NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / trauma masa lalu
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

Romeo langsung saja meminta pelayan datang untuk memberi menu. Bahkan ketika itu sampai di tangannya, dengan cepat dia berikan pada Ansela. 

Tapi setelah melihat-lihat, Ansela tidak menemukan sesuatu yang begitu diinginkannya.

Ah, pantas saja aku tidak pernah tertarik datang kemari. Pikir Ansela, hampir tanpa beban.

Dia kemudian menyerahkan menu kepada Romeo.

"Aku pesan menu terbaik, tapi dalam porsi yang lebih kecil."

Romeo yang mendengar itu tanpa sadar menautkan kedua alisnya. Ini pertama kalinya dia mendengar, seseorang memesan menu dengan ambigu.

Begitu juga dengan pelayan tadi, karena disini hanya kafe biasa, jadi dia memastikan rekomendasi-nya. "Kami memiliki Nasi goreng cumi bumbu hijau, sebagai menu spesial."

“Ya, ya, itu saja. Kalau bisa cepat.”

Romeo yang mendengar ‘kalau bisa cepat’  langsung merasa tak enak memesan menu lain. Dalam pengetahuannya, memesan satu menu yang sama, akan mempersingkat waktu. “Itu juga, tapi porsi normal.”

"Baik, permisi!" Pelayan itu pun kembali ke belakang.

Romeo menatap Ansela, yang juga menatapnya. Sebagai seorang yang lebih tua dan berpengalaman, dia cukup kagum dengan ketenangan Ansela. Apalagi saat ini, mereka sedang duduk berhadapan, tapi gadis itu tidak menghindari tatapannya sama sekali. Menunjukkan kepercayaan diri.

Romeo memutuskan untuk membuka percakapan, agar mereka bisa saling mengenal. “Pertengahan tahun ini sudah akan lulus kan?”

“Mm,”

“Lalu, rencananya mau lanjut kemana?”

“Tidak tahu, belum kepikiran.”

Lagi-lagi jawaban tak jelas dari Ansela.

“Masa sih belum kepikiran. Pendidikan lanjutan kan bisa ambil referensi dari sesuatu yang kita sukai. Misal saja, … pelajaran atau kegiatan apa yang paling kamu sukai? Nah, dari situ, bisa mengambil bayangan seperti apa profesi yang ingin ditekuni.” Romeo mencoba berbicara seringan mungkin, mengingat Ansela yang masih SMA.

Ansela tampak serius mendengarkan, tapi tampak tidak serius ketika memberi jawaban.

"Aku suka melukis dan bermalas-malasan."

"Melukis?" Sebenarnya bukan melukis, tapi bermalas-malasan yang mengagetkan Romeo. Tapi begitu, dia mencoba mewajarkan hal itu, lagi-lagi dengan mengingat usia Ansela. "... lalu biasanya, kau suka melukis apa?"

"Mm, apapun yang jelas bukan wajah!"

"Oh, ada apa dengan wajah?"

Ansela menggeleng. "Tidak ada, hanya tidak suka."

Lagi-lagi Romeo menarik nafas panjang. Dia mulai bertanya-tanya, apa  sesulit ini bicara dengan gadis muda, atau dianya yang sangat membosankan. Sampai-sampai, gadis di depannya tampak tidak bersemangat.

"Lalu apa yang suka kau lukis?"

Ansela tidak langsung menjawab, dia nampak berpikir serius. Membuat Romeo sedikit tidak sabar, menantikan percakapan yang mungkin baru saja akan hidup. 

Tapi baru saja berpikir, dia telah dikatakan oleh jawaban Ansela, yang terdengar asal.

“Banyak!”

Mendengar jawaban tidak jelas ini, Romeo menarik nafas panjang. Kini dia mulai rendah diri, dan merasa bahwa dia mungkin benar-benar membosankan.

Romeo menegakkan punggungnya, sambil menatap Ansela serius. Dia tidak ingin percakapan seperti itu terus berlanjut.

