NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORDS ---25

Arwan menyuguhkan tatapan penuh tanya saat melihat Tyas datang dengan bawaannya, tiga goodie bag yang cukup besar. Arwan tak bisa segera memutuskan akan bereaksi apa pada Tyas. Mulutnya sedikit menganga masih dengan tatapan heran sedikit menyelidik.

"Si manusia batu kemana mas? Aku harus membuat perhitungan dengannya!" seru Tyas sambil celingukan mencari bayangan Tama.

"Dia buru-buru katanya, kamu ditinggalin begitu saja?" Tatapan Arwan masih didominasi kebingungan. "Itu yang kamu bawa apa? Barang-barangnya Tama kah?"

"Iya." ucap Tyas singkat tanpa memperhitungkan reaksi Arwan yang salah paham.

"Kamu ,,,," Arwan menghela nafas sekali, "Sini biar aku yang bawa." sahut Arwan sangat peka melihat Tyas kerepotan.

"Eh, tapi mas,,, ini,,,"

"Nggak apa-apa, nanti sekalian aku sampaikan ke Tama. Benar-benar keterlaluan itu manusia." Gerutu Arwan. "Kamu jangan mau lagi kalau di suruh-suruh sama dia."

"Haah? Oh, iya mas, nggak akan! Nggak akan mau lagi punya urusan sama dia." timpal Tyas.

"Nah begitu,"

"Aku kan cuma orang lewat." gumam Tyas lirih.

"Apa? Siapa yang lewat?" Arwan tak begitu mendengar jelas gumaman Tyas.

"Oh, enggak, bukan apa-apa, Mas. Balik kantor yuk."

"Hmm, oke."

Tyas dan Arwan kembali ke tempat kerja. Arwan memang pribadi yang lebih hangat dan ringan tangan bila dibanding Tama, Arwan lebih bisa mengungkapkan berbagai macam ekspresi, bisa memberikan kalimat-kalimat yang enak masuk ke telinga, bisa dengan mudah mengekspresikan rasa empati dan simpati sehingga membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman.

"Ini mau disimpan dimana? Kalau dibawa masuk ke kantor, akan menjadi pertanyaan dan pandangan sinis nanti." ujar Arwan.

"Ah, iya, gimana ya Mas?"

"Misalnya tak bawa ke ruanganku dulu gimana?" Arwan benar-benar pria sejati, begitu mengerti bagaimana cara melindungi perempuan dari julidnya mulut-mulut pedas perempuan lainnya.

"Tapi, nanti mas Arwan yang kena masalah. Aku jadi nggak enak nanti," sahut Tyas. "Ah, dititip ke satpam saja Mas, pasti aman."

"Oh, boleh juga sih. Ya udah kalau itu maumu, yang penting senyamannya kamu aja."

"Terimakasih loh Mas, selalu membantuku." ucap Tyas dengan tulus diiringi senyum manis membuat Arwan kelimpungan menangani degup jantungnya.

"Kancrut!!! senyumannya ,,,, meleleh aku Jum." gumam Arwan terpana manis dan imutnya senyuman Tyas. Tanpa ia sadari, wajahnya lelaki maskulinnya tersipu dan memerah dan salah tingkah.

"Mas Arwan kenapa begitu? Jangan bercanda ah," ucap Tyas sambil menepuk lengan kiri Arwan, membuat Arwan benar-benar tak berdaya kali ini.

"Tolong hentikan,,, seseorang tolong sadarkan aku." wajah Arwan semakin terbakar membuat Tyas semakin senang meledeknya dan tertawa terpingkal-pingkal.

Sebaliknya, Arwan menjadi semakin kacau ketika melihat senyum dan tawa Tyas yang terlihat begitu lepas menertawai kebodohan Arwan. Arwan benar-benar jatuh cinta pada Tyas. Tak bisa tertolong lagi, tak bisa kembali lagi,

"Bagaimanapun caranya,aku harus mendapatkan hatimu. Aku berjanji akan selalu membuatmu tersenyum dan tertawa lepas seperti sekarang ini." tekad Arwan dalam hati.

