NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.1 ( Takdir yang membawa mu)

Arumi berlari sekuat tenaga tanpa alas kaki yang membalut kaki rapuhnya. Nafasnya terdengar memburu seiring rasa panik yang mendera. Ayahnya baru saja pergi meninggalkannya untuk menyusul ibu yang sudah terlebih dahulu pergi beberapa tahun yang lalu.

Masih dalam suasana duka, Arumi harus menghadapi rentenir yang menagih hutang ayahnya semasa hidup. Ia masih tak menyangka jika ayahnya pergi meninggalkan hutang judi hingga milyaran rupiah. Arumi kaget, kesal, marah, kecewa tapi apa daya takdir membawanya menjadi anak yatim-piatu yang malang.

"Berhenti!" Suara seorang pria terdengar menggema di keheningan malam.

Dengan langkah cepat, Arumi masuk kedalam sebuah bak sampah besar yang berada di bahu jalan sepi itu. Bak sampah yang penuh dengan limbah plastik dengan bau tidak sedap kini membaur menjadi satu dengannya. Terdengar suara langkah kaki mendekat, ia menutup mulutnya, ia menangis tanpa suara dalam ketakutannya sendiri.

"Kemana wanita sialan itu ... cari dia sampai dapat!" hardik seorang pria paru baya kepada anak buahnya.

Setelah beberapa saat membisu dalam ketakutan, suasana sepertinya sudah nampak sepi. Ia membuka sedikit penutup tempat sampah itu, mengintip ke sekeliling dan tidak ada orang orang-orang itu. Perlahan Arumi turun dari bak sampah besar itu, bertepatan dengan hujan yang tiba-tiba saja turun, membasahi bumi.

Dengan langkah tertatihtatih, ia menyusuri jalanan, tanpa tahu arah dan tujuan, ia takut untuk kembali pulang karena para anak buah rentenir itu, pasti masih ada di sana. Suara petir menggelegar, sudah tidak ia perdulikan, air matanya mengalir tanpa henti seiring air hujan yang membasahi tubuhnya.

Saat akan menyebrang jalan, tiba-tiba kepalanya terasa begitu berat, kakinya tidak lagi bisa menopang tubuhnya sendiri lalu sedetik kemudian ia terbaring tak sadarkan diri di di tengah jalan. Jiwa yang rapuh, tubuh yang lemah dengan beban hidup yang begitu berat untuk gadis berumur dua puluh tahun, entah takdir apa yang sedang menantinya saat ini.

...****...

Di tengah hujan lebat dengan gemuruh petir menyambar kemana-mana, sebuah mobil Ferarri melaju dengan kecepatan tinggi. Seorang pria berperawakan tinggi, putih dengan netra coklat yang membius siapapun yang melihatnya.

Pria itu adalah Alfaro Wilson, ia baru saja resmi menjadi seorang duda hari ini, sidang putusan akhirnya menetapkan ia dan istrinya Sarah, resmi bercerai. Perceraian itu adalah pilihan Alfaro, karena ia tidak terima istrinya yang bergitu ia cintai ternyata berselingkuh di belakangnya.

Setelah palu hakim di ketuk, maka saat itu pula Alfaro bersumpah kepada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan percaya dengan cinta dan kesetiaan lagi seumur hidupnya. Hatinya sudah mati rasa, seiring penghianatan sang mantan istri. Mimpi yang sudah terangkai indah selama dua tahun pernikahan, kini berakhir di hadapan pengadilan.

Alfaro baru saja pulang dari salah satu club malam yang ada di pusat kota Jakarta pusat. Dalam kondisi setengah mabuk, ia menyetir menembus hujan lebat yang kini membasahi bumi. Sesak di dadanya masih amat terasa, ia merindukan sentuhan mantan istrinya yang sudah tidak ia dapatkan selama kurang lebih tiga bulan setelah ia memergoki istrinya sedang berada di salah satu kamar hotel dengan pria lain.

"Arrrghhh." Alfaro memukul setir mobilnya saat ingatannya kembali berputar saat kejadian itu.

Tiba-tiba dari jarak yang cukup dekat, Alfaro seperti melihat seseorang tergeletak di Jalan. Dengan gerakan cepat, ia menginjak rem. Hampir saja ia mendapatkan kesialan berkali-kali hari ini. Ia turun dengan menggunakan payung yang ia ambil di kursi belakang mobilnya.

