NovelToon NovelToon
Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Menjalani hidup sebagai seorang dewa, mengharuskan Dewa Abadi berhadapan dengan berbagai macam masalah; masalah keluarga, percintaan, musuh yang menghalanginya menjadi yang terkuat, dan lain sebagainya.

Sampai suatu ketika Dewa Abadi harus melindungi seluruh alam semesta dari kehancuran. Menyelamatkan kehidupan di alam semesta dan harus menjadi beban bagi Dewa Abadi? Tidak perlu terpikirkan sebelumnya, dan juga bukan keinginannya.

Namun, keadaan yang memaksanya harus menyelamatkan alam semesta dari kekejaman Dewa Perusak dan Pasukan Omniverse.

Apakah Dewa Abadi sanggup menghadapi keganasan mahkluk-mahkluk super raksasa yang disebut Pasukan Omniverse, iblis bermata satu?

Ikuti kisah perjalanan terakhir Dewa Abadi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri Mahatma Bertindak.

Bab 25. Putri Mahatma Bertindak.

Putri Mahatma dan Lao Yi telah kembali ke tubuhnya. Lao Yi mengatakan bahwa Tian Shuwan menunggu dijemput dan tidak akan meninggalkan tempat persembunyiannya.

Setelah bercerita, Dewa Abadi dan kedua istrinya menyantap hidangan yang dimasak oleh Bing Bingzu. Hidangan itu bukan daging kultivator, melainkan daging rusa hasil jerih payah Bing Bingzu.

Sambil menyantap hidangan, Bing Bingzu bercerita bahwa ada lorong rahasia lain yang menuju ke lingkaran tingkat kesepuluh. Setiap lorong di lingkaran tingkat selalu ada harta yang dikumpulkan oleh Suku Shiren Zu.

Harta-harta itu berupa tanaman langka, Buah Suci, dan lain sebagainya. Semua harta itu berkualitas tinggi, sedangkan yang berada di luar gua hanyalah harta yang tidak terlalu berharga. Akan tetapi, setiap gua penyimpanan harta selalu dijaga oleh anggota Suku Shiren Zu, semakin naik ke tingkat berikutnya, yang menjaga semakin kuat.

Bing Bingzu mengajak Dewa Abadi untuk mengambil semua harta itu setelah selesai makan. Ditawari kue gratis, jelas Dewa Abadi tidak mungkin menolaknya, ia saling berpandangan dengan Putri Mahatma dan Lao Yi, lalu mengangguk sebagai respon.

Suku Shiren Zu yang sangat menyukai seseorang, akan dengan mudah membuka rahasia sukunya tanpa harus diminta, hal ini yang dilakukan oleh Bing Bingzu yang membeberkan rahasia demi menyenangkan kekasihnya.

Semenjak Suku Shiren Zu tinggal di Pegunungan Berkabut, Bing Bingzu adalah satu-satunya wanita yang menjalani hubungan dengan pihak luar, yaitu Dewa Abadi sebagai pasangan Dao-nya.

Jika hubungan mereka diketahui oleh pemimpin Suku Shiren Zu dan anggotanya, Bing Bingzu dianggap sebagai pengkhianat dan aib karena melanggar aturan adat. Hukumannya sangat berat, yaitu hukum kematian dengan cara dilempari batu dan benda tajam hingga tewas.

Namun, aturan adat tentang pernikahan itu tidak berlaku bagi pemimpin suku dan panglimanya, sebab mereka berdua dan Mahaguru Agung Pertama yang membuat aturan tersebut, dan aturan-aturan lainnya.

"Apakah dua tetua suku akan kembali dengan membawa bala bantuan?" Tanya Dewa Abadi setelah selesai makan.

"Iya. Yang datang pasti tetua yang lebih kuat dari orang yang Anda kalahkan tadi, tetua pemimpin tingkat keempat!" Jawab Bing Bingzu dengan menatap wajah Dewa Abadi.

"Sekuat apa orang itu?" Tanya Lao Yi.

"Satu tingkat lebih kuat dari tetua yang dikalahkan tadi. Perihal kekuatan fisik, Suku Shiren Zu rata-rata seimbang, namun tidak pernah ada yang mampu mengalahkan panglima suku, bahkan pemimpin suku pernah dikalahkan oleh panglima!" Jawab Bing Bingzu tanpa ada yang ditutup-tutupi.

"Jadi orang terkuat di Suku Shiren Zu adalah panglima... Siapa namanya?" Kini Putri Mahatma yang bertanya.

