Cahaya adalah gadis yatim piatu yang memiliki adik perempuan bernama Syila, mereka di rawat oleh pamannya setelah kedua orang tuanya meninggal. Cahaya berjanji kepada adiknya untuk terus bersamanya, bahkan jika ia dijodohkan pun akan berusaha melawan.
Suatu ketika pamannya sedang dililit hutang dan tidak mampu membayarnya, akhirnya Cahaya yang di jadikan tebusan hutang tersebut. Ia dijodohkan dengan Zeyyan yang memiliki cacat fisik yaitu kelumpuhan, serta bersifat dingin. Syila sangat kecewa karena Cahaya mengingkari janjinya.
Cahaya mencoba untuk tetap tegar menerima kenyataan ini dan bersikap baik serta sabar, ia berharap suaminya bisa mengizinkan adiknya tinggal bersamanya, agar ia bisa memenuhi janjinya. Zeyyan sedikit terempati setelah tahu latar belakang kehidupan Cahaya, dan juga karena kesabarannya untuk mengurus dirinya.
Namun suatu hari, tunangan Zeyyan hadir kembali setelah menghianatinya dan membuatnya terpuruk selama ini dan berusaha merusak rumah tangga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan
Setelah Zeyyan tahu dengan bagaimana latar belakang kehidupan Cahaya, ia pun mengerti apa yang harus ia lakukan.
"Aku ingin bertanya satu lagi, apa kamu ingin terus bisa menjaga Syila?" Tanya Zeyyan serius.
"Iya, tentu saja." Jawab Cahaya.
"Kalau begitu kita akan menjaganya bersama-sama." Kata Zeyyan.
"Maksudnya?" Tanya Cahaya tak mengerti.
"Ayo kita jemput dia sekarang! Aku tidak ingin adik iparku yang manis itu terus berkerja." Kata Zeyyan.
"Kamu serius?" Tanya Cahaya antusias.
"Iya." Jawab Zeyyan sambil tersenyum.
"Terima kasih." Ucap Cahaya sangat bahagia dengan spontan memeluk Zeyyan yang membuatnya terkejut.
"Ehem." Zeyyan berdeham untuk menyadarkan Cahaya.
"Eh, maaf. Em, aku. Terlalu senang." Kata Cahaya sambil menunduk malu kemudian tersenyum pada Zeyyan.
"Tidak apa-apa, sudah halalkan." Kata Zeyyan.
"Seharusnya lebih dari itu." Lanjutnya dengan nada pelan.
"Apa?" Tanya Cahaya karena mendengar Zeyyan berbicara dengan tidak jelas.
"Tidak, kau hanya sedikit bau bumbu dapur." Kata Zeyyan berbohong. Secara otomatis Cahaya pun memeriksa dirinya, dan memang benar yang dikatakan Zeyyan.
"Hehe, maaf. Aku terlalu senang tadi." Kata Cahaya sambil tersenyum nyengir.
"Iya, kau layak mendapatkan itu, anggap saja itu adalah hadiah dari kesabaranmu selama ini." Kata Zeyyan.
"Aku sangat berterima kasih padamu, karena kamu mengubah warna hidupku, dan juga menerangi sisi gelapku. Aku bisa kembali bangkit lagi menjadi diriku yang dulu." Lanjutnya, sedangkan Cahaya hanya tersenyum menanggapinya.
"Ya sudah, mandi sana dan kita jemput Syila sekarang!" Kata Zeyyan.
"Siap, Tuan." Kata Cahaya sambil hormat dan tersenyum, kemudian bergegas pergi untuk mandi.
"Dia juga manis." Kata Zeyyan sambil tersenyum.
....
Seperti biasannya Syila sedang bersama Reza membersihkan meja pelanggan sebelum kedai itu buka, hanya saja suasananya tidak sehangat biasanya. Syila menjadi acuh tak acuh kepada Reza, dan sikapnya yang biasanya ceria kini berubah menjadi pendiam.
"Syila." Kata Reza memanggil Syila.
"Iya." Jawab Syila sambil fokus mengelap meja.
"Kamu kenapa?" Tanya Reza.
"Tidak apa-apa." Jawab Syila datar sambil terus fokus melakukan pekerjaannya.
"Maaf." Ucap Reza setelah mengetahui reaksi Syila kepadanya.
"Untuk apa?" Tanya Syila datar.
"Untuk sikapku selama beberpa hari ini." Jawab Reza.
"Tidak apa-apa, aku mengerti." Kata Syila sambil tersenyum sebentar kepada Reza, kemudian pergi membuka pintu dan membalik papan tanda buka. Setelah itu ia pergi untuk menyiapkan gelas dan perlengkapan lainnnya.
Sedangkan Reza masih setia mengikuti Syila, karena ia tahu jika Syila sedang tidak baik-baik saja.
"Ada apa Syi, kenapa tidak mau bercerita?" Tanya Reza lembut.
"Aku capek tiap hari kerja terus, aku rindu Kak Aya, aku ingin bisa sekolah lagi. Tapi." Kata Syila akhirnya berbicara juga.
"Tapi, kamu harus tetap bersyukur. Yakin kamu akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari ini." Kata Reza melanjutkan kata-kata Syila.
"Gimana caranya?" Tanya Syila.
"Syila!" Suara seseorang yang memanggilnya.
