Suamiku Adalah Musuhku

Summer merasa bahwa dirinya sudah memberikan apa yang Axel minta, Akan tetapi Axel masih saja memanggilnya. Summer memberikannya sebuah kaos berkerah yang berlambang kuda di bagian kanannya.

" Kenapa sih tu orang masih aja teriak-teriak. bukankah itu pakaian yang biasa dia pakai di rumah. Aku bahkan tidak bisa menemukan kaos biasa." Keluh Summer.

Summer bangkit berdiri dan menghampiri pintu kamar mandi lagi.

“ Ada apa lagi sih?? Kenapa berteriak memanggil namaku?“ Summer bertanya dari balik pintu kamar mandi.

Lalu, terdengar suara kunci pintu terbuka, Axel keluar dengan bertelanjang dada sambil memegang kaos yang Summer berikan. Summer sempat terpaku melihat betapa lebar bahunya Axel dan betapa besar dadanya, bahkan otot perutnya tampak seperti sebuah roti sobek yang terlihat lembut. Summer merasa lemah jika mendapati pemandangan seperti itu. 

Axel menghampiri Summer dan hendak memarahinya, dia pun mendekati Summer yang mulai tersudut di samping tempat tidur.

“ Ini baju golf! Apakah aku meminta mu untuk mengambilnya? Apakah kau menyuruh ku untuk bermain golf hah?“ Ucap Axel dengan kesal sambil memperlihatkan baju yang di berikan oleh Summer.

“ I- Itu, aku tidak tahu! Lagi pula kamu hanya bilang ambilkan baju di lemari. Yasudah, ku berikan apa yang aku temukan.“ Jelas Summer merasa bersalah.

Axel menatap Summer dengan tatapan kesal dan juga marah lalu pergi ke ruang wardrobenya untuk mengambil pakaiannya sendiri.

" Ada apa ini? Mengapa jantungku berdebar-debar? Apakah karena di marahi barusan? Mengapa Axel terlihat tampan tadi? Hei, Hei! Apa yang kamu pikirkan Summer? Sadarlah! “ Gumam Summer seraya menyadarkan pikiran ku. 

Tak lama kemudian, Axel keluar dari ruang wardrobenya dengan menggunakan piyama yang terbuat dari sutra. Lalu ia menghampiri Summer dan menyuruhnya mandi. Bahkan Axel memberikannya sebuah pakaian dan handuk baru untuk dikenakan. Summer pun menurut dan pergi ke kamar mandi.

Pada saat Summer selesai mandi, Ia hendak memakai pakaian yang diberikan Axel sebelumnya. Ketika ia memakainya Summer seketika terkejut karena yang ia kenakan saat iti adalah piyama wanita yang cukup terbuka. Dan ternyata itu adalah baju tidur seksi wanita. Summer pun berteriak menyerukan nama Axel.

“ Apakah dia hendak membalas ku? Atau dia hanya seorang pria mesum yang berniat menggerayangi tubuh ku? Mengapa dia memberikan pakaian seksi seperti ini? apakah dia berniat melakukan malam pertama denganku?Jangan mimpi! Apakah dia sudah tidak waras hah?“ Summer terus menggerutu dengan kesal sambil memakai pakaianku sebelumnya.

Axel tampak menyunggingkan senyum di wajahnya tatkala ia mendengar teriakan Summer dari dalam kamar mandi. Dengan berjalan perlahan ia menghampiri pintu kamar mandi. Dia pun bertanya mengapa Summer berteriak, bukankah tidak mungkin ada serangga di dalam kamar mandinya yang sangat bersih itu. 

Dengan rambut setengah basah dan pakaian yang sama Summer keluar dari kamar mandi.Ia mulai mencerca Axel dengan makian yang pedas. Akan tetapi Summer hanya melihat Axel yang tampak santai mendengar semua ocehan-ocehannya.

“ Tidak ada pakaian lain. Dan hanya itu yang bisa ku temukan di rumah ini. Hmm bisa di bilang itu masih baru.“ Jelas Axel.

"Entah itu masih baru atau lama, aku tidak perduli. Berikan pakaian yang layak sekarang juga!“ Pinta Summer dengan kesal.

“ Yaudah, cek aja sana sendiri. Aku mau tidur." Sahut Axel sedikit nyeleneh. 

