NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

**Pagi di Apartemen Levi**

Pagi itu, Lia bangun dengan perasaan tidak biasa. Dia merasakan ada sesuatu yang akan terjadi, tapi tidak bisa menentukan apa itu. Sementara itu, Levi duduk di meja makan dengan ekspresi serius, memeriksa email dan pesan dari timnya.

Lia berjalan mendekat, menyentuh bahu Levi dengan lembut. "Kamu terlihat khawatir. Ada yang terjadi?"

Levi menatap Lia dengan mata yang penuh pertimbangan. "Hanya beberapa urusan bisnis yang rumit. Tapi tidak perlu khawatir, aku akan menyelesaikannya."

Lia merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekedar urusan bisnis, tapi memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. "Baiklah, jika ada yang bisa aku bantu, beri tahu aku."

Levi tersenyum tipis. "Tentu, Lia. Terima kasih."

**Di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, suasana tampak seperti biasanya. Lia, Rina, dan Abi sedang bersiap untuk sesi latihan presentasi terakhir mereka sebelum menghadapi dewan penilai esok hari.

Rina, dengan semangat yang tinggi, memimpin latihan. "Oke, kita mulai dari awal. Ingat, yang paling penting adalah menyampaikan data dengan jelas dan percaya diri."

Abi mengangguk, memeriksa catatannya. Lia mengambil posisi di depan layar presentasi, merasa lebih siap dari sebelumnya. Mereka menjalani latihan dengan lancar, menyelesaikan dengan perasaan puas.

Namun, saat Lia berjalan kembali ke kelas, dia menerima pesan misterius di ponselnya. Pesan itu dari nomor yang tidak dikenal: "Hati-hati dengan siapa kamu percaya. Semua orang punya rahasia."

Lia merasakan ketegangan yang aneh. Dia menunjukkan pesan itu kepada Abi. "Lihat ini. Apa kamu pikir ini serius?"

Abi membaca pesan itu dengan alis terangkat. "Mungkin hanya seseorang yang mencoba mengganggumu. Jangan terlalu dipikirkan."

Lia mengangguk, meski perasaan tidak nyaman masih tertinggal.

**Sore di Kantor Nata Samudra Corp**

Di kantor, Levi menerima panggilan telepon dari Ervin. "Levi, ada sesuatu yang perlu kamu ketahui. Kami mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan di sistem keamanan perusahaan. Tampaknya seseorang mencoba meretas."

Levi langsung waspada. "Apakah kamu bisa melacak sumbernya?"

Ervin menjawab, "Kami sedang berusaha. Tapi sepertinya ini dilakukan oleh seseorang yang sangat ahli."

Levi merasa gelombang kekhawatiran. Dia tahu bahwa hanya ada sedikit orang yang memiliki kemampuan seperti itu, dan salah satu dari mereka adalah Dora. "Teruskan penyelidikan, aku akan memeriksa beberapa hal dari sini."

Setelah menutup telepon, Levi mencoba menghubungi Lia, tapi panggilannya tidak dijawab. Rasa cemasnya meningkat. Dia memutuskan untuk kembali ke apartemen lebih awal.

**Di Lokasi yang Tidak Diketahui**

Sementara itu, di tempat yang gelap dan terpencil, Dora tersenyum licik, melihat layar komputer di depannya. "Semuanya berjalan sesuai rencana. Lia dan Levi tidak akan tahu apa yang menimpa mereka."

Dela dan Dola, yang berdiri di dekatnya, menunggu instruksi lebih lanjut. Dora menatap mereka dengan tajam. "Pastikan kalian siap. Ketika waktunya tiba, kita akan menculik mereka dan memaksa Levi untuk menyerahkan semua yang kita inginkan."

Dola, dengan suara bersemangat, bertanya, "Apa kita sudah punya semua yang kita butuhkan?"

Dora mengangguk. "Ya, kita punya akses ke apartemen mereka dan jadwal kegiatan mereka. Ini akan menjadi sempurna."

**Malam di Apartemen Levi**

Malam itu, ketika Lia sedang bersiap untuk tidur, dia mendengar suara dari jendela. Rasa takut menyelimutinya saat dia melihat bayangan seseorang di luar. Sebelum dia sempat bereaksi, jendela pecah dan beberapa pria bertopeng masuk ke dalam apartemen.

Lia berteriak, mencoba melawan, tapi mereka terlalu kuat. Mereka menutup mulutnya dan mengikat tangannya. Ketika mereka mencoba membawanya keluar, pintu apartemen tiba-tiba terbuka dengan keras.