Alfaro cukup terkejut saat melihat seorang wanita muda tergeletak di jalanan dengan kondisi tidak sadarkan diri, wanita itu adalah Arumi, yang sudah pingsan dan sejak tadi. Entah apa yang di pikirkan olehnya, ia langsung saja menggedong dan membawa Arumi masuk kedalam mobil.

~

Alfaro membawa Arumi masuk kedalam Apartemennya, ia membaringkan tubuh arumi di atas tempat tidur. Ia duduk di samping Arumi, ia membelai pucuk kepala Arumi, dan saat itu juga ia melihat wajah Arumi berubah menjadi wajah sang mantan istri.

"Sarah," ucap Alfaro lirih terdengar.

Sepertinya Alfaro sedang berhalusinasi, ia sangat merindukan belaian seorang wanita. Walau bagaimanapun, ia hanya manusia biasa. Tanpa ia sadari kini bibirnya dan Arumi sudah menyatu. Hasratnya semakin menjadi saat pakain basah yang di pakai Arumi kini sudah ia lepaskan dengan gerakan yang sangat cepat.

Arumi masih belum juga tersadar, tubuhnya masih terlalu lemah bahkan untuk membuka mata. Tapi eluhan kecil terdengar dari mulutnya saat, Alfaro dengan ganas menjelajahi setiap inci tubuhnya.

Malam itu menjadi malam yang akan menjadi sebuah awal dari takdir baru untuk mereka. Tanpa mereka sadari, tanpa mereka rencanakan. Arumi yang patah arang dan Alfaro yang patah hati, keduanya akan saling berkaitan mulai hari ini.

...****...

Arumi menggeliat perlahan, meregangkan tubuhnya yang begitu terasa lelah. Matanya masih terpejam, namun ia bisa merasakan sesuatu yang berat sedang berada di atas perutnya.

Perlahan matanya mulai terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah tangan kekar yang berada tepat di atas perutnya. Matanya langsung membulat dengan tangan yang menutupi mulut siap untuk berteriak, karena melihat seorang pria sedang tertidur sambil memeluknya.

Perlahan Arumi membuka selimut yang melekat di tubuhnya. Sepertinya kali ini ia tidak bisa menahan untuk tidak berteriak, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi diantara ia dan juga pria yang ada di sampingnya ini.

Aaaakkkkkk.

Alfaro mulai tersadar saat mendengar teriakkan seseorang tepat di kupingnya. Sepertinya ia pun tak kalah kagetnya, karena saat matanya terbuka dan melihat Arumi ada di sampingnya, ia langsung terperanjat kaget, hingga terduduk di atas tempat tidur.

"Kamu siapa? Ahkk kepalaku sakit sekali."

"Seharusnya saya yang bertanya, anda siapa?" tanya Aruni balik.

Alfaro menatap Arumi dengan seksama, mencoba mengingat-ingat kembali hal apa yang telah terjadi antara keduanya. Setelah beberapa saat, akhirnya ingatan Alfaro mulai kembali. Ia mengingat semuanya, tentang bagaimana ia menemukan Arumi di pinggir jalan dan juga bagaimana ia menyetubuhi Arumi di saat Arumi tidak sadarkan diri.

"Sial!" ucap alfaro sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

Penyesalan sudah tidak berguna lagi. Arumi merasa jika hidupnya kini sudah benar-benar hancur. kedua orang tuanya meninggal, di kejar-kejar hutang, dan kini ia harus merelakan kesuciannya untuk seorang pria asing. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, air matanya mulai keluar, ia menangis tanpa suara, hancur sudah, hal terakhir yang paling berharga baginya kini harus hilang dari raganya. Alfaro pun merasa sangat menyesal, ia khilaf, namun ia bingung harus bertindak seperti apa sekarang.

Setelah beberapa saat, Arumi melilitkan selimut ke tubuhnya dan beranjak turun dari atas ranjang. Ia memungut pakaiannya yang berserakan di atas lantai, dan berjalan dengan cepat menuju kamar mandi. Alfaro hanya bisa memandangi Arumi tanpa bisa berkata apapun. Ia juga masih bingung atas hal yang menimpanya.

Di dalam kamar mandi, ia kembali menangis di bawa shower yang sedang menyala dan masih tanpa suara. berapa kali ia menggosok tubuhnya menggunakan spons mandi, ia jijik kepada dirinya sendiri, baginya sekarang ia tidak lebih baik dari seorang wanita murahan.

~

"Tolong buka pintu, saya ingin pulang," ucap Arumi saat keluar dari balik pintu kamar mandi, lengkap dengan pakain yang malam tadi ia pakai.

