NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

"Mama bilang sarapan dulu." "Iya Mama, aku cuma mau cuci dulu," tegasku. Entah kenapa semenjak hamil aku menjadi sangat sensitif dan mudah emosi, mungkin hawaan bayi, kurasa hal seperti ini sangat biasa dialami oleh wanita yang sedang mengandung. Aku memakan sarapanku dengan

diam, malas sekali membuka suara.

Hingga ponselku berdering.

"Hapenya bunyi Nes," ujar mama sedikit keras dari arah dapur mungkin. karena aku tak kunjung mengangkat panggilan telpon.

"Iya Ma," balasku pelan. Aku mengambil ponsel itu dan memutuskan untuk mengangkat panggilannya.

"Halo," sapaku dengan nada datar tapi

sudut bibirku menyimpan senyum. "Fira, Mas nggak bisa ke sana. Ada beberapa hal yang harus diurus di kantor. Tapi Mas udah kirim supir buat jemput kamu. Kita bicara di kantor." "Tapi-"

"Mas meeting dulu, kliennya udah datang."

Sambungan telepon itu putus. Aku menghela napas kesal, selalu saja Mas Adi berlaku seenaknya. "Kenapa? Adi nelpon?"

Mama datang dari arah dapur.

"Hmm," balasku singkat.

"Terus gimana? dia jadi kemari?" tanya. Mama dengan nada kepo.

"Enggak, supirnya bakal datang, dia mau aku yang ke Jakarta."

"Oh ya udah, siap-siap sana." Aku melongo, rahangku hampir jatuh melihat respon Mama. Beliau kelihatan bersemangat saat aku ngomong bahwa aku yang harus ke Jakarta untuk menemui Mas Adi

"Kenapa?" tanya Mama karena aku menatapnya dengan pandangan terkejut.

"Enggak," balasku kesal.

"Tatiana kamu bisa ke ruang saya? Kalau bisa bawakan saya kopi." "Baik pak."

Tatiana ingin sekali menjambak rambut laki-laki itu. Oke dia tahu bahwa malam kemarin Adi sudah menolongnya dari tindakan gila

mantan suaminya tapi Adi tidak harus membuatnya layaknya pembantu seperti ini.

"Mbak Tatiana ngapain bawa kopi?

Kan ada OB?" tanya Lilis bingung. Kalau itu aku juga tahul Tapi laki-laki

sialan itu emang pengen ngerjain aku,

Sungut Tatiana dalam hati.

"Mbak! Ngapain bengong? Aku lagi

nanya." Suara Lilis menggembalikan Tatiana pada kesadarannya. "Mbak mau nyari muka, siapa tahu

boleh naik jabatan," jawab perempuan

itu asal dan langsung melangkah menuju lantai 11 di mana ruangan sang bos berada.

"Wah, udah bergerak aja tuh anak.

Nggak ada Mbak Nesa malah makin

menjadi."

Lilis kesal karena semakin hari Tatiana

dan Pak Adi semakin dekat apalagi setelah Mbak Nesa menggundurkan diri dari perusahaan. "Dasar ganjen, umpat Lilis melihat Tatiana memasuki lift.

"Ini kopinya pak," sahut Tatiana

dengan kesal.

"Kenapa wajah kamu kesal gitu?" tanya Adi sembari menahan senyumannnya.

"Ya lagian kamu. Iya tahu yang udah mau rujuk sama Nesa. Aku juga tahu kamu udah nolongin aku, tapi jangan malah ngelunjak begini. Kan ada OB

Dil"

Tatiana benar-benar kesal. "Kan aku mau buat kamu sehat, duduk-duduk aja nggak baik." Seketika Tatiana gondok. "Nggak usah kesal-kesal gitu, mending kamu bantu aku beres-beres ruangan. Bentar lagi istriku datang lho."

"Iya Bos, Iya!"

Adi terbahak melihat tingkah sahabat

perempuannya itu.

Aku benar-benar kesal melihat

pemandangan yang ada di depanku,

kenapa juga harus ada Tatiana di

ruangan ini? Baiklah aku tahu fakta

bahwa Tatiana dan Mas Adi itu tidak

berselingkuh tapi tetap saja aku kesal

melihat mereka berdua ada di ruangan

ini

Oh astaga apakah aku cemburu?