"Kami memanggilnya Panglima Hu. Fisiknya berbeda dengan anggota suku, dia lebih tinggi dari kita semua, 175 cm. Karena tinggi badannya tidak seperti yang lain, banyak wanita suku yang ingin menjadi istrinya agar memiliki keturunan bertubuh tinggi besar!" Jawab Bing Bingzu.

"Ohh... jadi itu alasan yang sebenarnya! Kamu ingin menjadi istri suami kita karena penampilannya, kan?" Sindiran Lao Yi.

Bing Bingzu tersenyum masam dan wajahnya seketika memerah karena ketahuan. Dia mengangguk sebagai jawaban. Dewa Abadi tersenyum, lalu wajahnya menjadi serius.

"Memperbaiki keturunan, bukankah begitu, adik Zu?" Goda Putri Mahatma.

"Impian semua wanita!" Alasan Bing Bingzu tanpa melihat Putri Mahatma karena malu.

"Tapi aku yakin Panglima Hu jika dibandingkan dengan suami kita tidak ada apa-apanya!" Lao Yi membanggakan diri karena memiliki suami yang tiada bandingnya.

"Sangat jauh. Ibarat langit dan tanah!" Bing Bingzu kembali berbicara dengan jujur.

Dia melirik Dewa Abadi yang berada di depannya. Ingin rasanya dekat dengan suaminya ini, namun tidak bisa karena ada Putri Mahatma dan Lao Yi yang selalu menempel. Dia berharap saingannya ini pergi seperti tadi sehingga bisa bersenang-senang.

"Mereka sudah datang. Ayo kita sambut dengan pukulan. Setelah itu kita berburu harta milik mereka," kata Lao Yi bersemangat ketika ada keributan.

"Adik Zu, kamu di sini saja, aku mau menyamar sebagai kamu. Seandainya aku tidak sengaja bunuh mereka, apakah kamu tidak tersinggung?" Imbuhnya Lao Yi.

"Tidak. Tapi... Jika bertemu dengan ibuku di tingkat lingkaran keempat, tolong jangan melukainya. Ibu adalah satu-satunya keluargaku!" Pinta Bing Bingzu dengan tangan kanannya memegang tangan kiri Lao Yi.

"Percayalah kepadaku!" Jawab Lao Yi, lalu penampilannya berubah menjadi Bing Bingzu.

Bing Bingzu melongo melihat Lao Yi yang dengan mudah menyamar sebagai dirinya, dan penyamarannya itu sangat sempurna, seperti melihat cerminan diri sendiri.

Lao Yi segera beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruang rahasia karena Suku Shiren Zu di luar berteriak-teriak memangil Bing Bingzu. Ketika Dewa Abadi menyamar sebagai paman Bing Bingzu, Putri Mahatma mencegahnya karena dia saja yang menyamar sebagai paman Bing Bingzu.

Bing Bingzu jelas senang di dalam hatinya karena bisa berduaan dengan Dewa Abadi. Dia dan Dewa Abadi mengintip melalui celah-celah pintu rahasia, melihat Lao Yi dan Putri Mahatma menemui pemimpin lingkaran tingkat keempat.

Melihat kedua wanita itu yang menyamar sedang berdebat tentang pelanggaran, kesempatan ini dimanfaatkan oleh Bing Bingzu dengan mencium bibir Dewa Abadi; tangan kiri memegang pipinya, dan tangan kanannya melepaskan ikat pinggangnya.

Dewa Abadi hanya mengikuti kemauan Bing Bingzu yang ingin berhubungan intim lagi, dan kedua telinganya terus mendengarkan pembicaraan di luar...

"Bingzu, kesalahanmu sangat besar dan harus dihukum cambuk seribu kali. Dan kau sebagai pamannya, karena melindunginya dan bukannya memberikan teguran, kau juga harus dihukum cambuk seribu kali!"

Lao Yi yang menyamar sebagai Bing Bingzu tersenyum sinis melihat pemimpin lingkaran tingkat keempat yang memberikan hukuman. Putri Mahatma yang menyamar sebagai paman Bing Bingzu diam saja tanpa ekspresi.

"Cambuk mereka... Cambuk mereka!!" Teriakkan anggota Suku Shiren Zu yang tidak sabar ingin melihat hukuman bagi Bing Bingzu dan pamannya.

"Jangan banyak bacot, maju dan buktikan bahwa kau kuat!" Tantangan Lao Yi, dengan jari telunjuk tangan kiri menantang.

Perilaku Bing Bingzu yang tidak sedikit menaruh hormat kepadaku orang yang lebih tua, dan tidak sedikitpun menyesal karena telah berbuat salah, membuat dua tetua lingkaran tingkat keempat semakin murka, demikian juga dengan dua tetua yang dikalahkan oleh Dewa Abadi.

