GADIS KECIL SANG PRESIDEN

Armando mencibir. "Orang tua itu usil! Katakan pada orang tua itu, kalau dia berani mengganggu aku dan Chloe, hal berikutnya yang akan aku lakukan adalah melepaskan diri dari mereka!"

John mengangguk. "Ya, Presiden."

Saat berbalik ke belakang, John melihat kotak makan siang yang dibawakan Chloe. "Lalu makan siang yang dikirim oleh Nyonya Muda.....apakah anda akan memakannya?"

Armando memandang acuh tak acuh ke arah kotak bekal itu ketika dia memikirkan betapa jarangnya melihat istri muda seperti itu mengirim kotak bekal makan siang. Dia bangkit dari belakang meja dan berkata, "Lupakan. Jangan pesan makanan apa pun sekarang. Kamu boleh keluar."

"Ya, Presiden."

Armando menuju area sofa dan membuka kotak bekal yang dikirimkan Chloe. Untungnya makanannya berwarna putih. Tapi makanannya……Armando memutar alisnya dan menggunakan sendoknya untuk mengambil tumpukan hitam-’apa ini?’

Menahan keinginannya untuk mencoba, dia memakan sedikit makanannya. "Ayee....." dia segera menutup mulutnya dengan tisu dan meludahkannya. Saat dia mengangkat wajahnya, ada sedikit rasa dingin yang mengerikan di sudut mulutnya. "Apakah Chloe pernah mencicipi makanan yang dia buat sendiri?"

Sore itu, Chloe sedang memikirkan dan merencanakan bagaimana cara mengubah orientasi seksual Armando agar ia tidak lagi menyukai laki-laki. Memikirkan pemandangan yang dia lihat di kantor Caesar Group pada hari ini, dia mengertakkan gigi karena marah. “Armando, kamu berbohong padaku!”

Mata Chloe penuh dengan cahaya jahat—dia ingin membuat Armando berdiri tegak sampai dia tidak bisa berdiri tegak lagi. Chloe ingin Armando tertarik pada wanita selama sisa hidupnya! Dia tidak bisa terus bersama selingkuhan pria! Dia ingin menghancurkan mereka hidup-hidup!

Memikirkan hal ini, iblis kecil di hati Chloe telah mengangkat dua pisau sambil tersenyum muram.

Bucky melihatnya menginjak-injak bintang-bintang. "Nyonya Muda?"

"Mintalah para pelayan untuk beristirahat malam ini." Chloe berkata dengan tegas, "Aku akan memasak. Aku akan memastikan dia merasakan 100% kehangatanku."

Bukankah dia bilang dia tidak mau makan makanan yang dimasaknya? Chloe hanya ingin memberikan padanya dan membuatnya jijik! Untuk melepaskan amarah di hatinya!

Mata Bucky terbuka lebar. “Nyonya muda, jangan….jangan….jangan mengolok-olok saya….” Bucky teringat pada siang hari Armando meneleponnya dan kembali memarahinya! Kali ini dia tidak akan membiarkan Nyonya Muda-nya itu memasak lagi dan membuatnya dimarahi Armando habis-habisan.

"Apa yang kamu lakukan? Meskipun aku belum pernah memasak sebelumnya, aku sudah semakin membaik!" melihat orang-orang ini menghentikannya, hati Chloe sedang dalam suasana hati yang buruk. "Aku sudah menyiapkan makan siang yang enak di siang hari, dan aku tidak hanya memasaknya, aku memakannya dan benar-benar sudah matang...."

Chloe tidak perlu memasak saat berada di keluarga Bimantara. Setelah ia pindah dari keluarga Bimantara dan tinggal di Star Garden, ia belum pernah memasak sebelumnya. Jadi dia tidak tahu cara memasak, dan dia selalu makan di luar. Saat itu, Zayn Alister hampir setiap hari makan malam diterangi bersamanya.

Jadi Chloe tidak punya kesempatan untuk memamerkan masakannya sebelumnya! Jika dia tidak membual tentang keterampilan memasaknya ini, dan meskipun itu tidak membuat Armando jijik, dia akan mencoba terus!

Bucky memandang Chloe Bimantara. “Nyonya Muda, apakah Anda sudah mencicipi makanan yang anda masak sendiri?”

"Makanannya?" Chloe berpikir sejenak dan berkata, "Aku lupa mencicipinya. Aku hanya mencicipi nasi bukan masakannya."

