NovelToon NovelToon
Senandung Penantian

Senandung Penantian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Oksigen TW

Cerita ini benar karya orisinil Author.

✅️ Bijak dalam membaca
✅️ Mohon saran dan kritik yang membangun
❌️ Tidak boomlike dan lompat bab

Uswa wanita yang penuh luka, menemukan secercah cahaya dalam sorot mata Hanz, seorang nahkoda yang ia temui di dermaga.

Gayung pun bersambut, bukan hanya Uswa yang jatuh hati, namun Hanz juga merasakan getaran kecil di hatinya.

Seiring berjalannya waktu, rasa di antara keduanya semakin besar. Namun, Uswa selalu menemukan ketidakpastian dari kegelisahan Hanz.

Uswa pun terjebak dalam penantian yang menyakitkan. Hingga akhirnya, ia dipertemukan oleh sosok Ardian, pria yang berjuang untuk Uswa.

Lantas, kisah mana yang akan dipilih Uswa?

Tetap menanti Hanz yang perlahan memulihkan luka, namun selalu berakhir dengan ketidakpastian?

Atau membuka lembaran baru bersama Ardian yang jelas memiliki jawaban yang sudah pasti?

Ikuti kisah dan temukan jawaban Uswa pada cerita Senandung Penantian.

Cover by Ig : @desainnyachika
Ig : @oksigentw
TT : @oksigentw

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksigen TW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Sudah empat hari sejak pertemuan pertama setelah kembalinya Hanz. Dan, sejak itu pula Uswa belum ke Dermaga. Hatinya yang merindu kehadiran Hanz, terus memaksa untuk ke Dermaga. Namun, pikirannya terus menolak, karena ia harus mempertahankan harga dirinya.

Ia tidak ingin menjatuhkan harga dirinya, meski hatinya begitu mendamba dan merindu. Lagi-lagi Uswa termenung di depan layar komputernya. Bagaimanapun ia menjaga harga dirinya, ia tetaplah seorang wanita. Ia tetap menunggu kabar dari pujaan hati.

"Bu Uswa sakit?" tanya Yadi.

Bukan tanpa sebab pria yang super kepo, namun sangat peduli dengan lingkungan itu bertanya. Sejak hari selasa ia sudah memperhatikan Uswa. Murung, gelisah, dan terlihat pucat.

Uswa tersenyum menatap Yadi. "Tidak, Pak Yadi. Hanya kurang enak badan saja," jawab Uswa, tetap mempertahankan senyum ramah.

"Ambil cuti aja, Bu. Jatah cuti tahun lalu Ibu aja masih banyak." Yadi memberi saran, mengingat Uswa jarang sekali mengambil jatah cuti.

"Tidak apa-apa, Pak. Sebentar lagi juga waktunya pulang. Lagian ... besok weekend, toh?" ujar Uswa.

"Sekali-kali cuti, Bu. Refreshing. Jangan ke Dermaga terus," imbuh Rahman, yang baru datang dari ruang Manajer.

"Ke Dermaga, kan, refreshing juga, Pak Rahman. Dan lagi, hemat biaya, dong. Hahaha ...."

Tawa renyah Uswa terdengar nyaring. Membuat rekan-rekan yang mendengar hanya menggeleng sembari tersenyum. Begitu juga dengan Ardian, pria yang tempat duduknya tepat di hadapan Uswa ikut mengembangkan senyum tipis.

Ardian tidak menyangka, bahwa Uswa adalah sosok yang menyenangkan. Terbukti beberapa hari ia bergabung, rekan-rekannya sangat perhatian pada Uswa. Ia juga mendengar dari Yadi, bahwa Uswa salah satu karyawan wanita yang dikagumi banyak orang. Namun, tetap penuh ketegasan dan wibawa.

Ardian, pria itu semakin terpesona pada Uswa. Dalam benak Ardian, ia harus membuat Uswa berpaling padanya. Ia juga tidak tega, jika harus melihat air mata Uswa mengalir, karena pria yang Uswa cintai. Ardian bertekad, dirinya akan terus ada di sisi Uswa, meski kehadirannya tidak terlihat.

'Jika kau telah menjadi milikku, akan kupastikan air mata yang keluar hanya air mata bahagia.' batin Ardian, sembari mengulas senyum tipis.

Yadi yang baru berdiri dari duduknya, melihat Ardian melukiskan senyum tipis. Pria super kepo itu mengkerutkan kening. Rasa penasaran dan jiwa isengnya seakan berkolaborasi, untuk mengganggu Ardian.

"Pak Ardian kenapa senyum-senyum sendiri?" celetuk Yadi. Suaranya yang nyaring membuat seisi ruangan menatap Ardian, kecuali Uswa.

