggembirakan untukku ?" kata kaisar vampir.
"Tentu saja, aku akan selalu datang dengan kabar gembira karena aku telah menemukan gadis dibawah cahaya bulan itu, ayah", sahut Yosua dengan percaya diri.
"Oh, iya !? Benarkah itu ?" ucap kaisar vampir.
"Ya, ayah, tidak ada keraguan dari ucapanku ini tentang gadis yang kau maksudkan itu", kata Yosua.
"Lantas ?" ucap kaisar vampir acuh tak acuh.
Yosua terdiam sejenak seraya menatap bingung ke arah ayahnya, kedua alisnya naik ke atas, mengisyaratkan bahwa Yosua sedang tertegun atas sikap kaisar vampir.
"Lantas ??? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu itu, ayah ???" tanya Yosua sembari mengerlingkan mata.
Kaisar vampir tersenyum sinis seraya membuang muka.
"Kau selalu saja berpura-pura, Yosua sama seperti ibumu, Maharani", sahut kaisar vampir.
Yosua terlihat tidak suka saat kaisar vampir menyinggung ibunya, dia menggeram lirih, menahan emosi dalam hatinya.
"Kenapa ayah selalu mengaitkan diriku dengan ibu, bukankah urusan gadis dibawah cahaya bulan tidak ada hubungannya dengan ibu", sahut Yosua.
Kedua mata Yosua berkilat-kilat marah tapi dia berusaha untuk tidak memperlihatkannya pada kaisar vampir, ekspresi marah dalam dirinya.
Yosua menghela nafas pelan lalu berusaha bersikap sabar terhadap ayahnya yang selalu dingin.
"Ayah, aku datang dengan niat baik, bahkan aku ingin ayah turut merasakan kebahagiaan ini, bukankah kau akan senang karena bisa melanjutkan garis penerus untuk tahta kekaisaran vampir", kata Yosua yang membuang egonya.
Kaisar vampir menoleh kembali ke arah Yosua, tatapannya masih tetap dingin ketika memandang ke arah pangeran Yosua.
"Tidak saja karena Lakas pergi sekian lama, hampir sepuluh tahun, mungkin saja keinginan itu telah aku kubur bersamanya, tapi demi kelanjutan masa depan kekaisaran vampir maka aku dengan senang hati menerima gadis yang kau maksudkan itu", kata kaisar vampir.
Yosua tersenyum puas, kemenangan telah berada dekat bersamanya kemudian dia melanjutkan ucapannya lagi.
"Apa artinya kalau ayah sangat setuju dengan hadirnya gadis itu bersamaku ?" tanya Yosua.
"Apa kau berusaha meyakinkanku ?" tanya balik kaisar vampir.
"Tidak, aku tidak bermaksud demikian karena kedatanganku hanya ingin memberitahukan padamu bahwa aku telah menemukan gadis yang ayah maksudkan itu", sahut Yosua.
"Gadis dibawah cahaya bulan ? Yang akan menjadi penentu untuk calon kaisar selanjutnya, itu yang kamu maksudkan, bukan ?" kata kaisar vampir.
"Benar, ayah", ucap Yosua.
Kaisar vampir langsung tersenyum sinis, terlihat dia tidak senang dengan sikap terus terang dari pangeran Yosua.
Jelas terlihat bahwa pangeran Yosua sangat menginginkan tahta penerus kekaisaran vampir selanjutnya, dengan begitu sangatlah terang kalau pangeran Yosua ingin menjadi kaisar vampir.
Hal itulah yang membuat kaisar vampir sekarang ini tidak menyukai pangeran Yosua yang terlalu berambisi menjadi kaisar.
"Dimana gadis yang kau maksudkan itu ?" tanya kaisar vampir.
Yosua datang ke istana kaisar vampir seorang diri bahkan tidak terlihat dia bersama seorang gadis.
"Dia dikediamanku saat ini, aku tidak bermaksud memperlihatkannya sekarang pada ayah", sahut Yosua.
"Kenapa kau harus menyembunyikannya dariku ?" tanya kaisar vampir.
"Karena aku harus tahu kelanjutan nasibku sebagai calon penerusmu, ayah", sahut Yosua.
Kaisar vampir tertawa keras, suaranya menggema menakutkan diruangan singgasana ini.
Gigi taringnya mencuat muncul diantara deretan giginya yang rapi ketika dia tertawa sangat keras.
Yosua semakin kesal saat ayahnya menertawakan dirinya, namun, sikap yang dia ambil, hanyalah diam saja terhadap sikap kaisar vampir.
"Ternyata kau menginginkan tahta kekaisaran vampir untukmu seorang, Yosua'', ucap kaisar vampir seraya tersenyum lebar.
Yosua tersentak kaget saat kaisar vampir menyindirnya, menyebutkan bahwa dirinya memang menginginkan tahta kekaisaran vampir.
"Tidak ayah, aku tidak berambisi, hanya saja aku ingin kau merasa tenang adanya penerus tahta untukmu", kata Yosua.
