Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Kerja Sama
Pagi ini Revina sudah menyiapkan sarapan seperti biasanya. Setelah mandi dan berganti pakaian, Revina kembali ke kamar. Ia melihat Felix belum juga bangun. Revina mendekati tempat tidur untuk membangunkan suaminya.
"Felix, bangun. Nanti kau terlambat." Revina menepuk-nepuk lengan Felix.
"Hemmm." perlahan Felix mengerjabkan mata. Yang pertama kali di lihatnya adalah wajah cantik istrinya. Felix tersenyum melihat Revina.
"Bangunlah." perintah Revina lagi.
"Iya. Tapi aku butuh vitamin di pagi hari." Felix mulai membangunkan tubuhnya dari tempat tidur. Ia melihat jam di dinding, masih terlalu pagi saat ini.
"Vitamin ?" tanya Revina tidak mengerti. Selama ini ia tidak pernah melihat Felix mengkonsumsi vitamin apa pun di pagi hari.
"Ciuman selamat pagi." Felix tiba-tiba mencium pipi Revina yang membuat tubuh wanita itu terhuyung karena terkejut.
Felix dengan sigap segera menahan tubuh Revina agar tidak terjatuh.
"Sepertinya kau juga membutuhkan vitamin di pagi hari." Felix mendekatkan wajahnya ingin mencium Revina lagi.
"Tidak perlu." Revina langsung mendorong tubuh Felix, melepaskan diri dari pelukan pria itu. Jantung Revina jadi berdebar.
Felix tersenyum melihat Revina salah tingkah. Wajah Revina bertambah cantik karena merona. Tak ingin terus menggoda istrinya, Felix mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Revina mendudukkan tubuhnya di tempat tidur setelah Felix keluar. Ia memegang dadanya yang sejak tadi berdebar kencang. Sejak berkomitmen untuk memulai hubungan dari awal beberapa hari yang lalu, Felix selalu membuatnya berdebar.
Setelah sedikit tenang, Revina kembali merapikan tempat tidur. Kemudian menyiapkan pakaian yang akan di kenakan oleh Felix.
"Kau tidak ingin bekerja lagi ?" tanya Felix ketika mereka sedang menikmati sarapan.
"Untuk saat ini tidak." jawab Revina yang masih menikmati perannya sebagai istri rumah tangga. Karena belum punya anak, jadi tidak di sebut ibu rumah tangga.
"Kenapa kau menanyakan itu ? apa kau menyuruhku kembali bekerja ? kau tidak mau menafkahi ku ?" pertanyaan beruntun dari Revina.
"Aku hanya bertanya. Aku sangat mampu untuk menafkahi mu bahkan menafkahi anak-anak kita." kata Felix tenang menjawab pertanyaan istrinya agar tidak membuat wanita itu marah.
"Anak-anak ?" Revina terkejut mendengar Felix mengatakan anak-anak kita.
"Setiap pasangan suami istri menikah pasti menginginkan anak. Apa kau tidak mau memiliki anak ?"
"Bu bukan begitu. A aku hanya ..." ucap Revina terbata dan langsung di potong oleh Felix.
"Aku tidak meminta sekarang. Kita akan menjalaninya pelan-pelan."
Revina merasa sedikit lega mendengar perkataan Felix. Karena pria itu tidak memaksanya.
"Baiklah. Aku berangkat." Felix mencium kepala Revina sebelum pergi bekerja.
Sesampainya di kantor Felix mulai sibuk dengan pekerjaannya. Hari ini untuk pertama kalinya sejak Felix menjadi Manager pemasaran, ia akan mengikuti Abraham rapat bersama klien. Dari pagi Felix sudah memerintahkan kepada stafnya untuk mengumpulkan bahan yang akan digunakan untuk rapat. Felix akan memeriksanya sendiri agar tidak ada kesalahan. Aura kepemimpinan langsung terpancar dari pria itu.
Tepat pukul sepuluh Felix sudah tiba di ruang rapat. Beberapa saat kemudian Abraham juga masuk bersama asistennya dan rekan kerjasamanya.
"Selamat pagi. Perkenalkan Tuan Eric Maxim, CEO Boison Grup." Abraham memperkenalkan klien yang akan bekerja sama dengan perusahaannya.
Boison Grup adalah sebuah perusahaan terbesar di negeri ini. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan Boison Grup juga memiliki banyak perusahaan di berbagai negara di Asia maupun di Eropa. Merupakan suatu kehormatan bagi Abraham bisa bekerja sama dengan Boison Grup. Apa lagi dihadiri langsung oleh Tuan Eric Maxim selaku CEO nya.
Setelah Yosi menjelaskan sekilas tentang profil perusahaan Black Diamond. Kini giliran Felix selaku manager pemasaran memaparkan presentasi di hadapan peserta rapat. Hampir setengah jam Felix melakukan presentasi yang membuat para peserta begitu takjub. Tapi, tidak bagi dua orang pria yang ada di sana.
Bukannya menatap kagum dengan kehebatan Felix, Abraham justru semakin mencurigai pria yang merupakan suami dari keponakannya. Sedangkan Eric yang memang sudah mengetahui kemampuan Felix yang memang luar biasa dalam bidang ini hanya menatap datar ke arah putranya.
"Bagaimana menurut anda, Tuan Maxim ?" tanya Abraham.
Abraham berharap Eric akan menyetujui untuk bekerja sama dengan perusahaannya.
"Bagus. Saya sangat terkesan dengan apa yang baru saja staf anda sampaikan." Eric menganggukkan kepalanya tanda setuju. Membuat Abraham merasa lega.
Eric memang mengakui kehebatan Felix dalam mengatur strategi bisnis. Tak ayal jika perusahaan Boison Grup yang berada di London berkembang dengan sangat pesat ketika di pimpin oleh Felix. Sebelum akhirnya Eric mencabut jabatan Felix dan mengantikannya dengan orang lain.
