NovelToon NovelToon
Bukan Pelakor

Bukan Pelakor

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia
Popularitas:57.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Awan menyingsing berdendang di langit senja yang muram. Desir angin menusuk hangat dingin di malam yang membeku. Debur ombak memecah keheningan malam. Seorang gadis berusia 18 tahun tergeletak di lantai sebuah ruangan kosong tepi pantai. Wajahnya membengkak bekas dipukuli, tangan dan kakinya penuh dengan luka darah yang mengering.

Dinginnya angin malam menusuk sampai ke tulang membuat Chika membuka matanya. Chika memegang kepalanya yang terasa berat. Chika merintih menahan sakit. Chika sungguh tidak mengerti, apa kesalahan yang dia perbuat sehingga disiksa seperti ini.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana nasib Chika? Dosa apa yang diperbuat Chika?

Ikuti jalan ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Menyelamatkan Calista

Setelah mendapatkan telepon dari orang kepercayaannya, mereka semua pulang ke Kota E. Kecuali mama Clarissa memutuskan untuk tetap berada di Kota A bersama keluarganya. Aaron meminta tolong kepada orang-orang kepercayaannya untuk mencari dan menolong Calista.

Aaron juga mendapatkan kabar bahwa Keenan terluka dan dioperasi di rumah sakit. Menurut perawat yang ada di rumah sakit, Keenan ingin bunuh diri, beruntung tunangannya ada di sana dan dengan cepat menyelamatkannya.

Chika terlihat khawatir, apa benar Keenan ingin bunuh diri, apa ini semua karena Chika mengakhiri hubungan mereka, Chika terasa sesak. Ada perasaan bersalah, Chika harap Keenan dapat melalui masa-masa kritisnya.

🌑 Di kota A

Keenan sudah berada di ruangan perawatan. Shinta dengan setia menemani Keenan. Shinta memandangi Keenan yang lemah tak berdaya di atas hospital bed.

"Bodoh, dasar bodoh! Kamu masih sama seperti dulu. Tidak mungkin juga aku mengakhiri hidupku hanya untuk orang sepertimu," Shinta memandang sinis ke arah Keenan.

"Shinta,"

"Tante Devi," Shinta berjalan ke arah pintu.

"Tante sudah menculik kekasih pria itu. Ternyata dia orang yang selama ini Tante cari Calista Amani."

"Calista? Tapi gadis yang ku temui kemarin namanya Chika. Apa aku salah dengar ya?" Shinta mengetuk-ngetuk daun telinganya.

"Chika? Calista? Apa mereka ada dua?" Devita melebarkan kedua matanya.

Devita pergi meninggalkan Shinta. Shinta kembali menghampiri Keenan.

"Sayang, maaf aku akan menyingkirkan kekasihmu yang bernama Chika atau Calista. Dengan begitu, kamu akan terus bersamaku. Ah seandainya saja kamu amnesia, aku sekarang perlu uang." Shinta membelai rambut Keenan.

"Permisi," Roy masuk ke dalam ruangan.

"Keenan, cepat sadar. Hiks," Shinta menangis sambil memegang lengan Keenan.

"Bu Shinta, biar saya yang jaga. Bu Shinta istirahat lah di ruangan Ibu," kata Roy.

Shinta menghapus air matanya, berjalan lambat menuju pintu. Shinta kembali berpaling menatap Keenan dan akhirnya keluar meninggalkan ruangan Keenan dengan seutas senyuman menyeringai.

Keenan membuka mata. Keenan menahan perih yang masih terasa pasca operasi di perutnya. Keenan memberi isyarat kepada Roy dengan menaruh telunjuk di atas bibirnya. Roy menghampiri Keenan dengan sedikit menunduk dan mendekatkan telinganya. Keenan membisikan sesuatu.

Mata Roy membelalak, Roy kemudian menelpon orang-orang kepercayaannya untuk mengikuti wanita yang fotonya baru saja Roy kirimkan. Roy kemudian menelpon Aaron atas permintaan Keenan. Roy juga mengirimkan foto kepada Keenan.

"Roy, maksudnya wanita itu yang menculik Calista?" tanya Aaron.

"Iya, Pak Keenan mendengar sendiri Shinta ngomong begitu dengan wanita yang dipanggilnya Tante Devi," jawab Roy.

"Bagaimana keadaan Keenan?"

"Pak Keenan sudah menjalani operasi. Dan Pak Keenan berpesan, tolong lindungi Chika. Tante Devi mengincar Calista dan dia tidak mengetahui mereka berdua kembar. Dan kami masih mencari keberadaan Calista." Kata Roy.

Aaron diam, Aaron tidak mau Chika khawatir. Sesampainya di Kota E, Chika, mama Malika dan tante Rima pulang ke rumah Aaron. Sementara Aaron, papa Faiz dan om Rizky ke lokasi yang dikirim orang kepercayaan Aaron. Mereka tiba di sebuah gudang kosong bersama pihak kepolisian.

Pihak kepolisian mengepung gudang. Mereka secara paksa masuk ke dalam gudang. Dan gudang itu benar-benar kosong tidak ada apa pun di dalamnya. Aaron marah, terasa tertipu. Tapi pihak kepolisian menemukan tali di lantai gudang. Diperkirakan beberapa waktu yang lalu ada orang yang terikat di tempat itu.