“Sela ... semisal kau punya sesuatu yang tidak kau sukai, tolong katakan saja langsung. Kedepannya, entah lama atau sebentar, kita akan bersama. Jadi pastikan untuk mengatakan apapun. Jangan canggung kepadaku.”

Ansela mengangkat sebelah alisnya tanda tak mengerti, tapi begitu dia masih menjawab

"Ya, jangan khawatir."

"Lalu, apa ada yang ingin kau lakukan sekarang?" Tanya Romeo, setelah pembicaraan sebelumnya gagal.  Dia masih berusaha keras mencoba membangun suasana.

Ansela menggeleng, "Aku kenyang, dan sebenarnya mengantuk." Ansela menatap jam tangannya, "... dan aku sangat disiplin."

Romeo menyatukan dua alisnya, "Disiplin? disiplin apa?" penasarannya.

"Aku, sangat disiplin dengan waktu tidurku."

Romeo refleks memalingkan wajah dan menyapu rambutnya ke belakang. Dia ingin tertawa tapi tidak enak. Sungguh. Sebagai seseorang dari kalangan militer, dia juga sangat disiplin. Tapi ini pertama kalinya, dia mendengar seseorang sangat disiplin dengan waktu tidur.

"Oh, apa kau tidur siang pada jam begini?"

Ansela menggeleng lagi. "Tidak juga. Aku hanya harus tidur, kapanpun, tak lama setelah aku kenyang."

"Oh wow …," Kali ini Romeo tidak bisa menahan tawa kecilnya. Dia menatap Ansela tidak percaya. Tapi memang, mata gadis di depannya sudah tampak berat. 

Tapi begitu, sebagai seseorang yang menjalani disiplin diri, dia mengingatkan, "tidur setelah makan, bukan kebiasaan yang baik. Apa lagi dalam jangka waktu panjang."

Romeo mengatakan dengan sedikit pelan, tidak ingin menyinggung gadis remaja. Kaget, manakala Ansela sama sekali tidak keberatan, dengan nasihat itu. "Ya, aku akan memperhatikannya."

Bukankah biasanya, jika seseorang sangat menyukai sesuatu, maka dia akan membuat tempat untuk membela hal itu? Pikir Romeo. 

Namun sampai ke sini, Romeo merasa Ansela memang bukanlah pilihan yang buruk. Atau bahkan lebih baik dari yang diharapkan, untuk hubungan yang hanya sementara ini.

“Bagus.” Pujinya.

Ansela hanya mengangguk, tapi tidak mau menambahkan kata lagi, membuat Romeo harus segera mengerti situasi.

"Baiklah, kalau begitu mau kembali sekarang?"

•••

Sepanjang jalan mereka banyak diam, hingga Ansela pun jatuh dalam tidur tidak lama setelah mobil dijalankan. Beruntung, tidak perlu bagi Romeo untuk menanyakan dimana gadis itu tinggal, karena dia sudah tahu betul.

Tapi baru sekitar dua puluh menit perjalanan, dan sepuluh menit tidur, Ansela tiba-tiba menjadi gelisah. Buliran-buliran keringat mengucur dari wajah cantiknya, disertai erangan kecil penuh kegelisahan. Melihat itu sudah terjadi lebih dari tiga menit, Romeo memutuskan membangunkan Ansela.

"Sela ... Sela, hei, hei bangun."

Romeo sampai menoel-noel pipi gadis itu, tapi belum juga ada respon, sementara wajah Ansela sudah nampak pucat.

“Astaga kenapa ini?” Takutnya.

Mau tidak mau, Romeo harus menepi. Dia melepaskan sabuk pengamannya dan fokus membangunkan Ansela. Untung saja, tak lama kemudian Ansela terbangun.

"Ada apa?" tanya Ansela hampir tidak bisa di dengar.