"Aku akan mengantarkan mu pulang, tunggulah sebentar." Alfaro beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, melewati Arumi yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.

Arumi beranjak duduk di atas sofa, ia sudah tidak punya harapan untuk hidupnya, semuanya telah di hilang dan tak ada satupun kebahagiaan yang tersisa. Untuk menangis, atau marah pun sudah tak mampu lagi. Tatapan matanya begitu kosong, seiring luka yang menyayat hati dan menjatuhkan mentalnya.

...****...

Sepanjang perjalanan, Arumi hanya diam dengan mata menatap nanar kearah jendela, ia tak pernah sekalipun lagi berbicara dengan Alfaro. Ia sudah memutuskan Setelah ini, ia akan menyerahkan diri kepada para rentenir itu saja.

Hidup pun sudah tak ada guna, apapun yang rentenir itu akan lakukan kepadanya nanti, ia tidak akan kabur lagi, sekalipun ia akan di bunuh oleh mereka.

Alfaro diam, bukan berarti ia tidak berpikir untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ia melirik Arumi yang tak berbicara sedikit pun, meminta pertanggung jawaban pun juga tidak, apalagi marah dan mengumpat padanya, ia penasaran apa yang Arumi pikirkan saat ini.

~

Mobil Alfaro berhenti tak jauh dari halaman rumah Arumi, bukan tanpa alasan ia berhenti di sana, namun karena ia melihat segerombolan preman sedang berada di halaman rumah Arumi.

"Apa benar itu adalah rumah kamu?" tanya Alfaro.

"Iya."

"Lalu siapa mereka?" tanya Alfaro lagi.

"Ayah saya baru saja meninggal dan meninggalkan hutang hingga milyaran, saya baru saja lulus kuliah dan belum mempunyai uang untuk melunasi Semua hutang itu. Sekarang saya akan menyerahkan diri kepada mereka, apapun yang terjadi, saya sudah pasrah," ujar Arumi terdengar lemah.

Alfaro menjadi semakin merasa bersalah. Sampai pada akhirnya ide gila muncul di kepalanya, ia sudah terlanjur basah dan kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja, toh ia memang membutuhkan wanita yang bisa melayaninya kapan saja.

Alfaro sudah menyakinkan dirinya sendiri, jika ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi. Cintanya sudah hancur seiring penghianatan sang mantan istri, kini yang tersisa hanyalah hasratnya yang membutuhkan belaian seorang wanita, setidaknya sampai ia benar-benar bisa melupakan sang mantan istri.

"Aku akan melunasi semua hutang almarhum ayah mu dan aku juga akan memberikan kamu pekerjaan di perusahaan ku, tapi hanya jika kamu mau menerima syarat yang aku berikan," tutur Alfaro sambil melihat kearah Arumi.

Arumi memandangi Alfaro dengan bingung, ia tidak menyangka Alfaro akan mengatakan hal seperti ini kepadanya, " Apa syarat yang anda maksud?"

"Jadilah istri rahasiaku selama satu tahun, kamu hanya perlu melayani ku dan setelah satu tahun, aku akan melepaskan mu, tentunya dengan uang tunjangan yang tidak akan kamu bayangkan sebelumnya," ujar Alfaro dengan raut wajah yang sangat serius.

Arumi hanya bisa menghela nafasnya dengan berat. Apa pada akhirnya hidupnya akan benar-benar hancur seperti ini, cita-cita setelah lulus kuliah yang sudah di depan mata kini harus pupus karena keadaan yang memaksa ia untuk memilih dua jalan yang sama-sama menjerumuskan.

Sejenak Arumi kembali berpikir, jika ia menerima tawaran Alfaro ia hanya perlu melewati masa kelam yang dalam kehidupannya selama satu tahun, toh kesuciannya juga sudah di renggut oleh Alfaro. Setidaknya ia tidak lagi di kejar-kejar rentenir dan ia tidak perlu menyerah diri kepada rentenir itu. Lama Arumi terdiam, sampai pada akhirnya, kata-kata itu keluar dari mulutnya.

"Baiklah, saya setuju."

Ucapanya itu akan menjadi titik awal dari sebuah kehidupan baru yang tentunya tidak akan mudah untuk seorang gadis polos yang harus menjadi pemuas hasrat seorang duda yang sedang patah hati.

Bersambung 💓

jangan lupa tinggalkan jejak like+komen+vote ya readers 🙏😊

Untuk yang baru mulai baca, Yuk kasih komentar kalian mengenai novel ini, sekalian author mau menyapa para pembaca ☺️

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!