Choi Lia, gadis cantik yang terkenal memiliki sifat arogant. Mencintai Lee Taeyong, sayangnya rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Untung ada sahabatnya, Giselle yang selalu ada untuknya.
Han Jisung, cowok pendiam dan penuh perhatian. Kemana mana selalu bersama Winter, entah apa hubungan di antara keduanya. Tak ada yang tahu pasti.
Cinta seiring waktu, kata yang tepat untuk Lia dan Jisung.
Tapi?
Ada sebuah rahasia tersembunyi ?
Lia? Jisung? Winter? Taeyong? Giselle?
#StrayKids
#AESPA
#ITZY
#NCT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bening Hijau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DuaPuluhLima
Bicara masa lalu, rasanya Jisung ingin tertawa mendengar hal tersebut.
"Menurutku! Gak ada yang perlu kita bicarain lagi!" Jisung menepuk pelan pundak Minho, lalu mengandeng tangan Lia untuk pergi dari sana.
Lia telah naik di boncengan sepeda motor milik Jisung dan sudah memakai helm juga.
"Tunggu!" Minho berdiri di depan sepeda motor Jisung, membuat pemuda bermarga Han itu tak jadi melajukan sepeda motor nya.
"Minggir! Atau gue tabrak loe!"
"Bentar! Aku mau ngomong sama pacar mu dulu!" Jisung bersiap turun dari motor nya karena mendengar ucapan Minho.
Sayangnya, pingang Jisung di peluk erat oleh Lia. Gadis ini tak kekasih nya berkelahi di sini. Baiklah Jisung akan menahan emosi nya, agar kekasih nya tak merasa risau.
Minho berjalan ke arah Lia. "Titip salam buat teman kamu yang gemesin, itu ya dari aku", ucapan pemuda ini membuat otak Lia sedikit blank.
Tanpa menungu waktu lama, Jisung menyalakan mesin motor nya melajukan nya dengan kecepatan kencang. Pemuda ini tak suka kalau kekasih nya lebih dekat dengan Minho.
Bisa di bilang, Jisung cemburu...
Selepas kepergiaan Jisung dan Lia, Minho tertawa miris. Pemuda bermarga Lee ini binggung harus mencoba cara apa agar bisa berbaikan dengan para sahabat nya dulu.
Selama perjalanan, tak ada percakapan di antara kedua insan ini.
Jisung membawa Lia ke sebuah Pasar Malam, tujuan nya ingin menenangkan hati kekasih nya.
"Kenapa, ngajak aku ke sini?" Lia pikir Jisung akan membawa pulang.
Jisung yang baru turun dari sepeda motor menghampiri Lia, merapikan rambut gadis ini lalu memeluknya. "Ngajak kencan kamu, sayang", menghirup aroma tubuh sang kekasih bak candu untuk nya.
Tentu saja, Lia senang mendengar hal tersebut. Ini baru Jisung nya bukan seperti tadi.
Melepaskan pelukan di antara mereka, Jisung menautkan tangan nya ke tangan Lia keduanya lalu berjalan menjelajah Pasar Malam ini.
"Ah" Lia lalu membuka mulutnya untuk menerima satu suapan Kue Beras dari tangan Jisung.
Tak ada ketakutan lagi di wajah Lia, dia menikmati kencan ini dengan hati senang.
"Aku mau es krim", Jisung mengikuti arah telunjuk tangan Lia. Dia langsung membawa sang kekasih menuju Kedai tersebut.
"Kalian pasangan, ya" Jisung dan Lia hanya tersenyum saja mendengar sapaan dari Pemilik Kedai.
"Saya pesan satu es krim rasa Vanila". Sudah lama Lia tak pernah merasakan es krim kesukaan nya.
"Kalau, saya pesan es krim rasa Melon. Tolong berikan kami Cup ukuran besar". Jisung menatap Lia, agar gadis itu tak protes.
"Ini, untuk kalian. Selamat menikmati kencan nya" Jisung langsung membayar es krim tersebut. Lalu pergi dari sana menuju tempat yang begitu sepi.
"Jisung, aku ngak bisa habiskan ini semua", gemas banget lihat Lia kayak begini, bikin Jisung mau nyubit aja rasa nya.
Senyuman licik tercetak dari wajah Jisung, di dekat kan lah wajah nya ke depan wajah Lia. "Kalau, makan jangan kayak anak kecil", pemuda bermarga Han itu berhasil mencium sudut bibir sang kekasih.
"Dasar, mesum" gumam Lia malu, wajah gadis ini sudah merona hebat.
"Aku tidak mesum, Sayang. Salah sendiri tingkah mu mengoda ku".
"Ayo, kita pulang! Ini sudah malam", rasa nya Lia udah gak kuat kalau terus di godain oleh Jisung. Dia pun memilih untuk berjalan lebih dulu menuju Area Parkir.
Kekasih nya ini sunguh lucu, Jisung makin sayang jadi nya.
Hujan...
Membuat Lia harus menginap lagi di rumah Jisung.