Dia benar-benar ling-lung, jadi dia membiarkan saja ketika Romeo mengatur rambutnya ke belakang dan mengelap wajahnya dengan sapu yang. Romeo sedikit bingung menjawab pertanyaan Ansela, yang benar-benar tampak sangat mengkhawatirkan tadi. Jadi dia memilih jalan tengah, dengan bercanda. "Untuk itulah, jangan tidur terlalu pulas pada siang hari! maka inilah yang terjadi."

Ansela juga pernah mendengar mitos itu, sedikit terkekeh. Ya, hanya sedikit, sebelum kebenaran menyapa ingatannya.

“Bagaimana, apa terasa lebih nyaman sekarang?”

Ansela mengangguk dengan wajah yang memerah. Dia baru tersadar, karena menanyakan hal yang sudah dia ketahui kepada Romeo, yang baru saja ditemui. 

Dia tahu bahwa ini bukan sekedar mimpi di siang hari, atau mitos bagi beberapa orang. Ini benar-benar sesuatu yang mengganggu di balik ketenangannya. Tapi begitu dia bersyukur, bahwa Romeo jauh lebih tenang, dan tidak mengomentari hal-hal lain.

"Minumlah,"

Ansela mengambil botol air itu, dan berterima kasih. Sekarang bukan hanya Romeo, tapi Ansela juga merasa hubungan ini tidak buruk.

•••

Romeo menatap Apartemen itu. Adalah salahnya dengan sok tahu, ternyata Ansela sudah tidak tinggal di tempat yang lama. Sempat membuat mereka berdua berbalik arah.

"Kau tinggal sendirian? dimana Paman? eh, maksud Kakak, dimana kakekmu?"

Ansela meneguknya jusnya terlebih dahulu, sebelum menjawab. "Biasalah, berbakti kepada negara, durhaka kepada cucu."

Mendengar ini Romeo jelas tertawa. Dia juga teringat, Ibunya mengatakan hal ini pada Ayahnya, tapi dengan versi orangtua tentu saja.

"Ah, ... beliau menghabiskan masa tua dengan baik." Romeo mengerti sekaligus kasihan. Di usia seperti ini, Ansela harus mandiri sendiri, karena sang Kakek ada dalam pemberian diri.

Kakek Ansela, Max Ezpen, adalah seorang Dokter Militer, yang mengabdikan diri di tempat-tempat pelosok atau area rawan perang. Pria tua itu, merupakan sahabat Ayah Romeo.

"Mm. Kakak juga jangan berdiri saja." Ujar Ansela.

Tidak hanya menyuruh Romeo duduk dengan santai. Ansela, tiba-tiba mengejutkan pria itu, ketika dengan acuh membuka sepatu dan kaos kakinya. Bukan sepatu dan kaos kakinya, yang menjadi masalah, tapi gaya duduknya yang cukup berantakan. Hal ini membuat Romeo refleks memalingkan wajah. "Sela, rokmu."

Gaya Ansela memang sudah berantakan, tapi itu karena dia memakai short pants, yang bahkan hampir sepanjang rok-nya. Jadi dia tidak merasa ada yang salah.

Namun mengingat Romeo yang seorang Kapten dari militer, Ansela mau tidak mau sedikit enggan. Dia segera meminta maaf dan berlari kecil ke kamar.

Sesampainya di kamar dan menutup pintu, Ansela membuang nafas panjang.

"Huft, di masa depan tampaknya akan ada lebih banyak aturan." Keluh Ansela.

Dengan berkacak pinggang dia membuka gorden jendelanya, berpikir setidaknya dengan menikah, dia akan memiliki seseorang untuk menjaminnya. Sebenarnya pernikahan bukan laga uji coba bagi Ansela, tapi melihat Romeo, serta apa yang dikatakannya tadi, mereka tampaknya tak punya banyak harapan. Meski begitu, Ansela membulatkan tekadnya, untuk tetap melanjutkan perjodohan.