"Eh ... tidak, Pak. Ini ... saya hanya baca meme," elak Ardian, yang jelas berbohong.

"Aaahh ... yang betoooolll?" goda Yadi, yang semakin membuat Ardian salah tingkah.

"Betul, Pak," jawab Ardian. Ia pun mengulas senyum hangat.

"Hahaha ...."

Tawa renyah memenuhi ruangan. Godaan Yadi berhasil membuat rekan-rekan yang lain tertawa. Dan Rahman, ekspresi wajahnya berusaha mengingat sesuatu. Dan, ia pun mengembangkan senyum yang mengandung arti sendiri. Senyum licik, yang siap meluncurkan serangan untuk dua orang rekannya.

"Eh, Pak Yadi ... Bapak pasti ada ketinggalan berita baru, kan?" Kini giliran Rahman yang mendapat informasi baru. Lebih tepatnya gosip baru.

"Berita apa, Pak?" tanya Yadi, penasaran.

"Waahh ... bisa-bisanya seorang pak Yadi ketinggalan informasi," goda rekan yang lain, yang duduk tepat di sebelah Ardian.

"Sepertinya, julukan Duta Informasi belum cocok disandang oleh pak Yadi. Bukan begitu kan, Pak Rahman?" imbuh Uswa, yang mencoba ikut nimbrung.

"Informasi apa sih, Pak Rahman?" desak Yadi, yang sudah sangat penasaran.

Sebenarnya bukan hanya Yadi yang penasaran. Uswa, Ardian, dan rekan yang lain, yang duduk di area Spt juga penasaran. Rahman melirik Uswa, yang terus fokus ke layar komputer. Pandangannya kemudian beralih ke Ardian, yang juga terfokus pada layar komputer.

"Sebelum saya kasih tau berita baru, saya mau tanya bu Uswa dan pak Ardian dulu ..." celetuk Rahman, yang membuat Uswa dan Ardian spontan menatapnya.

Uswa menaikkan alis kanan. Tatapannya berubah menelisik, seolah mencaritahu apa maksud ucapan rekannya. "Ada apa, Pak?" tanya Uswa.

"Bu Uswa dan Pak Ardian ini sudah saling kenal sebelumnya, kan?" tanya Rahman, yang bergantian menatap Uswa dan Ardian.

Pertanyaan tak terduga dari Rahman, membuat Yadi dan rekan Spt yang lain spontan menatap Uswa dan Ardian secara bergantian. Mereka semua menanti jawaban dari kedua insan itu.

Sesekali Ardian mencuri pandang pada Uswa. Pria itu ingin sekali mengatakan, bahwa mereka sudah kenal, sebelum Ardian bergabung. Namun, Ardian harus menahan diri. Ia tidak ingin Uswa merasa tidak nyaman.

"Malah diam berdua ini. Diam tanda jawaban, loh ..." ujar Yadi, yang semakin mendesak.

Uswa dan Ardian masih sama-sama diam. Berbeda dengan Ardian yang air mukanya menunjukkan, bahwa mereka saling mengenal, Uswa hanya menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi sedikit pun. Uswa pun bangun dari duduknya. Sesaat, ia menatap Ardian dan tersenyum.

"Kami memang sudah saling kenal. Tapi, belum lama. Sekitar dua atau tiga minggu, ya? Saya lupa."

Pernyataan Uswa membuat Rahman langsung ceria. Wajahnya tersenyum lebar. "Pantaslah ... senin sore ada yang ke Dermaga bareng. Hahaha ...." Gelak tawa Rahman membuat Yadi dan rekan lainnya semakin penasaran.

"Ngasih berita yang jelas, Pak Rahman!" gerutu Yadi, yang sudah sangat penasaran.

"Senin malam, saya dapat informasi dari orang Dermaga. Spt yang paling cantik di Departemen kita ke Dermaga. Tapi, nggak sendirian. Sama pak Ardian."

Rahman menjelaskan gosip baru pada rekan-rekannya. Sehingga, membuat mereka langsung menatap Ardian dan Uswa penuh selidik. Akan tetapi, Uswa merasa bodoh amat. Ia tidak peduli dengan gosip yang akan cepat hilang.

"Ya, memang. Senin saya dan pak Ardian ke Dermaga. Tidak sengaja ketemu, sih. Lagian, saya juga ketemu mas Laut ...," celetuk Uswa.

"Ooh, jadi yang bersandar hari senin kapal si Pelautnya bu Uswa, toh ..." ujar Rahman, sembari mengangguk pelan.

"Jadi gimanalah, Bu? Masih ingatnya mas Laut Bu Uswa itu?" selidik Yadi, yang semakin kepo.

"Menurut Bapak?" Alih-alih menjawab, Uswa malah balik bertanya pada Yadi.

