Lihat ! Pilot Itu Daddyku !

“Ayo, kalian berdua makanlah ! “ seru Mommy Cherry kepada dua bocah  yang masih diam menatap hidangan di hadapan keduanya. 

“Jangan malu-malu, makanlah ! “ sahut Ravin saat kedua bocah perempuan itu hanya diam saja. 

“Kami beldua boleh mamamnya ? Nda kena malah kan ? “ tanya bocah perempuan yang tubuhnya lebih besar dari bocah perempuan yang satunya. 

Mommy Cherry menggelengkan kepalanya. “ Ayo, dimakan ! “.

“ Kakak, pelutna dedek udah unyi. Dedek lapal cekali… “ ujar bocah perempuan yang kecil. 

“Tuh, dengel ! Adikmu sudah lapal ! “ seru Ravin gemas. 

Bocah itu mengangguk ragu, ia mengajak adiknya untuk makan bersama. Bahkan bocah itu menyuapi adiknya terlebih dahulu. 

“Kamu juga makan, biar mommy yang suapin adik kamu ! “

Bocah itu ragu untuk mengiyakan, tapi juga takut menolak. “ Nama kalian siapa ? “ tanya Daddy Jeon. 

“Aku Adlianne, kalau adikku namanya Clalianne.. “ jawabnya pelan. 

“Adrianne dan Clarianne ? “ tanya Daddy Jeon memastikan. Bocah bernama Adrianne mengangguk. 

“Kalian tinggal dimana ? “ kali ini oma Crystal yang bertanya. 

“Di pa–nti cuhan… “ jawab Clarianne. Oma Crystal menganggukkan kepalanya. 

(Note : Clarianne bahasanya masih cadel banget ya, jadi maaf kalau tulisannya aga menyulitkan readers untuk membaca) 

Mendengar kata “panti asuhan” Adrianne segera menghentikan makannya. 

“Adekk kita halus pulang, nanti bunda bisa malah lagi dan mukulin kamu ! “ ucap Adrianne panik dan segera memberikan adiknya minum. 

“Tunggu ! Tunggu ! “ sergah Opa Crayston. 

“Kalian dipukuli ibu panti bila terlambat pulang ? “ Mendapat pertanyaan seperti itu, Adrianne hanya terdiam berbeda dengan adiknya Clarianne yang suka ceplas-ceplos. 

“Iya, dimayah, di kuli, dihukum belcihin kamal mandi…  di—

“Setega itu ? “ tanya Oma Crystal. Clarianne mengangguk. 

“Adek jangan ngomong begitu, bunda sepelti itu kalena dia sayang sama kita. Bial kita nda melakukan kesalahan lagi… “

“Api kakak, kita di cakiti telus belbeda ngan kakak-kakak yang lain celalu di cayang cama bunda nda pelnah dimalahi… “ adu Clarianne sedih. 

Mommy Cherry dan lainnya langsung memeluk tubuh Clarianne dan Adrianne dengan sayang, pertahanan Adrianne runtuh ia menangis dipelukan mama Alexa. 

“Adli takut, Adli takut dipukul lagi.. Adli takut Dedek Cla disakiti bunda… hiks “.

“ Ihhh bunda nya jahat sekali.. Mama bial Adli sama Cla tinggal sama kita jangan di kasih ke  panti asuhan ! Kasihan ! “ ucap Jelita sedih. 

“Iya, mommy ! Jangan kasih kendolllllll !!” seru Ravin menyemangati ucapan Jelita. 

“Benellll, halus ditolongin ! KDLT namanya itu ! “ sahut Naura. 

“Bagaimana ? “ tanya Opa Crayston kepada anak dan menantunya. 

“Mereka harus pulang dulu, “ ujar Papa Cleon yang lain mengangguk paham. 

Setelah bermusyawarah, akhirnya Adri dan adiknya pulang ke panti di antar oleh supir. Tenang saja,  kelima pasukan bocil ikut mengantar kedua kakak beradik itu setelah berganti pakaian yang lebih sederhana. 

“Bagus ya kalian berdua baru pulang ! “ terdengar suara wanita cantik memarahi kedua bocah itu saat keduanya baru masuk ke halaman panti asuhan. 

Clarianne langsung memeluk tubuh kakaknya dengan erat. Kali ini keduanya membuat wanita cantik itu marah besar. 

“Kalian berdua tahu ! Kami disini belum makan ! Tidak ada yang memasak untuk kami ! “ teriak salah satu penghuni panti asuhan ikut memarahi Adrianne dan adiknya. 

“Iya ! Kami lapar adrianne !! “ teriak mereka serempak. 

“Bisa-bisanya meleka memalahi adli gala-gala nda masak ! “ seru Naura marah. 

“Iya, yang benel aja ! Masa anak kecil di suluh masak, telus yang olang dewasa ngapain ? “ ujar Jelita heran. 

Pasukan bocah terkejut saat wanita cantik itu memukuli Adrianne dan Clarianne. Lentera yang melihat itu langsung turun dari mobil berlari kearah Adrianne dan adiknya. 

Clarianne berteriak menangis, Adrianne melindungi adiknya agar tidak terkena pukulan. 

