"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah satu mimpiku
Tidak, ya tidak mungkin juga jika dia disuruh untuk menemui orangtua Mentari hanya untuk sebuah candaan.
Tapi kenapa?
Apa salah Mentari?
Diam, diam seribu bahasa, Tian bingung harus apa.
"Jadi bagai mana? apa kamu mau menikahi Mentari?" tanya Anyelir dan Tian masih tidak bergeming dia larut dalam lamunannya, yang tidak habis pikir dengan rencana orangtua Mentari.
"Apa kamu butuh untuk berpikir?" tanya Juna yang sepertinya mengerti akan posisi Tian saat ini dan tak berselang lama Tian berkata "Ya"
Ya, dia butuh waktu untuk berpikir namun sebelum mereka membubarkan diri intuk beristirahat, Tian berkata "Kak, beri aku alasan yang masuk akal atas rencana kalian, yang tidak masuk akal itu."
Juna pun menjawab dengan mengatakan jika mereka ingin menikahkan Mentari dengan Tian untuk mengantisipasi semua kemungkinan yang mungkin saja terjadi saat dirumah Tian, akibat Tian yang ternyata menyukai Mentari sebagai seorang wanita bukan keponakan.
Tian yang mengerti maksud Juna, menjawab dengan mengatakan jika seperti itu alasannya, lebih baik dia pindah rumah dan membiarkan Mentari tinggal sendiri.
Namun jawaban Juna membuat Tian mengurungkan niatnya itu, karena Juna berkata jika tian membiarkan Mentari tinggal sendiri maka dia akan bersikap seenaknya, memakai pakaian yang dia suka sesuka hati, dan satu lagi dia akan kembali lalai dalam beribadah.
Tian yang tahu Mentari selalu berpakaian sopan dan taat beribadah tentu bingung saat mendengarkan penjelasan Juna.
"Tunggu, jadi selama ini dia selalu lalai dalam beribadah? dan sering berpakaian seksi?"
"Ya, selama ini, dia seperti itu, dinasehati masuk telinga kanan keluar dari telinga kiri, dan untuk beribadah dia harus selalu diingatkan, berbeda ketika tinggal bersamamu, seperti katamu pakaian sopan ibadah taat." jelas Juna.
Baiklah sekarang Tian mengerti alasan kenapa orangtua Mentari mempercayakan Mentari semudah itu padanya, tapi yang sekarang menjadi pikirannya, bagai mana dia harus bersikap pada Mentari setelah dia menjadi suaminya, dan apa pernikahannya nanti sah dimata agama, karena si wanita tidak tahu jika sudah dinikahkan oleh ayahnya tanpa dia tahu.
Pusing!!! itulah keadaan Tian saat ini, dan saking pusingnya Tian sangat sulit untuk memejamkan matanya, setelah dia masuk kedalam kamar tamu dirumah Juna.
Ya karena tidak pernah menginap sebelum-sebelumnya, jadi Tian tidak punya kamar khusus dirumah Juna.
***
Pagi telah tiba dan Tian kini sudah berhadapan dengan Juna, Anyelir juga Bayu.
"Maaf, maaf sebelumnya, tapi aku menolak untuk menikahi Mentari" ucap Tian yang sudah memikirkan pilihannya itu dengan kepala dingin dan tentunya sudah mempertimbangkan baik dan buruknya pilihannya itu.
"Berikan alasan yang masuk akal pada kami" ucap Juna yang terdengar keberatan atas pilihan Tian.
"Jujur aku senang, sangat senang saat mendengar permintaan kalian, karena Menikahi Mentari adalah salah satu mimpiku, tapi mimpiku itu tidak akan pernah aku wujudkan jika Mentari tidak memiliki perasaan yang sama denganku."
"Kak, untuk saat ini percayakan Mentari padaku sebagai Omnya, buang ketakutan kalian tentang aku yang mungkin hilap, karena aku menyayanginya dan rasa sayangku ini tulus tidak berharap Mentari akan membalasnya, aku Omnya dan aku tidak mungkin menyakitinya."
Dan tanpa diduga Bayu menghampiri Juna sambil berkata "Berdiri!!!"
Tian tentu kaget dengan respon Bayu, namun dalam rasa kagetnya dia menuruti keinginan Bayu yang menyuruhnya untuk berdiri dan setelah Tian Berdiri Bayu langsung memeluk Tian sambil berkata "Terimakasih Om, kelak jika mungkin Mentari membalas perasaanmu aku akan merestui kalian"
"Maaf akan sikapku semalam, karena sungguh aku tidak rela jika adikku satu-satunya harus menikah denganmu, tapi setelah mendengar Om menolak permintaan orangtuaku, dengan alasan yang Om berikan, aku percaya jika Om akan menjaga Mentari seperti kami menjaganya."
"Terimakasih atas kepercayaan mu, aku tidak akan pernah menghancurkan kepercayaan kalian," ucap Tian yakin.
Pelukan itu pun terlepas dan tanpa diduga juga Juna melakukan hal yang sama dengan Bayu lalu dia berkata "Kau tau andai kau berkata setuju, mungkin hari ini juga Mentari akan ku paksa pulang."
Tian terdiam sebentar untuk mencerna ucapan Juna dan setelah mengerti maksud ucapan Juna tian berkata "Tinggu, jadi yang kalian katakan semalam hanya untuk menguji ku?"
"Ya" jawab Anyelir.
"Ibu!!! dan kalian tega tidak memberitahuku" ucap Bayu kesal, karena tidak diberitahu jika rencana mereka hanya sebuah bentuk ujian bagi Tian.
"Maaf Boy, kami juga ingin melihat seberapa sayangnya kamu pada adikmu itu," ucap Juna.
"Ayah!!!!"
" biar pun dia menyebalkan, tapi dia tetap adikku yang harus aku lindungi dan harus kupastikan hidupnya bahagia."
"Dan hanya kamu yang boleh membuatnya marah-marah tidak jelas, begitu?" ucap Anyelir menambahkan.
"Ibu!!!" ucap Bayu kesal, tapi kalau dipikir iya juga hanya dia yang boleh membuat Mentari uring-uringan, tapi tidak oranglain dan hal itu sudah terbukti.
"Ya, kemari!!" ucap Anyelir sambil merentangkan tangannya, siap untuk memeluk Bayu karena terharu dengan ucapannya dan sikapnya semalam yang menentang keras rencana pernikahan Mentari yang tentu akan menyakiti Mentari jika dilihat dari sisi mana pun.
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.