"Kalau menurut pandangan saya beberapa hari ini. Dia sepertinya mengabaikan Ibu. Makanya, sudah empat hari ini ibu tidak ke Dermaga, kan?"

Uswa langsung diam membisu. Ia merasa ada sesuatu yang menusuk relung hatinya. Pasalnya, ia tidak mengerti, apakah Hanz ingat padanya? Tidak. Hanz pasti ingat. Namun, ia tidak tahu, apakah pria itu masih memiliki rasa padanya atau tidak?

Hari itu, Uswa benar-benar mati kutu. Ia tidak mampu mengatakan iya atau tidak. Entah kenapa, candaan, rasa penasaran rekannya kali ini, seakan menusukkan ribuan sembilu. Sehingga, menjadi pilu yang mendalam.

Melihat Uswa yang langsung diam membisu, Yadi, Rahman dan rekan lainnya juga terdiam. Mereka saling pandang, saling bertanya melalui tatapan, apa yang terjadi pada Uswa?

Seketika, area tempat duduk para Spt hening. Mereka kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Yadi dan Rahman merasa bersalah pada Uswa, karena gurauan mereka, Uswa menjadi murung. Dan, mereka tidak menduga, bahwa Uswa akan diam seperti itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Mereka saja bisa menduga, bahwa dia melupakanku. Bagaimana denganku? Bukankah wajar jika aku berpikir demikian? Entahlah, aku pun semakin tak mengerti dengan dirinya....

...~Oksigen TW~...

...****************...

1
mama Al
ya ampun kalau aku jadi uswa udah malu
mama Al
ada yang merhatiin
mama Al
bukan rahasia lagi
mama Al
Yadi kayak wartawan informasi
mama Al
harusnya hanz yang mendatangi uswa.
nanti kelihatan uswa yang ngebet.
mama Al: perempuan kalau sudah kecewa lama sembuhnya
Oksigen TW: Harusnya, Kak. Waktu di Dermaga, Uswa kebetulan ngeliat Hanz. Dan ... ternyata Hanz lagi sibuk😭
total 2 replies
Dewi Payang
5🌹buat Ardian... Maaf ya Hanz klo kamu terus2an kaku aku pindah ke Ardian aja🤭
Dewi Payang: Sama2 kak.... pindah ke hati yg lebih nyaman😂😂😂😂
Oksigen TW: Terima kasih mawarnya, Kak🫶
total 3 replies
Dewi Payang
Hanz terlalu kaku...
Dewi Payang: Kalo ga berubaah, tar Uswa diambil org🤭
Oksigen TW: Banget, Kak. Sepertinya, dia kelamaan di laut😭
total 2 replies
Dewi Payang
Salah ngomong Yadi😂atau Uswa memang sedang sensi😂
Dewi Payang: Kayanya lebih begitu ya kak😁
Oksigen TW: Uswa yang sensi, Kak😭
total 2 replies
Dewi Payang
Astagaaaaaa diperjelas pulaaaa🤭
Dewi Payang: Si Uswa selalu jadi pusat perhatian.....😁
Oksigen TW: Sesuatu yang menyangkut Uswa, pasti bakal cepat menyebar.😭
total 2 replies
Dewi Payang
Bisaaaaaa aja si pak Yadi ini😁😁
Dewi Payang: iya bener😂
Oksigen TW: Dia memang gitu, Kak🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Udah pada tau ya😂
Dewi Payang: Mereka usil karena nyaman sama kepribadian Uswa😁😁😁😁
Oksigen TW: Mulut Yadi dan Rahman terlalu usil sama Uswa😭
total 2 replies
Dewi Payang
Nah si biang info dateng😁
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂
Oksigen TW: Duta informasi😭
total 2 replies
Dewi Payang
Setuju, tetep pertahankan harga diri Uwa👍
Oksigen TW: Harus, Kak😎
total 1 replies
Dewi Payang
10 iklan buat kak author
Dewi Payang
Kakak puitis sekali🫰👌
Dewi Payang
Akhirnya Hanz kembali berlabuh...
Dewi Payang
wanita mini? semungil apa si Uswa?
Dewi Payang
Aduh ada si Ardian lagi.....
Dewi Payang: Bagus juga, biar si Hanz mengubah strategi... ayo, semangat up kak💪
Oksigen TW: Dan, Hanz semakin cemburu🤣
total 4 replies
Dewi Payang
Sulit bagimu utk masuk ke hatinya Uswa Ardian...
Oksigen TW: Betul, Kak
Dewi Payang: Tapi klo hatinya sakit dan berpaling, tak akan menoleh lagi....
total 3 replies
Dewi Payang
Manager ada udang dibalik bakwan
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂
Oksigen TW: Harus ada Yadi dan Rahman, Kak. Tapi, biang gosip memang Yadi, sih😭
total 8 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!