.

.

.

Di tempat lain, Tama sedang fokus dengan pekerjaannya, dibantu Parman Tama melakukan pengecekan bangunan percontohan, yang nantinya akan menjadi cabang usaha baru di perusahaan tempat Tama bekerja.

"Pak, ijin merokok dulu ya, ngantuk." ucap Parman.

"Hmmm,,,, dikit lagi juga selesai, biar aku yang lanjutkan, kamu boleh istirahat," jawab Tama tanpa.memandang ke arah Parman.

"Pak Tama, bisa minta tolong?" ujar seorang tukang.

"Ya pak, apa yang bisa saya bantu?"

"Tolong sampaikan ke atasan bapak, untuk menambahkan bonus, semua pekerjaan kami lakukan sampai larut malam, tapi tak ada sedikitpun bonus bisa dicairkan."

"Betulkah? Tapi sepertinya bukan salah perhitungan bonusnya, tapi kesalahan bapak-bapak yang tidak bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin." sahut Tama menohok dan tepat sasaran.

"Kok gitu?"

"Coba bapak-bapak perhatikan, total sudah berapa jam bapak-bapak mengerjakan bangunan ini?

"Ya banyak Pak, kami tidak mungkin bisa mengingatnya dengan baik."

"Seharusnya dengan jam kerja bapak ditambah lembur sebanyak ini, setidaknya hari ini sudah menyelesaikan 80% pembangunan. Tapi lihatlah, ini masih 50%. Kalau saya jadi penanggungjawab projek ini, sudah saya cari ganti tukang yang bisa menghitung dengan benar." ucap Tama tak memberikan kesempatan pada para tukang untuk menyanggah.

Tama menghela nafas, merasa sangat tidak puas dengan hasil tim lapangan kali ini. Dengan wajah muram, Tama meninggalkan para tukang yang saling pandang, terdiam tak berani mengucapakan satu pun kata di depan Tama.

"Wah, dia itu jabatannya apa ya? Aku takut loh." ujar seorang tukang yang paling tua.

"Halah, dia itu anak ingusan yang baru bekerja di pemilik perusahaan, makanya sok belagu seperti itu. Sok-sokan tegas." si mandor menjawab.

"Tapi pak Mandor, yang dia katakan sebenarnya tidak ada salahnya. Kita yang bekerja terlalu santai. Sahut Tukang dengan tubuh kerempeng.

"Iya loh pak, aku merasa tertampar sama yang dia katakan tadi. Aku jadi malau sama diri sendiri." sahut yang lain.

"Aku merasa tertangkap basah, tanpa dia banyak menuntut kita. Aku jadi merasa bersalah padanya. Kalau atasannya tahuncara kerja kita, dia yang akan kena marah pastinya."

"Kalian ini diberi kesempatan enak kok malah pada ribut begitu? Mau kalian apa? kalian mau tenaga kalian diporsir seperti jaman perang?" sang mandor terlihat kecewa dengan reaksi rekan-rekannya.

"Bukan begitu pak, cuma kami merasa malu saja. Takut juga kalau dia ternyata tangan kanannya pak bos."

"Ya udah terserah kalian mau bekerja bagaimana," Si mandor terlihat semakin kecewa.

Para tukang yang lain mulai bekerja giat tanpa menunggu aba-aba dari mandor ataupun pengawas. Sungguh pemandangan yang diharapkan semua bos. Dalam projek ini Tama hanya bertanggung jawab pada penyesuaian design dan model konstruksi, jadi tidak memiliki wewenang bertindak pada penegasan tukang.

Dari kejauhan tampak seseorang tersenyum sebelah bibir melihat ke arah Tama, entah sejak kapan sudah mengawasi Tama. Tatapan menyejukkan terlihat begitu teduh menatap lurus pada Tama yang masih memperhatikan model bangunan dari pinggir jalan.

...****************...

To be continue...

1
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!