"Hai," sapaku dan mataku tetap fokus

menatap dua orang yang baru saja

mengakhiri pekerjaan mereka yang

mungkin membersihkan ruangan ini.

"Fira, kamu udah datang sayang," ucap

Mas Adi dan langsung menghampiriku.

"Nes, aku minta maaf untuk semua

kesalahpahaman yang terjadi antara

kamu dan Adi. Semuanya benar-benar

diluar kendaliku, aku tidak tahu kalau

akhirnya akan jadi seperti ini. Aku

waktu itu bingung. Mantan suamiku

nahan anakku. Pokoknya kamu harus

dengar baik-baik semua penjelasan

Adi."

Tatiana juga menghampiriku dan

memelukku. Perempuan itu terisak. Oh

oke, aku malah ikut menangis.

"Maaf juga karena sudah menuduh

kamu."

Sejujurnya aku benar-benar merasa

bersalah, dulu aku sempat tidak mau

mendengarkan penjelasan perempuan

itu karena sudah terlanjur merasa

dikhianati.

"Percayalah, Adi itu sayang dan cinta

banget sama kamu Nes."

"Oke nangis-nangisnya udahan dan

kamu Tatiana kembali ke ruangan

kamu karena saya harus melepas

rindu dengan istri saya."

Tatiana menatap Mas Adi dengan kesal

namun dia tetap menuruti.

"Dia selalu nyebut nama kamu

pagi-pagi kalau lagi di kamar mandi.

Aku sering dengar kalau bawa berkas

ke ruangan."

"Tatianal" teriak Mas Adi dengan

wajah semerah tomat, sementara aku

hanya menatap tidak percaya. Kalian

tahu kan maksud ucapan Tatiana itu.

"Ehrtı, Fira. Mas cuma, ya kamu tahu

kan kalau laki-laki itu-

"Iya, aku tahu Mas nggak usah

dilanjutin.

Tatiana malah terbahak, aku merasa

malu dengan tingkah Mas Adi.

"Oke selamat bersenang-senang kalian

herdua. Ingat buatin ponakan yang

banyak ya!"

Setelahnya Tatiana keluar dari

ruangan, Mas Adi langsung mengunci

pintu.

"Ngapain dikunci?" tanyaku sedikit

panik.

Oke kami memang sudah dewasa dan

masih sah dalam ikatan pernikahan

untuk melakukan adegan dewasa

tapi tidak di dalam kantor juga kan.

Lagipula kami baru saja bertemu lagi

dan akan membicarakan sesuatu,

"Biar nggak ada yang ganggu,"

jawabnya lalu menarik pinggangku

untuk duduk dipangkuannya.

Astaga ini posisi yang cukup

berbahaya menurutku, apalagi untuk

kami yang belum tahu rujuk atau

tidak.

Eh bukan rujuk namanya,

karena kami kan belum benar-benar

bercerai. Ehm balikan mungkin lebih

tepatnya,

eh atau apa? Aku bingung.

Terserahlah kalian mau menyebut

istilahnya apa.

"Beneran mau rujuk? Kamu

bela-belain jauh-jauh dari bandung

kemari," ucapnya dengan pandangan

menggoda.

Ku rasa pipiku memanas, aku seperti

ABG yang lagi jatuh cinta.

"Emang aku udah ngomong mau

rujuk?"

Mas Adi malah menatapku dengan

senyum menggodanya.

"Udah ketulis banget di jidat kamu.

Mas Adi mendekatkan wajahnya

untuk mencium pipiku. Aroma mint

bercampur keringat tercium dari

tubuhnya dan itu membuatku nyaman.

"Mas parfum kamu harum," seruku

sembari mengedus di lehernya.

"Aku belum mandi dari pagi lho. Tadi

pagi bangun kesiangan, karena

ada

meeting pagi aku cuman cuci muka

sama sikat gigi aja.

Biasanya aku akan kesal kalau

mendengar Mas Adi helum mandi

seperti ini. Namun sepertinya kali

ini berbeda, aku malah suka aroma

tubuhnya yang belum mandi ini.

"Eh tunggu," seru Mas Adi sembari

menjauhkan tubuhnya..

"Kamu nggak lagi ngidam kan Fir?"

tanyanya.

Aku hanya mengangkat bahu bingung,

aku sendiri tidak tahu apakah aku

sedang ngidam atau tidak.

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!