NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.

Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."

Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut.

"Hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sorotan Rahasia Basketball

Setelah berbincang-bincang santai di kantin sekolah dengan kakaknya, Albar merasa frustasi dengan masalah dihadapi sisa hari ini. Ketika ia mengecek ponselnya, ia melihat pesan dari salah satu temannya, Ajie, yang mengajaknya untuk bermain basket di lapangan sekolah. Senyum muncul di wajahnya. Bermain basket adalah salah satu hal yang sangat dia nikmati.

"Kak, aku pergi dulu ya. Ajie mengajakku main basket," ucap Albar sambil berdiri dari kursi.

Kakaknya, Farel, mengangguk. "Oke, hati-hati dan jangan lupa pulang tepat waktu." Albar langsung berjalan menuju lapangan basket, dia mendengar suara yang familiar

"Albar, sini!" Ajie memanggil sambil melemparkan bola ke arahnya, diikuti oleh Ajie dan beberapa temannya. Mereka berlima bersiap-siap untuk memulai permainan. Albar merasa semangat kembali ketika melihat bola basket melambung di udara dengan sigap menangkapnya. Ini adalah momen favoritnya.

Albar berdiri di tengah lapangan basket sekolah, merasakan angin sejuk yang menyapu wajahnya. Bersama teman-temannya, ia mempersiapkan diri untuk pertandingan basket yang sudah lama dinanti. Dengan bola di tangan, mereka memulai pemanasan, melompat-lompat dan melakukan peregangan.

"Kamu siap, Bar?" tanya Ajie, temannya.

"Pastinya," jawab Albar, tersenyum. "Mari kita cetak skor lebih banyak kali ini."

Mereka berempat bersiap-siap di lapangan, bertekad untuk memberikan yang terbaik. Sambil mendengarkan instruksi dari Ajie, mereka menyusun strategi untuk mengalahkan tim lawan.

Ketika peluit pertama dibunyikan, permainan dimulai. Albar merasakan adrenalinnya meningkat saat ia berlari mengejar bola, menghindari pemain lawan, dan mencoba untuk mencetak gol. Dia berkomunikasi dengan teman-temannya, memberikan arahan dan dukungan saat mereka saling berkolaborasi dalam permainan.

"Bar, sini!" panggil Ajie, memberikan sinyal untuk melemparkan bola kepadanya.

Albar menerima bola dengan cepat dan dengan kecepatan kilat, ia bergerak menuju ring. Tanpa ragu, ia melompat dan melemparkan bola dengan sempurna. Dan benar saja, bola meluncur masuk ke dalam ring dengan mulus.

"Sempurna, Bar!" seru Ajie, memberinya tepuk tangan.

Namun, Albar tidak puas dengan itu. Dia ingin lebih, dia ingin mencetak gol yang lebih besar. Dengan determinasi yang membara, dia terus berusaha mencari peluang, mencari celah di pertahanan lawan.

Saat waktu pertandingan semakin menipis, Albar merasakan kesempatan datang. Dia menerima umpan dari temannya, dan tanpa ragu, dia mengambil posisi untuk tembakan tiga poin. Dia fokus, mengatur napasnya, dan melemparkan bola dengan segala kekuatan yang dia miliki.

Waktu berhenti sejenak saat bola meninggalkan tangannya. Dan saat itu juga, semua mata tertuju padanya. Bola meluncur di udara, melintasi lapangan dengan kecepatan tinggi, dan akhirnya mendarat dengan sempurna di dalam ring.

"Gol Tripo!" teriak wasit, sementara sorakan riuh memenuhi lapangan.

Peluit pertandingan kedua dibunyikan. Albar berdiri tegap di tengah lapangan, bola basket berada kini berada ditangannya, dia baru saja merebutnya dari lawan. Matahari senja memancarkan sinarnya, menciptakan bayangan yang panjang di lapangan. Saat ia menatap ring basket, dia merasakan adrenalinnya mengalir dalam keadaan tenang.

Dengan gerakan yang lancar, Albar melangkah maju, memperhatikan setiap gerakan lawan. Saat mereka berusaha menghalanginya, ia merespons dengan gesit. Dia melompat, mengelabui lawan dengan gerakan tubuh yang lincah, dan dengan mantap, bola meninggalkan telapak tangannya.

Waktu berhenti sejenak saat bola berada di udara. Dan di tengah-tengah keheningan itu, Albar menggambarkan keahliannya. Dengan sedikit sentuhan, dia memutar tubuhnya, memberikan gerakan spin yang elegan pada bola. Dan dalam sekejap, bola itu meluncur masuk ke dalam ring, meninggalkan semua orang terpesona oleh keindahannya.

Tidak puas dengan itu, Albar terus mencari peluang. Ketika dia menerima umpan, dia mengejutkan lawan dengan kecepatan kilat. Dengan gerakan crossover yang memukau, dia melewati mereka seperti kilat, dan dalam sekejap, bola itu melesat masuk ke dalam ring, memberi timnya poin yang berharga.

Namun, puncak dari semua itu datang ketika Albar menemukan dirinya sendiri di tengah-tengah lapangan, bola di tangannya, waktu berdetak. Dia tahu inilah saatnya untuk menunjukkan segalanya. Dengan kepercayaan diri yang meluap-luap, dia melangkah maju, menatap ring basket dengan tekad yang kuat.

Dengan gerakan yang nyaris sempurna, Albar melompat ke udara, bola diikuti dengan setia. Dan saat ia mencapai puncaknya, ia menggabungkan kekuatan dan keanggunan. Dalam sekejap, bola itu meluncur dari tangannya, menembus angkasa dengan keindahan yang tak tergantikan.

