NovelToon NovelToon
Kenangan Lama Dan Baru Mora

Kenangan Lama Dan Baru Mora

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

“Duaar,”suara tembakan mengarah ke kepala Sara. Setelah Sara tewas ada truk yang menabrak mobilnya dari belakang membuat dia tewas di wajah yang tidak dikenali.
“Kenapa mama lama sekali menjemputku,”ucap Mora yang menuggu di depan taman kanak-kanak bersama dengan gurunya.
Bagaimana kisah Mora setelah mamanya meninggal?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KLdBM 2

Setelah hari itu Mora bangun pagi membersihkan semua ruangan dan rumah di tempat dia tinggal. Di dalam hati Mora bertanya,”Kenapa ayah berubah ya.” Mora yang tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi, tapi yang dia tahu kalau semua ini adalah kesalahan Bela dan Ibu tirinya Sari. Tapi Mora yang masih berumur 4 tahun yang membutuhkan kasih sayang.

Sudah diabaikan oleh ayahnya Bram di sela Mora menyelesaikan pekerjaannya. Pelayan dan bibi yang dulu pengasuhnya kadang membantu dengan diam-diam. Tapi saat ada Bram dan dua orang yang masu tiba-tiba itu mereka bersembunyi. Bela yang keluar dari kamarnya yang baru dimana Mora dulu tinggal.”Kerja yang benar lihat ini masih kotor lantainya,”ucap Bela yang menginjak bekas lantai yang masih basah.

“Bela kamu kenapa lewat sini sudah jelas ada penanda kalau di situ masih basah. Kenapa kamu lewat situ, apa kamu mencoba mencari masalah denganku karena kamu disayang oleh ayah,”ucap Mora yang kesal.

Bela tidak membalas ucapan Mora malah dia pura-pura terjatuh karena saat itu Bram juga hendak melewatinya.”Aduh sakit, Mora kenapa kamu jahat kepadaku. Akukan tidak salah apa-apa kenapa kamu membuat aku jatuh,”ucap Bela dengan sikap sedihnya. Bram yang melihat Bela segera membantunya dan menggendongnya,”Putriku Bela apa kamu tidak apa-apa.”

“Ayah Mora membenciku dan dia ingin balas dendam karena kamarnya sudah aku ambil,”kata Bela yang memeluk Bram dengan wajah penuh air mata.

“Aku tidak melakukannya, dia sendiri yang jatuh bukan aku,”kata Mora yang membela. Bram yang merasa marah kepada Mora berkata,”Kamu itu anak yang tidak tahu terima kasih sudah aku beri tempat tinggal masih saja mencelakai adik kamu. Apa perlu aku usir kamu ke desa tempat kakek kamu berada.”

“Tapi ayah aku tidak melakukannya Bela kenapa kamu memfitnah aku,”ucap Mora dengan nada keras. Tapi ayahnya yang tidak percaya langsung mendorong Mora hingga kepalanya terbentuh tepian anak tangga.

Kepala Mora yang berdarah dan rasa sakit membuat Mora menahan rasa sakit itu.”Apa aku pergi saja ke desa tempat kakek berada dari pada aku disini selalu di perlakukan tidak baik,”ucap Mora yang hendak berdiri di bantu pelayan yang melihat.

“Nona anda tidak apa-apa,”ucap pelayan.

“Aku tidak apa-apa kok kak, aku baik saja,”ucap Mora yang menahan rasa sakit.Setelah itu Sari memanggil Mora untuk turun.”Iya ibu kenapa kamu memanggilku,”ucap Mora yang sedikit tertunduk.

“Siapkan makanan untuk kami bertiga. Itu hukuman kamu karena sudah membuat adik kamu terluka,”ucap Sari. Mora tanpa berkata pergi ke dapur dimana semua sudah disiapkan oleh bibi Ica dan pelayan yang lain. Mora hanya menyajikan dimeja makan setelah itu Mora yang hendak ingin duduk di meja makan. Di seret oleh ayahnya,”Untuk apa kamu duduk disini.”

“Aku juga ingin makan bersama ayah,”ucap Mora dengan polos.

“Mulai sekarang kamu tidak boleh makan di sini. Kamu makan bersama dengan pelayan yang lain,”ucap Bram dengan dingin.

“Tapi ayah...,”ucap Mora yang dihentikan bicaranya karena tarikan Bram menyeret dan mendorong Mora hingga dia terjatuh ke lantai.

Bibi Ica yang melihat segera membantu Mora dan memberikan obat untuk kepalanya yang terluka. Dimana Mora makan bersama dengan bibi Ica dan pelayan yang lain. Walaupun tidak mewah Mora sudah merasa senang dengan makanan yang dia makan.”Nona jika anda terus seperti ini sebaiknya anda tinggal dengan kakek anda saja di desa,”ucap bibi Ica.