Levi berdiri di ambang pintu, matanya menyala dengan kemarahan. "Lepaskan dia!"

Para pria bertopeng terkejut, tapi mereka mencoba melawan. Levi dengan cepat mengatasi mereka, menunjukkan keterampilan bertarungnya yang hebat. Dalam beberapa menit, semua pria bertopeng sudah terbaring di lantai, tak berdaya.

Lia, meski masih terikat, merasa lega melihat Levi. "Levi!"

Levi berlari ke arah Lia, melepaskan ikatan di tangannya. "Kamu baik-baik saja?"

Lia mengangguk, masih gemetar. "Ya, tapi mereka datang begitu tiba-tiba. Siapa mereka?"

Sebelum Levi bisa menjawab, suara sirine polisi terdengar dari kejauhan. Levi menatap Lia dengan serius. "Kita harus pergi dari sini. Tempat ini sudah tidak aman."

**Malam di Rumah Langit**

Di sisi lain kota, Langit sedang menikmati malam yang tenang di rumahnya ketika dia menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Suara di telepon itu terdengar panik. "Langit, ini tentang Lia. Dia dalam bahaya."

Langit merasa darahnya berdesir. "Siapa ini? Apa yang terjadi dengan Lia?"

Suara itu menjawab, "Tidak ada waktu untuk penjelasan. Mereka mencoba menculiknya. Kamu harus segera membantu."

Langit tidak membuang waktu. Dia berlari keluar rumah, menghidupkan mobilnya, dan menuju ke apartemen Levi secepat mungkin.

**Di Apartemen Levi**

Ketika Langit tiba di apartemen, dia melihat kekacauan di dalam. Beberapa pria bertopeng tergeletak tak berdaya, dan pintu terbuka lebar. Dia melihat Levi dan Lia berlari keluar, tampak tergesa-gesa.

"Lia! Levi!" teriak Langit, menghampiri mereka.

Levi menatap Langit dengan kaget. "Langit? Apa yang kamu lakukan di sini?"

Langit menjelaskan dengan cepat tentang panggilan yang dia terima. "Seseorang memberi tahu aku bahwa Lia dalam bahaya. Aku datang secepat mungkin."

Lia, yang masih terguncang, meraih tangan Langit. "Terima kasih, Langit. Kamu tiba tepat waktu."

Levi, meski berterima kasih dalam hatinya, merasa curiga tentang bagaimana Langit bisa mengetahui masalah ini. Tapi dia memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya sekarang. "Kita harus pergi ke tempat yang aman. Tempat ini sudah tidak bisa kita tinggali lagi."

**Di Lokasi yang Tidak Diketahui**

Dora duduk di depan layar komputernya, marah karena rencananya gagal. "Bagaimana bisa Levi muncul begitu cepat? Siapa yang memperingatkan mereka?"

Dela dan Dola tampak bingung. "Kami tidak tahu, Dora. Sepertinya ada sesuatu yang tidak kita antisipasi."

Dora memukul meja dengan marah. "Kita harus mencari tahu siapa yang mengacaukan rencana kita dan menghentikan mereka. Ini belum berakhir."

**Malam di Tempat Aman**

Levi membawa Lia dan Langit ke tempat aman yang hanya dia dan Ervin ketahui. Itu adalah rumah persembunyian yang mereka gunakan dalam situasi darurat. Mereka masuk ke dalam dan mengunci pintu, memastikan semuanya aman.

Lia duduk di sofa, mencoba menenangkan diri. Levi mendekatinya, duduk di sebelahnya. "Kamu aman sekarang, Lia. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."

Langit, yang berdiri di dekat jendela, mengamati sekeliling. "Apa kamu pikir Dora yang melakukan ini?"

Levi mengangguk, tampak berpikir dalam-dalam. "Kemungkinan besar. Dia punya dendam terhadap kita dan dia tahu cara menciptakan kekacauan."

Lia menatap Levi dengan mata yang penuh ketakutan. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Levi menggenggam tangan Lia dengan erat. "Kita akan memperkuat pengamanan dan mencari cara untuk menghentikan Dora. Dia tidak akan bisa menyentuh kita lagi."

Langit menambahkan, "Aku akan membantu dengan apa yang aku bisa. Kita harus bekerja sama untuk mengatasi ini."

Malam itu, mereka bertiga merencanakan langkah berikutnya, mengetahui bahwa ancaman dari Dora masih menggantung di atas kepala mereka. Tapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi segala rintangan yang datang.

 

bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!