Tiba-tiba saja ponsel Aaron bergetar, Aaron mendapatkan pesan dari aplikasi berwarna hijau miliknya. Foto Calista yang terikat dengan sebuah pesan yang meminta tebusan sejumlah uang. Aaron membalas pesan tersebut dan akan memberikan tebusan dengan jaminan keselamatan Calista.

Dalam waktu sejam Aaron harus segera ke tempat yang sudah ditentukan oleh penculik. Jika dalam waktu sejam Aaron tidak datang membawa sejumlah uang Calista akan meledak. Di bawah tempat duduk Calista sudah dipasangi bom waktu.

Aaron dalam kepanikan, Aaron melaporkan kepihak kepolisian. Dan Pihak kepolisian melacak nomor yang mengirim pesan lewat aplikasi hijau milik Aaron. Dalam waktu beberapa menit pihak kepolisian sudah menemukan lokasi telepon tersebut.

Ternyata alamat si penculik sangat dekat dari gudang kosong yang mereka temukan pertama kali. Mereka perlahan menuju ke sana. Dari jauh terlihat beberapa orang berpakaian preman dengan senjata berjaga-jaga di depan rumah tua.

Aaron, papa Faiz dan om Rizky berada di belakang petugas kepolisian. Tanpa sengaja Aaron menginjak ranting kering.

KRAK!

Preman yang ada di rumah kosong mengarahkan lampu senter ke arah jalan dan melihat beberapa orang berseragam polisi lengkap dengan senjata di sana. Dia berteriak memanggil teman-temannya. Dan mereka menghujani polisi dengan tembakan beruntun membabi buta. Polisi membalas tembakan.

Aaron menyelinap masuk ke dalam rumah tua. Aaron tanpa senjata menyerang beberapa preman yang ada di dalam. Aaron memukul, menendang mereka. Terjadi perkelahian tangan kosong yang banyak menguras tenaga. Aaron terus melawan dan berhasil melumpuhkan mereka. Aaron mendobrak paksa pintu yang ada di pojok ruangan.

BRAKKK!

"HMMMMM!"

"Calista, ini Bang Aar, tenang." Aaron dengan cepat melepaskan ikatan di tangan dan kaki Calista. Aaron juga perlahan melepaskan lakban yang ada di mulut Calista.

"Bang, aku takut," Calista memegang lengan Aaron.

"Tunggulah sebentar, sampai semua tenang kita keluar dari sini," Aaron melindungi Calista.

Suara tembakan yang bertabrakan terdengar sangat dekat dan jelas. Calista menutupi kedua telinganya.

DOR!

DOR!

Jantung Calista berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Calista gemetar, panik dan ketakutan. Aaron memeluk erat Calista mengusap punggungnya untuk menenangkannya.

Aaron perlahan melangkah ke pintu, mengintip keluar. Aaron merasa keadaan aman, Aaron menarik tangan Calista untuk keluar dari tempat itu. Terdengar suara pelatuk pistol yang ditarik dari balik pintu. Seorang berbadan besar, berotot, berambut sebahu, badan penuh tato tersenyum ganas menodongkan pistol ke arah Aaron dan Chika.

"Mau kemana kalian?"

"Siapa yang menyuruhmu?" Aaron berdiri di depan melindungi Calista.

"Tidak penting. Gadis itu sangat penting bagi kami. Serahkan dia! Atau kamu akan mati!" Preman itu siap membidikkan senjatanya.

"Saya akan membayar 5x lipat dari Tuanmu," Aaron mencoba bernegosiasi.

"Tuanku lebih kaya darimu. Ucapkan selamat tinggal pada dunia,"

DOR!

DOR!

"AAAAAAAAAA!" Calista berteriak histeris sambil menutup matanya.

BRAAAKK!

Tubuh preman itu ambruk ke lantai dengan darah yang membasahi tubuhnya. Salah satu petugas polisi menembak bagian belakang kepalanya.

"Kalian tidak apa?" tanya petugas polisi.

"Iya, terima kasih Pak," jawab Aaron.

Aaron dan Calista keluar dari rumah tua dengan didampingi petugas kepolisian. Terlihat petugas kepolisian berhasil melumpuhkan para preman. Sebagian dari mereka terluka karena melakukan perlawanan. Mereka semua dimasukkan ke dalam mobil patroli polisi.

Papa Faiz, om Rizky, Aaron dan Calista setelah memberikan keterangan dan kesaksian, mereka diperbolehkan pulang ke rumah. Dan tiba-tiba saja mama Malika menelpon papa Faiz.

"Pa, tolong, mobil kami diikutin,"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
Ditunggu karya barunya 💪
Anai
Ku menangis /Sob//Sob//Sob//Sob/
Fang
/Sob//Sob/
Fang
😭😭😭😭😭😭
Queen
rasaiiinnnnn
Queen
matiiiiii kutu 🤣
cho mel
sungguh kejam 😭
Na!
tuh kan. gak tau bedanya 🤪
Na!
pengalaman pertama juga mungkin bagi Aaron ,🤪
Queen
oh apa yg Ter jadi? mungkin kah mereka masih bersama?
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
sungguh sadis caramu Aaron 😡
Queen
😱
Queen
Apa yg Ter jadi?
Al!f
Ih, Aaron kok gitu sih
Al!f
licik
Aci
Jahat bgt sih 😭😭😭😭
Fang
kasian 😭😭
Queen
dimasukin sesuatu tuh sirup
Queen
jahat amat Calista
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!