NovelToon NovelToon
Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 30

Mesin mobil berderu lembut saat mereka melaju dengan cepat melewati jalanan sepi. Tara menggigit bibirnya, matanya tajam mengawasi sekeliling. Kota itu terlihat tenang, namun ia tahu, ketenangan ini hanyalah tipuan. Bahaya masih mengintai di setiap sudut, dan musuh mereka tidak akan tinggal diam.

"Bagaimana caranya kita bisa menghubungi Adrian dan Lucas?" tanya Raymond, tangannya erat memegang kemudi. "Sinyal kita mungkin sudah terpantau oleh mereka."

Tara mengangguk pelan, memahami kekhawatiran Raymond. "Aku punya satu cara," katanya, sambil mengeluarkan perangkat kecil dari sakunya. "Ini adalah pengacau sinyal yang bisa membuat kita aman selama beberapa menit. Kita harus cepat, sebelum mereka melacak kita."

Raymond memandang perangkat itu, sedikit ragu tapi tidak punya pilihan lain. "Lakukan."

Tara menekan tombol di perangkat tersebut, dan dalam sekejap, layar ponselnya menunjukkan bahwa mereka berada di zona aman. Dengan cepat, dia menghubungi Adrian, berharap mereka masih berada di lokasi yang aman.

"Adrian, kau di sana?" suara Tara terdengar cemas.

Ada jeda singkat sebelum suara Adrian terdengar di ujung sana. "Ya, kami di sini. Kau baik-baik saja?"

"Kami berhasil keluar dari kepungan, tapi situasinya sangat buruk. Mereka semakin dekat, dan kami hampir tertangkap," Tara berbicara cepat. "Kami butuh tempat aman untuk bertemu dan menyusun rencana selanjutnya."

"Tempat aman?" Adrian terdengar ragu. "Sulit menemukan lokasi yang tidak mereka awasi. Tapi ada satu tempat... Sebuah gudang tua di tepi kota, dekat rel kereta api. Itu bekas markas kelompok penyelundup, mereka seharusnya tidak menduga kita akan bersembunyi di sana."

Tara memandang Raymond, yang mengangguk setuju. "Baik, kita akan menuju ke sana. Pastikan Lucas siap dengan semua yang dia miliki. Pertempuran berikutnya tidak akan mudah."

"Dimengerti. Hati-hati di jalan," balas Adrian sebelum sambungan diputus.

Raymond mempercepat laju mobil, sementara pikiran Tara dipenuhi berbagai kemungkinan. Proyek Apocrypha semakin jelas di depan mata mereka, tetapi ancamannya masih misterius. Mereka tahu bahwa Volkov, dalang dari proyek tersebut, tidak akan berhenti sampai tujuannya tercapai.

"Menurutmu, apa langkah mereka selanjutnya?" tanya Raymond sambil melirik Tara.

Tara terdiam sejenak, merenung. "Mereka pasti sedang menyusun rencana besar. Apocrypha bukan hanya tentang data. Ada sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap. Mereka bermain dengan kekuatan yang tidak kita pahami sepenuhnya."

Raymond mengangguk, mencoba memahami apa yang Tara maksud. "Jadi, kita harus menghentikan mereka sebelum semuanya terlambat."

Setelah beberapa menit, mereka tiba di pinggiran kota, di mana gudang tua yang dimaksud Adrian terletak. Tempat itu tampak sepi dan tak terawat, tapi justru itulah yang membuatnya ideal sebagai tempat persembunyian sementara.

Mereka memarkir mobil di balik tumpukan puing dan berjalan cepat menuju pintu masuk gudang. Setelah memastikan tidak ada yang mengikuti, mereka masuk dan menemukan Adrian serta Lucas sudah menunggu.

"Bagaimana situasinya?" tanya Lucas, langsung ke inti.

"Kita nyaris tertangkap," jawab Raymond, suaranya masih terdengar cemas. "Pasukan Volkov terus memburu kita. Mereka sepertinya tahu setiap langkah yang kita ambil."

Adrian mengangguk. "Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus segera bergerak."

Lucas mendekati Tara, menyerahkan sebuah perangkat kecil yang tampak rumit. "Ini mungkin bisa membantu kita. Aku berhasil membongkar sebagian data yang kita curi. Sepertinya ada rencana besar yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Kita harus menghentikan Volkov sebelum itu terjadi."

Tara memeriksa perangkat tersebut dengan cermat, sementara Raymond berdiri berjaga di dekat pintu, memastikan tidak ada yang datang. "Apa yang kita hadapi kali ini?" tanya Tara, matanya masih tertuju pada layar.

Lucas menghela napas. "Ini lebih buruk dari yang kita bayangkan. Proyek Apocrypha ternyata melibatkan pengembangan senjata biologis, sesuatu yang bisa menghancurkan populasi dalam hitungan minggu. Jika kita tidak menghentikannya sekarang, jutaan nyawa akan terancam."

Tara merasakan napasnya tercekat. "Dan mereka sudah memiliki prototipe?"

Adrian mengangguk pelan. "Kita hanya punya satu kesempatan untuk menghentikan mereka, dan itu berarti kita harus menyusup ke fasilitas utama mereka—tempat di mana senjata itu sedang dikembangkan."

Raymond menyela, suaranya tenang tapi tegas. "Kita tidak akan bisa melakukannya sendirian. Kita butuh lebih banyak orang, lebih banyak sumber daya."

"Dan waktu," tambah Lucas. "Kita hampir kehabisan waktu."

Keheningan menyelimuti mereka sejenak. Setiap orang tenggelam dalam pikirannya masing-masing, menyadari beratnya misi yang akan mereka hadapi. Tara tahu bahwa mereka sedang berada di ambang perang, dan kegagalan bukanlah pilihan.

"Tapi kita tidak bisa menyerah," kata Tara akhirnya, suaranya mantap. "Kita tahu lebih banyak dari sebelumnya, dan itu memberi kita keunggulan. Kita akan menghancurkan Proyek Apocrypha, apapun yang terjadi."

Adrian mengangguk setuju. "Kita punya beberapa jam sebelum mereka menyadari apa yang kita lakukan. Kita harus bergerak sekarang."

Mereka segera membagi tugas. Lucas bertanggung jawab untuk menyiapkan peretasan terakhir, sementara Adrian akan mengurus jalur pelarian mereka. Tara dan Raymond, di sisi lain, akan memimpin infiltrasi ke fasilitas utama.

"Kita hanya punya satu kesempatan," kata Raymond saat mereka bersiap. "Kita harus memastikan bahwa kita berhasil."

Tara mengangguk. "Dan kali ini, kita tidak akan melakukan kesalahan."

Saat malam semakin larut, mereka mempersiapkan diri untuk misi yang paling berbahaya dalam hidup mereka. Dengan tekad bulat, mereka melangkah menuju kegelapan, tahu bahwa di ujung jalan ini, nasib dunia mungkin akan berubah selamanya.

1
·Laius Wytte🔮·
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
Kei Kurono
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
<|^BeLly^|>
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!