"Aihh, pria tua itu pasti senang sekali." Pikir Ansela, membayangkan wajah Kakeknya.

Dia kemudian berganti pakaian yang lebih santai. Sebuah celana pendek jeans dan kaos hijau muda oversize.

Romeo yang melihat ini mulai mengira-ngira, apa Paman Max, Kakek Ansela membebaskan gadis itu dalam penampilan. Karena penampilan Ansela sangat tabu dan cukup berbeda, dalam mata Romeo.

Memang tidak bisa dipungkiri. Dalam lingkungan Romeo, para wanita berdandan rapi dan sopan selalu, meski hanya dirumah. Apalagi mereka berada dari keluarga militer dalam beberapa generasi. Jadi melihat Ansela seperti ini, ada perasaan tidak nyaman. Tapi begitu dia tidak ingin terlalu banyak berkomentar, apalagi gadis itu sudah sangat toleran terhadapnya.

"Besok hari jumat, sepulang sekolah kita langsung berangkat."

Ansela yang sudah mengangkat kaki menonton kartun, mengangguk saja. Sebenarnya dia masih sangat mengantuk, tapi tidak mungkin baginya meninggalkan Romeo begitu saja.

Melihat Ansela setuju-setuju saja, Romeo mengira-ngira akan seperti apa gadis itu jika dia tidak setuju.

"Em, Sela ...?"

"Ya, katakan saja Kak jangan ragu-ragu. Selain itu membawa waktu, itu juga membuang energi."

Romeo spontan mengacak rambut Ansela dengan tawa, mendengar kalimat panjang dan tiba-tiba dari gadis itu. Tapi seperti di awal, Ansela tidak banyak bereaksi, meski kini mulai ada kontak fisik di antara mereka.

“Astaga, kau lucu juga!” Kata Romeo.

Tapi meski sudah dikatakan Ansela untuk tidak ragu-ragu, nyatanya Romeo masih sedikit tidak nyaman. Apalagi dia akan membicarakan mengenai pernikahan.

"Untuk pernikahan kita nanti, hanya akan dihadiri oleh keluarga saja. Baru setelahnya kita daftarkan di sipil. Apa kau keberatan?"

"Baiklah, begitu saja."

Sebenarnya Romeo sedikit terganggu, karena Ansela yang tidak menatapnya saat bicara. Namun mendengar gadis itu hanya setuju-setuju lagi, dia juga semakin sungkan.

"Mm, itu mungkin artinya tidak akan ada gaun pengantin yang ...," jelas sulit bagi Romeo melanjutkan. Kata orang, semua wanita berusaha keras untuk gaun pengantin terbaik. Tapi di sini dia akan meminta, gadis itu agar tidak berlebihan. Sangat kasar memang.

Tapi siapa sangka, Ansela memahami maksud Romeo, lebih baik dari yang pria itu kira.

"Ya tidak masalah Kak. Jangan terlalu dipikirkan! ... jika memang begitu, maka begitu saja. Lagi pula aneh memakai gaun yang berlebihan, disaat tidak membuat resepsi."

Maksud daripada Ansela, yakni untuk menenangkan Romeo juga. Tapi pria itu jelas telah salah paham. Dengan mengira, Ansela mungkin merajuk.

"Dengar, nanti setelah kita menikah kau bisa memiliki gaun apa saja yang kau inginkan, aku janji." Kata Romeo, sambil menatap Ansela serius.

Dahi Ansela mengernyit kecil. Tahu bahwa ada kesalahan persepsi disini. Tapi begitu, dia juga tidak menolak, hanya mengangguk saja. Berharap Romeo akan berhenti menjadi rempong.

“Ya tentu saja.”

Entahlah, … semakin patuh dan santai Ansela, justru semakin enggan dan canggung untuk Romeo. Tapi begitu dia sudah berjanji, akan memberikan yang terbaik saat mereka menikah nanti. Tapi tentu sesuai dengan kesepakatan mereka.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!