Saat bola itu melayang di udara, semua mata tertuju padanya. Tidak ada yang bisa bergerak, semua terhipnotis oleh keindahan gerakan Albar. Dan ketika bola itu mendarat dengan lembut di dalam ring, sorakan meriah pun meledak di sekitar lapangan. Albar turun dengan anggun, senyum merekah di wajahnya. Dia merasa seperti pahlawan, merasa bangga dengan apa yang telah dia capai.

Sementara itu, di tribun penonton, Suja duduk dengan hati yang berdebar-debar. Dia adalah salah satu dari sedikit siswi yang datang untuk menonton pertandingan basket. Dan hari ini, fokusnya sepenuhnya tertuju pada seorang pemain dengan nomor di punggungnya 72 dan sebuah nama yang tersemat Albar.

Diam-diam, Suja memperhatikan setiap gerakan Albar di lapangan. Dia tak bisa menahan senyumnya saat melihat kepiawaian dan kecakapan Albar dalam bermain basket. Tubuh atletisnya, gerakan yang gesit, dan fokusnya membuatnya tampak begitu menawan di mata Suja.

Namun, di tengah-tengah kekagumannya, Suja menyadari bahwa dia tidak sendirian. Seorang teman duduk di sebelahnya, dan tanpa sengaja, dia menyadari bahwa temannya itu telah memperhatikan perilakunya.

"Mukamu memerah, Suja," bisik temannya dengan senyum.

Suja tersentak, memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia merasa malu karena tertangkap basah sedang memperhatikan Albar dengan begitu khusyuk. Namun, di dalam hatinya, dia tidak bisa menyangkal betapa dia terpesona oleh keahlian Albar di lapangan.

Sementara itu, di lapangan basket, Albar terus bermain dengan semangat yang membara. Dia tidak menyadari bahwa pandangan Suja telah tertuju padanya. Baginya, yang terpenting adalah fokus pada permainan dan membantu timnya meraih kemenangan.

Saat pertandingan semakin memanas, Suja tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak memperhatikan Albar. Dia terpesona oleh kemampuan Albar dalam mengendalikan bola, mengelabui lawan-lawannya, dan mencetak gol dengan keahliannya yang luar biasa. Dan setiap kali Albar berhasil mencetak gol, hati Suja melonjak kegirangan.

Ketika pertandingan memasuki babak akhir, Albar merasa semakin bersemangat. Dia merasakan adrenalinnya meningkat saat dia mencari peluang untuk mencetak gol. Dan saat peluang datang, dia tidak ragu untuk memanfaatkannya.

Dengan fokus yang membara, Albar menerima umpan dari temannya dan tanpa ragu, dia melemparkan bola menuju ring. Bola meluncur di udara, melintasi lapangan dengan kecepatan tinggi, dan akhirnya mendarat dengan sempurna di dalam ring.

"Sempurna!" seru teman-temannya dengan sorakan riuh.

Sementara itu, di tribun penonton, Suja tidak bisa menahan kegembiraannya. Hatinya melonjak-lonjak dengan kegirangan saat dia menyaksikan Albar mencetak gol yang spektakuler. Dan dalam momen itu, dia tahu bahwa dia telah menjadi bagian dari sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang membuat hatinya berbunga-bunga, meskipun hanya dari jauh.

...֎֎֎...

1
Scorpion's Caesar
folback kak
Khabar: iya aku follow back
total 1 replies
Hana
double up kak
Khabar: maskudnya?
total 1 replies
ッoff♪
udah dibaca dari awal
semangat
Khabar: mantap, salut abangku
total 1 replies
ッoff♪
ayo senyumlah
/Facepalm/
Khabar: /Grin/
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya cerita sungguh memotivasi sekali
Khabar: makasih /Smile/
total 1 replies
Sena Widuri
tari ape hal engkau kena culik /Sob/
Sena Widuri
bagian ketidak percayaan lupa awak spasi, perbaiki dulu biar perfect
Khabar: iya ngak papa makasih juga aku jadi bisa belajar lagi /Smile/
Sena Widuri: lah betol lah /Grin/ berarti saya yang silap
total 3 replies
Sena Widuri
berpendar itu apa? awak agak tanda tanya bagian ini
Khabar: pernah liat cahaya seperti yang tampak pada lendir kelemayar atau pada permukaan laut pada malam hari kayak gitu lah cahaya bergerak gerak
total 1 replies
Sena Widuri
wahh fantasi rupanya
Sena Widuri
yang bagian ini typo, awak tulis mengis, seharusnya menangis, keren 💪🏻
Khabar: makasih saran nya
total 1 replies
Sena Widuri
/Sob//Sob//Sob//Sob/ I'm feeling blue
Sena Widuri
engkau punya cerita walau banyak typo tapi buat tense aku naik lah, andrenalin ku meningkat /Sob/ seru sekali
Khabar: begitu kah, makasih lo btw klau ada typonya langsung kritik aja ngak masalah
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya typo di baris ni, semangat 💪🏻
Khabar: oohh makasih
Sena Widuri: paragraf ke dua bagian beubah
total 4 replies
Amelia
salam kenal ❤️🙏
Khabar: iya salken juga /Smile/
total 1 replies
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hadir thorrrr
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: okey/Applaud/
Khabar: iya, semangat juga ya bacanya 👍
total 4 replies
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya nanti aku mampir lagi
ッoff♪: sama² jangan lupa like lagi di novel ku
🙏
total 3 replies
Bening
2 kopi meluncur..
jangan blokir aku..
jangan bales gift ku balik..
besok ku lanjut lagi baca nya..
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya makasih
total 1 replies
Kia Shoji
Keren banget kak
Khabar: coba dilanjutkan siapa tau suka nanti
Khabar: makasih ya 😄
total 2 replies
ッoff♪
wkwkwkw
/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!