“Itu juga aku ingin bibi, tapi apa ayah mau mengizinkan aku pergi ke desa,”ucap Mora. Setelah beberapa hari berlalu dimana kunjungan Taizan teman masa kecilnya. Tapi Sari yang memiliki rencana untuk tidak mempertemukan Taizan dengan Mora. Dimana Taizan diberitahukan kalau Mora tidak ingin bertemu dengan dia sehingga digantikan Bela yang bersikap lemah lembut dan polos untuk mendapatkan hatinya.

Sedangkan Mora yang di kurung di loteng hanya bisa melihat dari atas kalau Taizan datang berkunjung.”Kenapa ibu tiriku tidak mengizinkan aku untuk bertemu dengan Taizan,”batin Mora yang tidak terlalu berpikir negatif.

Setelah malam tiba Bram datang dengan sikap dinginnya.”Ayah,”ucap Mora yang terlihat senang.

“Apa kamu ingin kembali ke sekolah lagi Mora,”ucap Bram.

“Iya ayah aku ingin kembali sekolah lagi,”ucap Mora yang senang. Kalau hati ayahnya masih ada dirinya.

“Baiklah tapi ayah akan memindahkan sekolah kamu didesa tempat kakek kamu berada. Mulai besok kamu tidak harus tinggal di rumah ini lagi,”ucap Bram dengan dinginnya. Mora yang mendengarnya hanya bisa diam dan mencari tahu kenapa ayahnya berkata seperti itu,”Ayah tidak suka dengan Mora lagi ya?.”

“Iya aku tidak butuh anak cacat seperti kamu yang bisanya menghabiskan uangku saja. Kamu tinggal didesa dan bersekolah tapi ayah tidak akan membiayai kamu lagi,”ucap Bram.

“Ayah mengusirku ya setelah ibu mati ayah bisa semaunya begitu,”ucap Mora tiba-tiba. Bram mendengarnya langsung menampar Mora tanpa rasa bersalahnya.

“Kamu kira aku suka bermain rumah tangga dengan ibu kamu. Aku hanya ingin uang dan perusahan ibu kamu saja, yang aku cintai adalag Sari dan putriku Bela,”ucap Bram menutup pintunya dengan membantingnya dengan keras. Membuat Mora terkejut dimana dia tidak tahu kalau hubungan ayah dan ibunya yang dia anggap harmonis selama ini hanya akting belakang.

Mora yang tidak tahu sejak kapan semua ini berubah hanya bisa membuat dia menangis di loteng yang agak reduk dan sedikit gelap. Tapi itu sudah membuat Mora ingin menghancurkan ayahnya. Dimana hati Mora berkata,”Aku harus bisa bertahan sampai aku bisa membalas semuanya dan mencari kebenaran tentang hubungan ayah, ibu dan Sari itu.”

Mora yang telah bangkit dari rasa sedihnya mengemas semua barang yang ada saja di kamar itu. Karana saat pagi datang dia harus pergi ke tempat kakeknya yang dimana rumahnya tidak terlalu besar. Tapi disana cukup membuat Mora bisa mengembangkan bakat dia dengan diam-diam. Mora yang tertidur lelap dibangunkan oleh Sari dengan air dingin di pagi hari.

Mora yang terkejut karena siraman air dingin itu membuat tubuh kecil Mora menggigil.”Kamu sudah bangun cepat sana bersiap-siap sopir sudah menuggu kamu untuk mengantar kamu ke desa,”ucap Sari dengan wajah tidak sukanya. Mora yang masih menggil menuju kamar mandi menyalakan air hangat. Tapi air hangat sudah tidak ada di kamar itu membuat Mora harus mandi dengan air dingin. Mora selesa memakai baju yang sudah ada dimana baju itu hanya baju tahun lalu saja yang sudah sedikit kekecilan. Jaket yang di pakai oleh Mora juga hadiah dari mamanya tahun lalu tapi itu sudah membuat Mora hangat. Mora berpamitan dengan yang lain dimana Mora tidak melihat ayahnya. Mobil melaju meninggalkan rumah Bram dimana hati Mora sudah sakit hati oleh ayahnya. Di perjalanan yang dikira baik-baik saja ternyata tidak bagi Mora. Apa yang terjadi dengan Mora?.

1
Lhisa Amira Nhatasya
lanjut dong author jgn dibikin penasaran
Lhisa Amira Nhatasya
kasihan skli mora🥲🥲
Tasya ✨
saya mampir yah kak. 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!