Yang lainnya menyusul Lentera, tak lupa supir pribadi anak-anak turut berlari takut bila anak majikannya terkena pukul wanita sinting itu. 

“Belani nya sama anak kecil ! Dasal nenek tua !! “ teriak Lentera memarahi wanita yang memukul Adrianne tanpa ampun. 

“Jangan ikut campur anak kecil ! Pergi kamu ! “ usir wanita itu. 

“Kami nda akan pelgi sebelum situ ditangkap polisi !! “ teriak Ravin marah. 

Jelita, Naura dan Elli menarik Adrianne dan Clarianne agar menjauh dari jangkauan wanita sinting itu. 

“Ayo, kita kelual ! Jangan nangis lagi ya dedek Cla… “ bujuk Jelita sedih. 

“Kalian tidak bisa membawa mereka keluar dari panti ini !! “ teriak wanita itu. 

Anak-anak panti yang lainnya terlihat tak suka saat mereka melihat Adrianne dan adiknya dibawa oleh bocah-bocah. 

“Eh, bocah jangan sok jadi pahlawan !! “

“Iya, bocah ngomong masih cadel sok nolongin orang ! “

“Iya bener !! “ sahut yang lainnya. 

“Kalian ! tangkap mereka !! “ teriak wanita itu. 

“Laliiiiiiiiiiii !! “ teriak Jelita. 

“BERHENTII KALIAN SEMUA !! “

Saat mereka berlari ternyata, supir datang bersama rombongan polisi dan daddy Jeon. 

“Dadddyyyyyy !!! “ 

Melihat kedatangan polisi,  wanita itu mendadak pucat sekaligus panik. “A–ada apa ini ? “

“Maaf, anda kami tangkap atas kasus penyiksaan terhadap  anak dibawah umur ! “

“Bukan penyiksaan pak polisi ! Olang ini sudah memukul saudala kami sampai sakit !! “ sahut Naura kesal. 

“Eeeee, penyiksaan sama mukul itu sama ! “ seru Ravin kepada sepupunya. 

“Ishhh nyambung aja ! “ sarkas Naura kesal. 

Daddy Jeon menengahi kedua bocah menggemaskan itu, rombongan polisi langsung meringkus wanita cantik itu dan jajarannya yang menyiksa anak dibawah umur. 

“Akhilna, kalian bebas dali wanita jahat itu ! “ seru Elli menggandeng tangan Adrianne sedangkan Clarianne di gendong oleh papa Cleon karena bocah itu tertidur pulas setelah banyak menangis. 

“Jeli ! Ajak, Adri mandi di kamar kamu ! Mamamu sudah menunggu di sana ! “ seru Opa Crayston setelah mereka tiba di mansion Raymond. 

“Baik opa  ! “   Jelita langsung menggandeng tangan Adrianne untuk  pergi ke kamarnya sedangkan kembar mereka langsung pulang setelah kedua orang tua mereka menjemput ke mansion Raymond. 

“Ayo, Adli ! “

*

*

*

*

*

Makan malam pun tiba, Jelita turun bersama Adrianne. Kedua bocah itu tampak menggemaskan saat mengenakan piyama karakter hewan. 

“Ayo, makan ! “ ajak Naura yang kini berjalan menghampiri kedua saudaranya. 

“Tapi aku masih kenyang, “ ucap Adrianne malu. 

“Kenyang, kenyang, kenyang. Makan dulu baru kenyang ! “ Jelita dan Naura sama-sama menggandeng tangan Adrianne di sisi kiri kanan. 

Adrianne hanya pasrah, dirinya sangat sungkan berada ditengah-tengah orang kaya. Berbeda dengan adiknya yang kini menempel di pelukan daddy Jeon. 

“Didi Jewooon, bajunya Cla tantik ? “ ucap Clarianne menunjukkan sepasang piyama baru milik Jelita yang tidak dipakai waktu kecil. 

“Cantik dong, lebih cantik lagi Claria mau maem… “

Mendengar pujian dari daddy barunya  Clarianne tersenyum manis bahkan lesung pipitnya muncul dipipi kiri membuat Daddy Jeon gemes. 

“Cla au maem kok didi… “ jawab Clarianne cepat. 

“Baiklah, ayo kita makan ! “ seru Daddy Jeon. 

Lihatlah, betapa bahagianya Daddy Jeon saat menggendong Clarianne bocah berumur 1,5 tahun. Mommy Cherry juga tersenyum melihat betapa suaminya menginginkan anak perempuan, apa dayanya Tuhan belum memberikan kepercayaan lagi kepadanya. 

“Besok, kita urus hak asuh Adli dan adiknya ! Biar mereka bisa tinggal bersama kita dan jika suatu hari ada seseorang yang mengaku kerabatnya dan melakukan hal tak diinginkan kita bisa teringankan karena kita memiliki bukti bahwa hak asuh mereka ada pada kita”.

“Dan mereka tidak bisa mengancam ataupun memeras Adli dan adiknya, termasuk mereka mengancam kita ! “

...***...

Double up♥︎

Jangan lupa dukungannya♥︎