"Tapi yang kuinginkan adalah Lakas sebagai penerus tahta kekaisaran vampir selanjutnya", sahut kaisar vampir seraya tersenyum sinis.
Yosua langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, meski sindiran telah membuatnya dipermalukan oleh kaisar vampir, dia tetap bertahan dihadapan kaisar.
Mungkin benar yang dikatakan oleh ayahnya bahwa dirinya menginginkan tahta kekaisaran untuknya tapi semua itu dia lakukan karena Yosua ingin merombak tantanan kekaisaran vampir yang sangat menekan keberadaan klan vampir dikalangan manusia.
Yosua menganggap aturan kekaisaran ayahnya sangat menekan keras karena klan vampir dilarang menghisap darah segar dan menggantinya dengan minuman anggur, bahkan melarang meminum darah dari binatang manapun juga.
Hal yang teramat menyiksa bagi klan vampir sebab semestinya para vampir setidaknya mencecap darah segar meski hanya seteguk saja.
"Menurut pendapatmu apa jika aku menginginkan Lakas sebagai penerus tahta selanjutnya ?" ucap kaisar vampir.
Yosua menatap ke arah ayahnya seraya memandang tajam.
"Aku hanya menolong kekaisaran vampir tetap berlanjut bahkan aku rela mati-matian mencari gadis dibawah cahaya bulan yang kau inginkan itu, ayah", ucap Yosua.
Wajah Yosua berubah merah padam seketika saat mendengar ayahnya berkata tentang Lakas sebagai calon penerus tahta kekaisaran vampir selanjutnya.
"Tapi gadis itu diperuntukkan bagi pangeran vampir yang akan menikah dan melanjutkan tahta kekaisaran, bagi siapa saja yang berhasil mendapatkan gadis dibawah cahaya bulan", ucap kaisar vampir.
Kaisar vampir tersenyum kembali seraya memutar cincin merah delimanya.
"Gadis dibawah cahaya bulan bukan untukku melainkan teruntuk calon penerus tahta selanjutnya", kata kaisar vampir.
"Dan aku telah menemukannya, ayah...", sahut Yosua.
Yosua masih berdiri menatap ayahnya tanpa bergeming sedikitpun.
"Apa dia dari klan vampir seperti kita ?" tanya kaisar vampir.
"Tidak..., bukan, gadis itu bukan berasal dari klan vampir seperti kita...", sahut Yosua sembari menggelengkan kepalanya.
"Lantas dari klan mana gadis itu berasal ?" tanya kaisar vampir seraya menaikkan alisnya ke atas.
"Manusia...", sahut Yosua dingin.
Kaisar vampir kembali menautkan keningnya, tatapannya dingin ke arah pangeran Yosua.
"Manusia... ?" ucap kaisar vampir.
"Ya, gadis dari ras manusia...", kata Yosua dengan kedua mata bersinar merah.
"Cih... !" decak kaisar vampir seraya melengos ke arah lain.
"Kenapa ? Ayah tidak suka ?" tanya Yosua.
"Ya, aku paling benci manusia...", sahut kaisar vampir.
"Lalu gadis dari klan mana yang ayah inginkan ?" tanya Yosua.
"Sama seperti kita, dari klan vampir darah murni", ucap kaisar vampir.
Kata-kata kaisar vampir langsung menyentakkan pangeran Yosua karena ayahnya mengingingkan gadis dibawah cahaya bulan berasal dari klan vampir, sama seperti mereka bukan dari kalangan manusia atau ras lainnya.
"Apa perlu aku mengubah gadis itu sesuai yang ayah kehendaki ?" tanya Yosua.
"Mengubahnya ? Maksudmu ?" tanya kaisar vampir.
"Aku akan mengubahnya menjadi slave vampir agar gadis itu sesuai yang ayah inginkan, berasal dari klan vampir, sama seperti kita", sahut Yosua.
"Ambisi dapat membutakan hati bahkan kau tega mengubah manusia menjadi slave vampir agar keinginanmu tercapai, nak", kata kaisar vampir.
"Mungkin, jika memang demikian adanya maka apapun akan aku lakukan demi mencapai tujuanku", ucap Yosua.
Kaisar vampir kembali tertawa keras, bahkan suara tawanya terdengar lebih melengking kuat hingga keluar ruangan singgasana.
"Baiklah, bawa dia kehadapanku setelah masa sepuluh hari mendatang, mungkin saja kau akan berubah pikiran, nak", ucap kaisar vampir.
"Aku tidak akan pernah mengubah keputusanku lagi bahkan aku akan merealisasikan keinginanku ini menjadi kenyataan, ayah", kata Yosua.
"Silahkan saja ! Jika itu yang kau harapkan, nak !" kata kaisar vampir.
Kaisar vampir menatap dingin ke arah pangeran Yosua sembari bersulang dengan segelas anggur merah ditangannya lalu melanjutkan ucapannya.
"Tidak ada larangan apapun bagi semua pangeranku, semua bebas, dan aku memberi peluang besar bagi semua anak-anakku sebagai calon penerus tahta selanjutnya, nak !"