NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Temuan Baru

Zareena mendorong tubuh Rayden setelah beberapa saat yang lalu dia terbawa suasana karena ingatannya pada Ethan.

"Maaf, aku tidak bermaksud berbuat lancang padamu. Aku hanya ...".

Rayden merasa kikuk setelah pelukan mereka terlepas.

"Tak apa, aku juga salah. Aku ingin beristirahat".

Zareena menghapus air matanya. Ia segera merebahkan dirinya, menarik selimut, dan tidur membelakangi Rayden yang masih berdiri di sana.

"Selamat malam", ucap Rayden namun Zareena tidak membalasnya.

Rayden memilih untuk kembali ke sofa. Kedua matanya masih terbuka, menatap Zareena yang sudah mulai tertidur di hadapannya.

"Zareena", batin Rayden dengan senyum tipis terulas di bibirnya.

Kilatan momen mereka berpelukan beberapa saat yang lalu kembali berkelebat dalam ingatan Rayden.

Sejak awal melihat Zareena, Rayden sudah memiliki ketertarikan padanya. Selain cantik, Zareena juga memiliki kepribadian yang menarik, begitu pikir Rayden meskipun selama ini mereka belum berinteraksi terlalu banyak.

"Beruntung sekali Ethan memilikimu. Andai kita bertemu lebih cepat, mungkin sekarang kamu adalah istriku", batin Rayden semakin jauh.

Saat Rayden larut dalam angan-angannya, gawai milik Rayden bergetar. Ada panggilan masuk dari anak buahnya yang masih terus melakukan pencarian di lokasi kejadian jatuhnya helikopter Hawkins.

Rayden bergegas keluar. Dia tidak ingin Zareena mengetahui perbincangannya dengan anak buahnya di telepon.

"Katakan, apa ada temuan baru?", tanya Rayden to the point saat ia menerima telepon itu.

"Ya, Tuan. Setelah beberapa hari yang lalu kami mendapatkan kesaksian dari seorang nelayan yang melihat sebuah kapal menyelamatkan seseorang di laut, sekarang kami berhasil menemukan sebuah rumah di pulau lain yang tak jauh dari lokasi jatuhnya helikopter".

"Apa Ethan ada di sana?".

"Sayangnya, kami tidak menemukan siapapun di sini. Sepertinya penghuni rumah ini sudah pergi. Tapi kami menemukan sebuah jam tangan. Saya sudah mengirimkan fotonya beberapa saat yang lalu. Mohon Tuan periksa".

Rayden segera membuat file foto yang dikirimkan pengawalnya.

"Jam tangan milik Ethan", ucap Rayden.

"Telusuri dan cari tahu siapa pemilik rumah itu dan lakukan pengejaran. Aku yakin Ethan masih hidup".

"Baik, Tuan".

Telepon itupun berakhir.

Rayden segera menghubungi Alden untuk mengabarkan temuan baru dari anak buahnya.

"Terima kasih, Tuan Rayden. Aku akan mengerahkan anak buahku untuk membantu melakukan pencarian pemilik rumah tersebut", janji Alden di telepon.

"Ya. Peluang kita untuk menemukan Ethan semakin dekat, aku harap usaha kita kali ini tidak sia-sia".

"Ya. Besok pagi aku akan melaporkan berita ini pada Tuan Robin. Oh ya, bagaimana kondisi Nona Zareena?. Maaf, beberapa hari ini aku belum berkunjung lagi ke sana", Alden teringat dengan bosnya yang masih dirawat di rumah sakit.

"Kondisinya tidak terlalu baik. Tapi kamu tidak perlu khawatir, dokter tadi sudah memeriksanya dan memberikan obat", jawab Rayden.

"Apa Nona Zareena sakit?".

"Tidak. Dokter bilang dia mengalami hyperemesis atau mual muntah berlebihan dan itu biasanya dialami wanita hamil dimasa awal kehamilannya", terang Rayden mengingat kembali penjelasan dari dokter.

"Oh begitu. Aku harap kondisinya segera membaik".

"Semoga saja demikian", Rayden ikut berharap hal yang sama.

Setelah perbincangannya dengan Alden usai, Rayden kembali masuk ke dalam ruang rawat Zareena. Dia melirik ke arah Zareena yang tak bergeming.

"Sepertinya dia sudah tertidur lelap, syukurlah", gumam Rayden.

Sebelum ia kembali ke sofa, Rayden melihat dulu kondisi Zareena dari dekat.

"Cantik", batin Rayden menatap wajah Zareena yang tampak tenang dalam tidurnya.

***

"Apa ada masalah, honey?", tanya Vallen yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah ia membersihkan diri di sana.

Sayup-sayup tadi Vallen mendengar suaminya berbicara dengan seseorang di telepon.

"Tidak ada. Hanya ada berita baru dari Rayden tentang pencarian Ethan", jawab Alden menatap istrinya.

"Aku harap sepupuku segera ditemukan. Kasihan Zareena, dia sedang hamil dan sakit, tapi suaminya entah di mana", Vallen bersimpati.

"Ya. Aku akan berusaha keras untuk menemukan Ethan. Doakan aku".

"Tentu, aku selalu mendoakanmu, honey", jawab Vallen yang kini sudah duduk di samping Alden.

"Honey, jangan tidur dulu".

Alden menahan tubuh Vallen yang sudah siap merebahkan diri.

"Kenapa?. Apa kamu butuh sesuatu dariku?", tanya Vallen menatap suaminya.

Alden tersenyum, "Ya. Aku menginginkan seorang anak".

Vallen tersipu mendengar jawaban jujur dari Alden.

"Apa kamu yakin?".

"Tentu. Ku rasa kita sudah cukup lama menikah. Aku ingin menjadi seorang ayah".

