ayu ningtias binti Zaki harus merelakan pernikahannya berantakan karena mempelai pria tidak datang bersama keluarga nya.
tanpa di sangka bima Triadityatama paman mempelai pria yang datang menghadiri acara pernikahan. ayu yang di selimuti amarah dan dendam memaksa bima untuk menikahinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridha Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Petang itu , langit tampak menggelap dan disinari cahaya bulan. Suara suara nyanyian hewan malam mulai terdengar.pak Zaki dan bima duduk di teras menikmati secangkir kopi dan rokok . Tak lama, ayu muncul membawa sepiring ubi rebus yang nampak masih mengepul, Dinda mengekor di belakang.
Ayu meletakkan di meja, lantar ikut duduk di samping sang ayah.
"Dinda! Geser dikit dong dek,mbak mau Deket ayah nih!"
Dinda mencabik, bersungut pindah ke sisi sebelah ayah nya di antara bima.
dengan manja ayu menyenderkan kepalanya di bahu ayahnya.
"Pulang pulang merebut ayah" ketus dinda
Ayu menjulurkan lidahnya ,mengejek sang adik.dinda mencelos.
"Kan ini, kalau nggak ada satu saja kangen, kalau kumpul malah bertengkar. Semua anak ayah sini dinda" pak Zaki melambaikan tangan memanggil Dinda lantas ikut bermanja pada ayah nya .
"Rumah Bu Siti kok gelap ayah ?" Tanya ayu yang melihat
rumah teman nya berada tepat sebelah rumah nya tertutup rapat dan hanya lampu teras yang menyala.
"Katanya ada lamaran di hotel mana gitu , ter tutup kita gak di ajak" sambung Seza dengan membawa teh hangat
"ih ini dua anak dua gadis kok manja manjaa. Sama ayah, nggak malu apa sama bima, ayu pindah sana dekat suamimu. Bunda juga mau duduk "
Ayu cemberut, tapi pindah juga ke samping bima
"siapa yang lamaran bun?"
" Itu si Sely" tukas Dinda sambil menuang teh ke gelas.
"Dinda panggil mbak, dia lebih tua dari kamu " tegur pak Zaki.
" Katanya dapat anak orang kaya. Makannya acara lamarannya tertutup di hotel,takut ada yang iri kata nya , ntar calonnya di embat" sambung Seza terdengar sinis
"Sudahlah Bun" sela pak Zaki "kok malah ikut ikutan"
"Bunda kesal saja, yah. Si Siti itu kek gak nganggep ayah padahal kalau ada apa apa pasti ayah yang di cari buat dia minta tolong" Seza mengomel.
"Ya bagus kan bunda, ayah jadi nggak di repotkan ikut
ngurus lamaran Sely" bima ikut nimbrung.
"Nah betul kata nak bima " pak Zaki menyetujui
pendapatnya .
" Bun di undang syukur di ajak ya ikut , kalau minta tolong ya sebisa kita bantu,los aja. Jadi pikiran kita tenang, di syukuri apa pun itu, nanti semua akan balik baik ke kita kok"
Seza masih masam
"Oh iya bim? Tadi kamu mau ngomong apa ?" Pak Zaki berganti pada bima.
" Pernikahan saya dengan ayu kan , masih di bawah tangan , saya dan keluarga bermaksud untuk mendaftarkan ke KUA agar ada kejelasan hukum"
"Allahamdulilah, kalau begitu. Ayah sambut niat baikmu ini bim"
"Dan kami berencana untuk menikah ulang di KUA nanti , dengan maskawin yang sudah kami siapkan."
Wajah pak Zaki berubah"sebenarnya, nggak perlu sampai nikah ulang bim"
Pak Zaki tampak tak enak hati menyampaikannya mengingat dirinya pun bukan orang berilmu. Pak Zaki melihat ke jalan tampak seorang pembuka agama melintas dari arah masjid.
"Pak budi " yang di panggil pun menoleh.
" Assalamualaikum pak Zaki " sahut lah Budi dengan wajah yang sangat ramah dan penuh senyum.
"Waalaikumsalam " jawab pak Zaki bergegas mendekat dan menyalami
"Mampir dulu pak ada ubi rebus yang masih hangat" tawar pak Zaki.
" Bunda bikinkan kopi" sambungnya dengan suara lebih keras pada Seza.
segemoyyy ituhhh