NovelToon NovelToon
Krisan Merah Muda

Krisan Merah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:224.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mizzly

Seruni adalah seorang gadis tuna wicara yang harus menghadapi kerasnya hidup. Sejak lahir, keberadaannya sudah ditolak kedua orang tuanya. Ia dibuang ke panti asuhan sederhana. Tak ada yang mau mengadopsinya.

Seruni tumbuh menjadi gadis cantik namun akibat kelalaiannya, panti asuhan tempatnya tinggal terbakar. Seruni harus berjuang hidup meski hidup terus mengujinya. Akankah ada yang sungguh mencintai Seruni?

"Aku memang tak bisa bersuara, namun aku bisa membuat dunia bersuara untukku." - Seruni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Manusia Seribu Topeng

Flashback

POV Author

Laki-laki dengan rambut yang terlihat kusut itu berjalan bolak-balik di depan rumah. Ia sesekali melihat ke arah pagar rumah dan menanti kedatangan seseorang. Ia tak bisa tenang. Batinnya terus dilingkupi oleh rasa bersalah, takut akan dosa dan rasa amarah.

Andai ... andai ... andai ... laki-laki itu terus berandai-andai, menyesali apa yang sudah ia lakukan. Andai ia tidak pergi semalam ke tempat terkutuk itu, andai ia tidak mabuk, andai ia tidak pembeli pil yang ia tidak tahu apa isinya dan andai ia tidak merenggut kesucian gadis yang selama ini selalu menemani hari-harinya yang sepi.

Laki-laki tersebut mengangkat wajahnya saat mendengar suara mobil memasuki area depan rumahnya. Cepat-cepat ia membuka gerbang dan membiarkan mobil milik Mama-nya masuk. Setelah mengunci pintu gerbang, ia berlari mendekati Mama-nya yang keluar dari dalam mobil dengan wajah pucat. Ia melihat ke dalam mobil dan ternyata Mama-nya benar-benar melakukan apa yang dikatakannya. Mama-nya tersebut sudah membawa Seruni pergi entah ke mana. "Ma, Runi mana? Mama benar membawa Runi pergi? Kemana, Ma?"

Wanita bernama Anita tersebut mengacuhkan pertanyaannya. Ia masuk ke dalam rumah. Ia menuangkan segelas air putih lalu meneguknya banyak-banyak. Hatinya tak tenang. Ada rasa kasihan, marah, kecewa dan takut yang berkumpul menjadi satu. Sang anak terus mengikuti langkahnya, berharap sang Mama akan mengatakan dimana perempuan yang sudah ia renggut mahkotanya secara paksa tersebut ditinggalkan.

"Ma, Runi Mama bawa kemana?" tanya Avian sekali lagi sambil menatap sang Mama yang kini sedang menunduk dengan air mata yang menetes di pipinya.

Nyonya Anita mengangkat wajahnya dan menatap anak laki-laki satu-satunya dengan tatapan kecewa. "Kenapa kamu melakukan semua ini, Vian? Kenapa kamu membuat Mama menjadi orang paling jahat sampai mama harus membereskan semua masalah yang kamu buat?" tanya Nyonya Anita dengan berderai air mata.

"Ma, Vian tahu, Vian memang salah. Vian juga tidak mau semua ini terjadi. Vian sangat menyesal, Vian tak ada niat sedikit pun untuk menyakiti Runi, Vian merasa amat bersalah pada Runi. Ma, tolong beritahu Vian, Mama antar Runi kemana?" desak Avian dengan sorot mata penuh harap. Setidaknya ia harus tahu dimana keberadaan Runi. Entah besok, lusa, sebulan, setahun atau mungkin 2 tahun lagi saat kuliahnya sudah selesai dan ia sudah terlepas dari sang Papa, ia akan mencari Runi untuk bertanggung jawab.

Nyonya Anita menghapus air mata di wajahnya dengan kasar dan menggelengkan kepalanya. "Mama tak bisa beritahu kamu dimana Runi. Yang pasti, Runi sudah pergi ke tempat yang jauh. Kamu tak akan pernah bisa menemuinya lagi."

"Ma, Vian harus bertanggung jawab atas apa yang Vian lakukan. Mama jangan membuat Vian menjadi seorang pengecut yang lari dari tanggung jawab. Kasihan Runi, Ma," kata Avian dengan tatapan memelas.

Nyonya Anita balas menatap Avian dengan tatapan marah. "Lalu kamu tidak kasihan dengan Mama?" Nyonya Anita menepuk dadanya dengan kesal dan penuh emosi. "Kamu pikir, bagaimana posisi Mama sekarang? Mama yang bertugas mendidik kamu. Papa kamu tak mau peduli bagaimana caranya. Bagi Papamu, kamu adalah anak yang harus menuruti setiap perkataannya. Kamu harus mengikuti apa yang dia mau. Mama yang berusaha menjembatani kalian berdua selama ini."

Nyonya Anita menghapus kasar air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya. "Kalau sudah seperti ini, kamu harus bersikap apa sama Papa? Menyembunyikan semuanya seakan kekacauan ini tak pernah terjadi sama sekali? Semudah itu? Jangan harap! Kamu pikir Papa-mu adalah orang bodoh yang akan melepasmu begitu saja tinggal di rumah ini tanpa ada yang mengawasi?"