Bucky terdiam. Pelayan itu berkata, "Nyonya muda, Tuan Muda sudah kembali."

Bucky berbalik dan buru-buru keluar untuk menyambutnya. Armando berjalan melewati pintu depan Vila Sembilan Tower, dia melirik Bucky dengan tatapan dingin. Dia masih tenggelam dalam kekesalan akan rasa makanan berwarna gelap buatan Chloe yang tak terlupakan sejak makan siang tadi.

“Tuan Muda, mohon jangan marah.” Bucky berkata dengan berani. “Saya memberi tahu Nyonya Muda pada siang hari bahwa dia tidak perlu memasak. Tetapi dia berkata bahwa dia akan pergi ke perusahaan untuk memberikan kehangatannya padamu!"

Armando tiba-tiba berhenti, dan senyuman dingin muncul di bibirnya. "Kehangatan? Ingatlah untuk mengirimkannya kepadaku lain kali. Aku akan memakannya sendiri di jalan."

Bucky tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Mengapa respon Tuan Besarnya justru begini? Bukankah tadi dia memarahi dan memakinya gara-gara makanan yang dikirim Nyonya Muda? Tapi kenapa sekarang, dia malah ingin dikirimi setiap hari?

"Apa yang sedang dilakukan Chloe sekarang?" Armando bertanya lagi dengan dingin.

“Nyonya Muda, dia ada di dapur sekarang.”

Wajah Armando membeku, dan dia segera berjalan ke dapur. "Ah!" Sebuah wortel terjatuh ke lantai, lalu bergelinding dilantai.

Si juru masak segera bergegas ketakutan dan berkata, "Nyonya Muda, kami sudah bilang kepada Anda bahwa kami akan melakukannya untuk Anda ...." dia ingin meraih tangan  Chloe dan menjauhkannya dari dapur namun belum sempat dia bertindak…..

Sebuah tangan besar di belakang si juru masak mengulurkan tangan, meraih tangan juru masak itu dan mendorongnya ke belakang. "Minggir."

"Tuan Muda?" sang koki memandang Armando dengan kaget. Melihat kehadiran majikannya di dapur, yang tak pernah terjadi selama ini membuat chef dan para pelayan disana ketakutan. Tanpa sadar tubuh chef itu gemetar ketakutan dan berkeringat dingin.

Begitu Chloe melihat tangannya yang berdarah, dia mendongak dan melihat Armando, "Kamu......"

Armando menatapnya dan melihat tangan Chloe yang terluka, tidak banyak mengeluarkan darah, dan itu berlangsung selama tiga detik.

Saat ini, ada beberapa cara yang terlintas dibenaknya untuk mengatasinya, termasuk langsung mengutuk Chloe. Kenapa istri kecilnya ini masih saja masuk ke dapur? Padahal dia sudah melarangnya?

"Kamu tidak punya keahlian memasak. Jangan main-main dengan pekerjaan orang lain. Apa kamu tidak punya pekerjaan lain?" ujar Armando. Tapi ketika dia melihat ke arah Chloe, yang mengenakan celemek dengan rambut diikat, gadis itu tampak seperti menantu perempuan yang cantik.

Armando menarik napas dalam-dalam dan berkata kepada pelayan yang lain dengan suara lembut. "Beri aku kotak P3K."

Chloe memandangnya dengan heran. Bucky segera memberinya kotak P3K dan berkata, "Tuan Muda, ini kotak P3K."

Armando mengeluarkan sepotong kain kasa dari dalam dan membalutnya dengan lembut di jari Chloe. Chloe memandangi tatapan lembutnya dengan alisnya yang terkulai. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu...."

"Jangan bicara..." Armando memotongnya, dia mengulurkan tangannya kearah wajah Chloe lalu meletakkan beberapa helai rambut di belakang telinganya, dan dengan lembut menatap wajah Chloe yang memerah.

"Dasar bodoh, kenapa tanganmu dipotong? Ini adalah pekerjaan yang dilakukan para pelayan. Kamu adalah istriku, dan kamu tidak perlu memasak."

"Bodoh?" Chloe gemetar. Dia geram mendengar ucapan Armando, seenaknya saja memanggilnya bodoh! Gadis sepintar dia? Apa Armando belum tahu seberapa pintarnya dia? Memanggilnya bodoh? Tentu dia tak terima.