Summer semakin di buat kesal dengan sikap Axel, ia pun melihat Axel yang langsung pergi ke tempat tidurnya dan menarik selimutnya.

“ Argh! Benar-benar pria itu menjengkelkan. Dasar paman tua!!!“ Summer memakinya sambil menuju ke ruang wardrobe.

Summer sama sekali tidak menemukan pakaian wanita dimana pun. bahkan kaos berlengan pendek pun tidak bisa ia temukan. Summer merasa tidak nyaman dengan baju yang ia kenakan saat ini. Summer hanya bisa menghela nafas sambil berpikir baju apa yang bisa ia kenakan malam ini.

Akhirnya Summer menemukan piyama yang serupa seperti yang di kenakan Axel. Ia pun memutuskan untuk memakainya. Ketika Summer keluar dari ruangan wardrobe, ia melihat Axel yang sudah tertidur pulas. Summer menghampirinya dan mencoba untuk mengecek apakah Axel benar-benar tertidur pulas. Summer juga melihat satu buah kaleng bir yang sudah kosong di atas meja, dan ia rasa Axel mungkin habis meminumnya dan tertidur. 

Summer kembali ke sofa yang sebelumnya ia duduki. Ia mulai menata bantal dan merebahkan kepala di atasnya.

“ Aaah— leganya.“ Summer berkata sambil mengerang.

Summer tidak menemukan selimut dimanapun sehingga ia pikir mungkin nanti malam ia akan merasa kedinginan. Summer sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memaki Axel soal selimut sehingga ia tertidur begitu saja. 

Sekitar tengah malam, Axel terbangun karena haus. Dia pun melihat Summer yang tertidur sambil meringkukkan badannya di atas sofa. Axel merasa tidak tega dengannya sehingga ia menghampiri Summer dan mencoba memindahkannya ke tempat tidur. Axel menaruh gelasnya di atas meja lalu menghampiri Summer dan mengambil ancang - ancang untuk menggendongnya. Melihat Summer yang mengenakan pakaian kebesaran, membuat Axel tersenyum-senyum sendiri.

“ Ck, dasar, ku pikir dia akan memakainya.“ Ucap Axel sambil tersenyum menatap Summer sebelum menggendongnya. 

Axel mulai mengangkat Summer dengan perlahan. Dia pun berharap Summer tidak akan terbangun karena dia tidak ingin ada salah paham di antara mereka berdua. Pada saat Axel hendak menaruh Summer di tempat tidurnya, tiba-tiba saja kakinya tersandung dan membuat dirinya ikut terjatuh menimpa tubuh Summer. Mungkin Summer begitu kelelahan sampai-sampai dia tidak terbangun sama sekali dan hanya mengubah posisi kepalanya yang tadinya tidak menghadap Axel kini berhadapan dengan Axel. 

Axel menatap wajah Summer yang saat itu berada tepat di hadapannya. Jantungnya semakin berdebar dengan kencang. Axel melihat betapa polos dan menggemaskannya wajah Summer, Axel juga menatap bibir Summer yang terlihat merah merona padahal Summer tidak mengenakan make up sama sekali malam itu. Alisnya yang tebal, tampak melengkapi ke elokan wajahnya sehingga membuat Axel tidak ingin memalingkan wajahnya. 

“ Ternyata dia sangat cantik. Benar-benar cantik.“ ucap Axel dalam hatinya sambil terus memperhatikan wajah Summer.

Axel benar-benar tidak bisa memalingkan wajahnya, bahkan dia begitu sangat ingin mencium bibir Summer yang merah dan mungil itu. Axel merasa jika dia terus dalam posisi seperti ini maka dia akan kehilangan kendali. Axel kemudian mencoba bangkit berdiri agar dia tidak lepas kendali. 

Akan tetapi, pada saat ia hendak berdiri, Summer tiba-tiba saja melingkarkan tangannya di atas lehernya sehingga membuat bibir mereka saling bersentuhan. Kedua mata Axel tampak terbelalak karena terkejut dengan keadaan yang terjadi di luar dugaannya. Summer menciumnya dengan posisi kedua matanya yang masih terpejam dan kedua tangannya yang melingkar di bahu Axel. Axel semakin tidak bisa menahannya. Ia pun mulai menikmatinya.