"Tapi ...", Vallen mengigit bibir bawahnya. Hal itu membuat Alden gemas.

"Kemarilah".

Alden menarik tubuh Vallen dalam dekapannya dan langsung menyatukan bibir mereka.

"Kita akan melakukannya sepanjang malam, honey", bisik Alden tepat di telinga istrinya.

Vallen meremang karena geli sekaligus malu. Meski ini bukan kali pertama mereka bercinta, tapi tetap saja Vallen merasa malu pada suaminya karena bisa dipastikan sepanjang Alden menggagahinya, Vallen tidak akan bisa mengendalikan diri seperti sebelum-sebelumnya.

"Apa harus selama itu?. Besok kita harus bekerja, honey", Vallen memukul lembut dada suaminya.

Alden tersenyum. Dia justru semakin tertantang karena sikap manja Vallen.

"Kalau besok kamu lelah, kamu bisa beristirahat di rumah, honey. Biar aku saja yang bekerja", jawab Alden.

"Mana bisa begitu. Studio riasku memiliki jadwal dari klien untuk ...".

Belum selesai Vallen bicara, Alden kembali melumat bibir ranum milik istrinya. Dia tidak memberikan celah sedikit pun untuk membahas pekerjaan di atas ranjang.

"Honeeeyyy ...", Vallen menahan dirinya agar tidak mendesah secepat itu saat ciuman Alden mulai mendarat di lehernya.

Alden melirik sebentar, menatap wajah merona Vallen. Alden tersenyum dan semakin terbakar gairah.

Alden kembali mematut bibir Vallen. Satu tangannya menopang tubuhnya sendiri, sedangkan satu tangannya yang lain meremas benda kenyal di dada Vallen secara bergantian.

Tubuh Vallen menggelinjang mendapatkan sentuhan itu.

"Honeyyy ... ahhh ...".

Alden senang mendengar nyanyian pertama lolos dari bibir istrinya. Tangannya dengan cepat menarik gaun tidur yang Vallen kenakan, membuat kedua benda kenyal kesukaannya menyembul keluar.

Alden mulai memberikan hisapan lembut di area dada Vallen. Menjilat puting merah muda milik istrinya dan memberikan beberapa tanda di area itu. Membuat kulit putih Vallen kini tampak kemerahan.

Vallen sedikit menekan kepala Alden saat suaminya itu menghisap benda kenyal miliknya. Rasanya begitu nikmat.

"Hisap yang kuat, honeyyy".

"Ayo lakukan lagi, aku menyukainya, sungguh".

"Honeeyyy".

Vallen terus menceracau merasakan sensasi gairah yang terus naik dalam dirinya.

Alden dengan piawai melakukan apa yang diminta istrinya, bahkan dia memberikan lebih dari itu.

Perlahan tapi pasti, cumbuan Alden membuat tubuh Vallen semakin menegang. Ciuman dan sentuhan Alden di area-area sensitifnya membuat Vallen semakin sulit mengendalikan diri.

"Aku akan membuatmu terus mendesah dan menjerit di bawahku, honey", lagi, Alden berbisik pada istrinya.

Bisikan maut itu membuat Vallen malu namun ia juga menginginkannya.

Entah sejak kapan, tubuh Alden dan Vallen sudah benar-benar polos tanpa sehelai benangpun. Tapi Alden masih menahan dirinya untuk tidak langsung masuk ke menu utama. Dia masih terus menikmati foreplay bersama Sang istri.

"Aahhh ... honeyyy".

Tubuh Vallen menggelinjang hebat saat di bawah sana ia merasakan Alden memainkan lidahnya, bergantian dengan jarinya yang juga aktif bergerak.

"Basah", gumam Alden senang.

"Honey, aku ... mmmhhh ...", Vallen mengigit bibir bawahnya, kedua tangannya meremas sprei, merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Alden memberikan hisapan dan jilatan di bawah sana. Jarinya pun bergerak lebih dalam dan cepat.

"Honeeeyyy ... aku, aaahhh".

Vallen melakukan pelepasan pertamanya. Alden bisa merasakan sensasi yang lebih basah di bawah sana.

"Apa kamu menyukainya, honey?", tanya Alden dengan wajah sumringah karena berhasil membawa istrinya ke puncak.

Vallen menganggukkan kepalanya dengan wajah malu-malu. Nafasnya masih terengah-engah, membuat benda kenyal miliknya naik turun dan itu terlihat begitu menantang di mata Alden.

"Bersiaplah, aku akan membawamu menuju kenikmatan yang tiada tara", ucap Alden dengan suara yang terdengar semakin berat dan tatapan mata dalam berkabut gairah.

"Lakukan, honey. Aku sangat menginginkannya, sungguh. Puaskan aku, aku ...", suara Vallen pun terdengar tercekat. Kedua tangannya menangkup wajah Alden yang kini ada di atasnya. Vallen tak mampu melanjutkan kata-katanya sendiri.

Alden tersenyum senang. Dirinya pun sudah tidak mampu lagi menahan desakan gairah yang semakin menggila. Ia kembali menghisap lembut dada Vallen secara bergantian. Membiarkan tubuh Vallen kembali menggelinjang hebat.

"Kamu sungguh menggoda, honey".

Alden dan Vallen saling menatap. Tangan Alden mengelus-elus lembut wajah istrinya. Perlahan-lahan Alden membuka kedua kaki Vallen, memberikan jalan dan ruang miliknya untuk masuk ke dalam area yang paling menggoda.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu", bisik Alden.

Bisikan itu Alden berikan bersamaan dengan desahan panjang Vallen saat milik keduanya bertemu, bersatu dengan sempurna di bawah sana.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!