"Kenapa gak tidur? Belum ngantuk?" Jisung mengusap pucuk kepala Lia yang bersandar di dada nya.
Lia mendongakkan wajah ke atas melihat Jisung dengan senyuman kecil. "Kangen aja, sama kamu", kali ini gadis bermarga Choi itu mengambil inisiatif lebih dulu yaitu mencium pipi sang kekasih.
Tumben Lia mengoda nya terlebih dulu, membuat Jisung makin mempererat pelukan nya. Dan sudah lama juga mereka tak bermesraan seperti sekarang.
"Kamu kenapa? Tadi marah banget? Siapa, ya, tadi nama nya? Minho? Emang kalian ada masalah apa?"
"Gak usah bicarain, dia" Jisung melepaskan tangan nya dari Lia, bangkit dari tubuh nya lalu menyenderkan nya di tepi Kasur.
Lia mengikuti Jisung, ikut bersandar di tepi Kasur. "Soalnya, dia tadi tanyain Winter", cicit nya pelan.
Emosi Jisung sedikit meledak mendengar perkataan dari Lia, tapi di kontrol nya sebisa mungkin agar sang Kekasih tidak takut padanya. "Sayang, saat kita berdua saja gak usah bicarain orang lain", dengan menyentuh sebagian wajah Lia membuat mata gadis tersebut terpaku di tempat.
Entah siapa yang mulai lebih dulu, kedua benda kenyal tersebut mulai menyatu dalam kehingan malam.
"Hosh, Hosh" Lia mengambil nafas sebisa mungkin karena pasukan Oksigen dalam Paru Paru nya sedikit menipis.
"Tidur, yang nyenyak my princess. Besok kita harus kuliah" Jisung membaringkan tubuh Lia, menyelimuti nya lalu mencium kening gadis tersebut.
"Kau mau kemana?" Jisung bangkit dari kasurnya menuju lemari.
Pemuda itu mengambil Kasur Lantai dan Selimut. "Aku akan tidur di bawah, kalau tidur bersama mu aku takut tak bisa mengontrol tubuh ku", menata Kasur lalu berbaring di atas nya tak lupa menyelimuti tubunya.
Respon Lia mendengar ucapan Jisung, tentu saja merinding. Dia lebih memilih tidur membelakangi sang Kekasih.
Pagi hari telah tiba...
Keduanya telah selesai mandi, hanya tingal bersiap siap saja.
Jisung masih memasak untuk sarapan di pagi hari ini.
Kreeek....
Seseorang masuk ke dalam rumah, Lia lalu melihat orang tersebut. Ternyata Yuna datang ke sini dengan membawa sebuah paper bag di tangan nya.
"Ternyata, ada pacar nya" Yuna lalu duduk di lantai, di sana ada sebuah meja kecil yang belum terisi apa apa.
"Bagus lah, kau sudah datang Yuna. Mana pesanan ku" Jisung meletakan beberapa lauk pauk dan 3 mangkuk nasi di meja kecil itu, lalu duduk di samping Lia.
Melihat makanan yang sudah tersaji, Yuna lalu mengambil nasi dan beberapa lauk di piring kecil. "Berikan dulu, baru kau boleh makan", gak jadi makan soalnya sumpit nya di rampas oleh Jisung.
Melihat interaksi antara Jisung dan Yuna membuat Lia rindu dengan Kakak Laki Laki nya, dulu sebelum Kakak nya lumpuh dirinya pasti akan sering bertengkar kecil persis kedua saudara kembar di hadapan nya kini.
"Sayang, kamu kenapa menangis?" Jisung mengusap sudut mata Lia, gadis ini sedikit mengeluarkan air mata dari mata indah nya.
Rasanya, Yuna ingin muntah melihat Jisung kayak begini tapi dia senang Saudara Kembar nya kembali membuka hati untuk seseorang.
"Ehemm", deheman kecil berasal dari Yuna, membuat Lia menyingkirkan tangan Jisung dari pipi nya.
Jisung langsung merampas paper bag di samping Yuna, lalu di serahkan kepada Lia.
Ternyata satu set pakian lagi, Jisung menyuruh Lia untuk menganti baju setelah sarapan.
"Ya, udah ku balik dulu. Jangan lupa akhir pekan ada balapan di sirkuit. Ku harap kau datang dengan Kekasihmu", setelah menyampaikan hal tersebut. Yuna lalu pergi dari Rumah Jisung.
"Kenapa, kamu selalu pinjam baju ke Yuna untuk ku? Aku kan bisa kamu anter dulu" Lia bukan nya tak nyaman memakai pakian Yuna cuma gak enak ajah ngerepotin orang lain.
Tak ada jawaban, Jisung mengenggam tangan Lia keluar rumah.
"Kamu gak pake Jas?"
"Masa lupa, Jas ku kan masih ada di kamu".
semangat berkarya kakak...
ada iklan untuk mu biar semngt nulisnya/Joyful/
bunga untuk kakak/Rose/