Avian mengernyitkan keningnya, ia tak paham dengan yang Nyonya Anita katakan. "Maksud Mama ... apa?"

Nyonya Anita membuka ponsel miliknya dan menunjukkan isi pesan yang dikirimkan oleh suaminya saat ia mengantar Seruni di stasiun. Mata Avian terbelalak membaca pesan yang Nyonya Anita tunjukkan.

"Anakmu sudah berbuat hal yang tidak benar. Mabuk-mabukan, party di diskotik serta membeli barang haram. Kamu mau saya yang menghukumnya atau kamu sendiri?"

"Pa-Papa tahu semua?" tanya Avian dengan suara bergetar.

Nyonya Anita mengangguk pelan. "Papamu selalu mengawasi tanpa kamu ketahui. Untunglah, Papamu tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini. Hanya kita bertiga yang tahu. Bu Surti ijin tidak datang hari ini karena suaminya meninggal dunia. Apa yang terjadi sama kamu dan Runi, jangan sampai Papa kamu tahu. Kamu bisa bayangkan bukan, bagaimana nasib Runi jika Papamu tahu?"

Avian menggelengkan kepalanya pelan. Ia sangat kenal dengan Papa-nya. Pak Perdana adalah orang yang sangat keras. Orang yang hidup dengan seribu topeng di wajah. Jika di depan orang akan terlihat baik dan berwibawa namun sebenarnya Pak Perdana tak sebaik itu. Nyonya Anita juga selama ini memakai topeng, terlihat bahagia padahal sebenarnya hanya berpura-pura, hidupnya terkekang, Avian pun demikian. Mereka tak bebas melakukan apa yang mereka inginkan.

"Aku harus bertanggung jawab pada Runi, Ma."

"Cih ... bertanggung jawab. Kamu tak akan bisa menolong Runi, Vian, menolong diri kamu sendiri saja sulit. Papa sudah menghubungi Mama. Sebentar lagi, Papamu akan segera datang. Persiapkan saja dirimu." Nyonya Anita mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Obat penenang yang selama ini ia konsumsi untuk membuat dirinya menjadi lebih baik. Ia meminumnya lalu mulai membereskan masalah yang dibuat oleh putra semata wayangnya tersebut.

Nyonya Anita pergi ke kamar atas, ia melepaskan sprei di kamar Avian yang ada bekas noda darah bukti keperawanan Runi. Ia menggantinya dengan sprei yang baru lalu mencuci sprei tersebut sebelum suaminya datang.

"Ma, Papa datang!" Jantung Avian bertalu dengan kencang. Rasa takut melingkupinya.

Avian memang tidak dekat dengan Pak Perdana. Pak Perdana adalah seorang laki-laki yang terlihat berwibawa, baik dan dermawan di mata orang lain, namun tidak di mata keluarganya sendiri. Jika sudah marah, ia akan kehilangan kontrol dan tak segan menyakiti keluarganya sendiri.

Suara Pak Perdana dari depan pintu terdengar kencang memanggil Avian. "Avian! Apa yang sudah kamu lakukan anak bodoh?"

Nyonya Anita menggenggam tangan Avian, ia juga takut menghadapi suaminya jika sudah mulai marah seperti itu. Tuan Perdana membuka pintu rumah dengan kencang dan menendangnya dengan kasar.

Brakk!

Nyonya Anita menutup sebelah telinganya dengan tangannya yang mulai gemetar.

"Heh, Anita, jangan lagi kamu lindungi anakmu ya! Anakmu itu adalah anak yang tidak tahu diri! Anak macam apa dia, bukannya belajar malah mabuk-mabukan! Lagaknya seperti anak yang pintar saja, padahal sebenarnya otak kosong!" maki Tuan Perdana.

Tuan Perdana melepaskan sabuk yang dikenakannya. Sorot matanya terlihat penuh marah. Bukan sabuk yang ditakuti oleh Nyonya Anita tapi kepala sabuk yang berat itu pernah membuat kepala Avian bocor dan harus mendapat beberapa jahitan.

Nyonya Anita mengumpulkan keberaniannya dan maju untuk melindungi anaknya. "Mas, aku tak akan melindungi anakku. Dia memang salah, aku sudah menghukumnya. Avian sejak tadi kusuruh belajar di kamar. Dia baru saja turun untuk makan."

Tuan Avian mendekat dengan tatapan marah dan langsung mendorong Nyonya Anita sampai terjatuh. "Minggir kamu, istri tak berguna!"

Tuan perdana menarik kerah baju Avian dengan tatapan yang sangat marah. "Heh, anak bodoh! Enak ya mabuk-mabukan? Enak ya hidup nyaman dan bebas tanpa pengawasan orang tua? Kamu pikir Papa memberi semua kebebasan ini secara percuma? Anak nakal sepertimu harus dihukum!"

"Mas, jangan Mas!" Nyonya Anita berusaha meredam emosi Pak Perdana namun diacuhkan.