"Kak Aya." Kata Syila berbinar setelah melihat siapa yang memanggilnya, kemudian bergegas menghampirinya.
"Kak Aya, aku rindu." Kata Syila sambil memeluk kakaknya.
"Iya, kakak juga rindu denganmu." Kata Cahaya sambil membalas pelukan adiknya.
"Ehem." Zeyyan berdeham karena dianggap baigon.
"Aku dilupain nih." Kata Zeyyan menyadarkan Cahaya dan Syila jika ada dirinya disana.
"Eh iya, maaf." Kata Cahaya sambil melepas pelukannya.
"Ayo masuk, Kak!" Ajak Syila kemudian berjalan lebih dulu.
"Iya." Kata Cahaya sambil mendorong kursi roda suaminya memasuki kedai mengikuti Syila.
"Kakak-kakak, mau pesan apa?" Tanya Syila ramah.
"Dua gelas taro milk tea." Kata Zeyyan.
"Oke, sebentar ya." Kata Syila tersenyum, sambil menautkan jari telunjuknya dengan ibu jarinya membentuk o, kemudian pergi membuatkan pesanan kakak iparnya.
"Dia terlihat begitu bahagia." Kata Zeyyan kepada Cahaya.
"Iya, aku senang melihatnya." Kata Cahaya sambil tersenyum.
"Ini dia pesanannya, silahkan dinikmati!" Kata Syila sambil meletakkan dua gelas taro milk tea di meja.
"Terima kasih." Ucap Cahaya sambil tersenyum.
"Oh ya, Syila. Kakak punya kabar gembira buat kamu." Kata Cahaya.
"Apa itu?" Tanya Syila penasaran sambil duduk di depan Cahaya.
"Kedatangan kami kesini untuk menjemputmu, jadi kamu gak usah kerja lagi." Jawab Cahaya sambil tersenyum.
"Maksudnya?" Tanya Syila masih belum mengerti.
"Kamu akan tinggal bersama kakakmu di rumahku." Jelas Zeyyan.
"Benarkah?" Tanya Syila memastikan.
"Iya, Syi." Jawab Cahaya sambil tersenyum.
"Yeeeii!" Kata Syila sangat bahagia kemudian memeluk kakaknya.
"Berterima kasihlah pada kakak iparmu!" Kata Cahaya.
"Terima kasih, kakak ipar." Ucap Syila sambil tersenyum.
"Sama-sama." Ucap Zeyyan sambil tersenyum juga.
#
"Syukurlah, akhirnya dia mendapatkan kehidupan yang layak." Kata Reza didalam hati yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka bertiga.
#
"Ya sudah, berkemas sana! Kakak akan membantumu kalau perlu." Kata Cahaya.
"Gak usah kak, aku bisa sendiri. Kakak tunggu aja disini." Kata Syila sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu." Kata Cahaya.
Syila pun segera pergi menemui bosnya untuk mengundurkan diri, kemudian menemui Tina dan Fara untuk berpamitan.
"Tina! Fara!" Teriak Syila sambil berlari menghampiri Fara dan Tina.
"Ada apa Syi, kok teriak-teriak?" Tanya Tina heran.
"Hehe, maaf." Ucap Syila sambil tersenyum nyengir.
"Mulai hari ini aku berhenti bekerja." Jawab Syila.
"Kenapa?" Tanya Tina dan Fara bersama.
"Kakakku datang menjemputku untuk tinggal bersama mereka." Jawab Syila sambil tersenyum.
"Wah, selamat ya. Akhirnya kamu bisa bersama kakakmu lagi." Kata Fara ikut senang.
"Tapi jangan lupain kita ya." Kata Tina.
"Enggak dong, kaliankan teman terbaikku, mana mungkin aku lupa." Kata Syila sambil tersenyum.
"E-emm." Kata Fara dan Tina bersama sambil memeluk Syila.
"Tapi jangan lupa jenguk kita lo ya." Kata Tina setelah melepas pelukannya.
"Itu pasti." Kata Syila sambil tersenyum.
"Ya udah aku beres-beres dulu ya." Kata Syila kemudian pergi ke mes untuk mengemasi barang-barangnya.
Satu per satu ia memasukkan pakaian dan barang-barang lainnya kedalam tas, namun aktivitasnya berhenti ketika melihat gelang pemberian dari Reza. Ia pun mengambilnya dan diusap lembut gelang yang terbuat dari benang dengan bandul kupu-kupu dan bunga berwarna merah muda tersebut, sambil mengingat momen kebersamaannya dengan Reza, saat itu ia di belikan gelang itu dan di pakaikan langsung ketangan kirinya oleh Reza, ia merasa sangat bahagia waktu itu. Syila tersenyum mengingat kenangan itu.
Setelah puas mengingat kenangan itu, Syila teringat dengan kata-kata Reza yang menganggapnya tidak lebih dari adik saja, seketika itu raut wajahnya berubah kemudian membuang gelang itu ke sembarang tempat dan melanjutkan pekerjaannya untuk mengemasi barang-barangnya.
Setelah semua selesai ia segera menggendong ransel tersebut dan bergegas pergi dari sana, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat gelang yang ia buang tadi bersama boneka beruang berwarna merah muda yang didapatnya dari Reza di taman hiburan waktu itu.
Bersambung.....
gak yach???
lanjut thor ceritanya
di tunggu double up nya