Tuan Perdana mulai memukul wajah Avian dengan tangan kosongnya sampai Avian terjatuh. Setelah terjatuh, Pak Perdana mencambuk dengan sabuk di tangannya.

"Pa, ampuni Vian! Vian janji tak akan mengulangi kesalahan Vian, Pa!" Sambil menahan rasa sakit, Avian meminta ampun atas apa yang ia lakukan.

Nyonya Anita berusaha melerai. Ia memohon pada suaminya untuk tak lagi menghukum Avian. Hatinya tak tega melihat anak semata wayangnya dipukuli, ditendang dan dicambuk sampai babak belur. "Mas, jangan, Mas! Lepaskan Avian. Kamu bisa membunuhnya!"

"Biar saja anak itu mati! Aku tak butuh anak bodoh macam dia!" Pak Perdana kembali mencambuk Avian.

Nyonya Anita memeluk suaminya dari samping, berharap suaminya yang sudah dirasuki setan segera sadar. "Minggir kamu, Anita!" bentak Pak Perdana.

"Tidak, aku tak akan lepaskan sampai kamu berhenti, Mas!" kata Nyonya Anita.

"Arggghhhh! Dasar wanita bodoh! Lepaskan aku!" teriak Pak Perdana.

"Tidak akan! Kamu berhenti baru aku lepaskan!" balas Nyonya Anita dengan berani.

Pak Perdana dengan sekuat tenaga menghempaskan tangan Nyonya Anita yang melingkar di tubuhnya. Keduanya terjatuh dan ....

Prang!

"MAMA! PAPA!"

****

1
pecinta sukun
Pepet terus Vi, org kayak Sisil harus dilicikin biar luluh
tehNci
Kavi dibayar Sisil pake silaturahmi pipi atau bibir ya🤭🤭🤭
Riaa Imutt
yaa.. benar2 licik 😄😄😄
tehNci
Riri dan Zaza....digabung jadi Riza..bukannya temen sekamar Kavi ya, si Riza itu😂🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌
dihhh kavi ngarep banget tuh sama ciuman sisil
༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌
ya ampun kavi, usil nya
Dyah Ratih Pujawati Wati
modus Kavi keren lho thor
Ririn
gemeeeees sama mereka 🤪
Bismillah💫
lipstiknya yg rasa stroberi ya, Sil!ato yg rasa Le Mi**ral*, biar ada manis² gitu😆😆
Jadi licik terooss aja, Kavi!entar Sisil lama² juga bakalan suka karna terbiasa🤭
emak bapaknya Kavi kok ndak kelihatan dscene ini, Mizz?kangeeennn😘😘
Crazy up, Mizz✊🏼✊🏼✊🏼
tetap semangat, semoga sehat selalu dan selalu bahagia🥰
Dien Elvina
Sisil sdh masuk perangkap Kavi ..waduh bentar lagi bakal ada belah duren nih 🤭😂 daripada Kavi di rebut sama Riri & Zaza mending jalanin kewajiban ke suami ya Sil 😂
𝙳𝚘𝚕𝚊 𝙳𝚘𝚕𝚊ᵇᵃˢᵉ
Ego nya sisil terlalu tinggi yah.. apa salahnya jika dia meminta bantuan kavi...
tapi sekarang egonya sudah dipatahkan oleh kavi.. akhirnya sisil menyerahkan diri... wkwkk
Patrish
benar Kavi... the power of jutex woman harus ditaklukkan dengan cara selengean begitu... hasilnya....💯.. perfect👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
phity
kko aku jadi kavi byrannya bkn ciuman tp uang ogah aku sm permpuan yg trus menghina dgn kata2 licik hx krn aku dr keluarga tdk mampu lagian slma ini sisil.mikirnya gitu kan...klo aku vuek bebek aja...biar sisil sadar diri
🍌ᴿᵈ🌜︎Uʅαɳ RҽɱႦυʅαɳ👏
🤣🤣🤣 asli ngakak kavi bisa ae kamu 🤣🤣🤣
Nurma 🌽 𝐙⃝🦜🍒⃞⃟🦅𒈒⃟ʟʙᴄ
kavi emang beneer2 licik wkwkwkwk
ada aja idenya buat nakutin istrinya wwkwkwk
Muh. Yahya Adiputra
aku penasaran banget part selanjutnya,entah apa yg akan terjadi ayo donk kak mizzly cepat cepat up lagi😘😘😘
farida@AD84💜🍉🌱🏠🇵🇸
apa malam pertama mereka akan bermula di situ.... Sisil mengalah aja lah ... suami mu sudah lama bersabar menahan hasratnya....
BirVie💖🇵🇸
wkwkwkwkwkkk mantap Kavi sekarang kau makin pinter... gaasssss modelan kaya sisil emang perlu d perlakukan seperti itu biar lengket terus sama kamu hehe
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️
Ernawati Erna
si cewe jutek takut sama setan karangan kavi 😂😂 jgn kasih ampun nanti vi sosor yg lama sampe jeding bibirnya sisil 😂😂
gιмϐυℓ 📴
🤣🤣🤣 perempuan angkuh ternyata takutnya sama setan... memang banyak kamu Vi 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!