Dua tetua lingkaran tingkat keempat dengan cepat melesat ke arah Lao Yi dan Putri Mahatma. Akan tetapi, ketika jarak mereka terpaut sepuluh meter, Lao Yi menggunakan kemampuan dalam mengendalikan elemen es; melambaikan tangan kanan dari bawah ke atas, lalu salju berubah menjadi akar-akar es yang menjerat kedua kaki mereka.

Tidak berhenti di situ, Lao Yi kembali melambaikan tangan kanannya, dari kanan ke kiri, lalu salju di sekitar dua tetua itu dengan cepat mengurung mereka, membentuk sebuah bola es. Gerakan tangan Lao Yi sangat cepat, bahkan kemunculan akar es terlambat diantisipasi oleh kedua tetua itu.

Tangan kanan Lao Yi direntangkan ke depan, dengan bentuk tangan seperti mencakar yang mengarah pada bola es. Di dalam bola es itu, dua tetua memukul dinding es dengan sekuat tenaga, namun tidak sedikit dinding es retak.

Melihat dua tetua lingkaran tingkat keempat terkurung, dua tetua yang lainnya dan semua anggota suku segera menolong dengan cara menghancurkan bola es; mereka menggunakan kepalan tangan dan senjata.

Lao Yi tersenyum tipis melihat bola es perlahan muncul retakan. Tangan kanan membentuk cakar bergerak seperti meremas dengan tujuan memperkecil ukuran bola es.

Orang di dalam bola es menjadi panik. Mereka tidak lagi menggunakan pukulan fisik untuk menghancurkan dinding es, tapi diganti dengan energi elemen api yang menyelimuti seluruh tubuh mereka.

Karena menggunakan elemen api, bola es itu dengan cepat mencair, pada dindingnya muncul retakan karena dihantam oleh pukulan berenergi elemen api.

Namun, Lao Yi membuka lebar jari-jari tangan kanannya. Akibatnya bola es itu pecah, dan serpihan-serpihan es tajam itu menyebar, menyayat kulit anggota Suku Shiren Zu yang berada dekat dengan bola es, dan sebagian banyak yang tertusuk es tajam.

Anggota Suku Shiren Zu berteriak kesakitan ketika terkena serpihan es tajam, mereka ketakutan melihat serpihan es tajam melayang di udara, mengepung dan mengarah ke arahnya. Mereka semakin takut melihat serpihan bola es yang tajam itu bergetar dan perlahan bergerak.

Para tetua itu segera menggunakan elemen api untuk melindungi anggotanya. Dari kedua telapak tangan mereka menyemburkan api yang mengarah ke serpihan es tajam, dan serpihan es tajam itu dengan cepat mencair.

Akan tetapi, Putri Mahatma akhirnya ikut bertindak, dia mengetuk udara di depannya, lalu muncul lingkaran Formasi Pembunuh dengan pola-pola yang hanya dimengerti oleh ahli Formasi Array.

Kemudian, setelah lingkaran Formasi Pembunuh terbentuk sempurna, Putri Mahatma mendorong lingkaran Formasi Pembunuh dengan telapak tangan kanannya.

Aura niat membunuh yang terpancar dari Formasi Array itu segera dirasakan oleh semua anggota Suku Shiren Zu. Empat tertua itu segera melihatnya, mereka tercengang melihat lingkaran Formasi Pembunuh melesat ke arahnya.

Mereka berempat melesat ke arah lingkaran Formasi Pembunuh, dengan kedua tangan mengayunkan tinju berapi-api. Tinju api bermunculan dan menghantam lingkaran Formasi Pembunuh.

Boom boom boom boom...

Ledakan energi memekakkan telinga ketika Formasi Pembunuh berbenturan dengan tinju api. Akan tetapi, empat tetua itu tercengang karena Formasi Pembunuh tidak hancur dan masih bergerak ke arahnya.

Dan, mereka terlambat menghindar karena jaraknya sangat dekat. Formasi Pembunuh itu menembus tubuh mereka. Akibatnya, tubuh mereka terpotong-potong berbentuk kotak-kotak, daging mereka berjatuhan di salju.

Anggota Suku Shiren Zu terbelalak melihat empat tetuanya tewas seketika. Mereka segera melarikan diri dengan berteriak histeris.

Lao Yi cemberut karena bukan dirinya yang membunuh orang-orang kanibal itu. Putri Mahatma tersenyum dan membalikkan badan berjalan ke pintu rahasia. Bagi Putri Mahatma, membunuh empat tetua itu seperti memotong kue, tidak ada perlawanan yang berarti...

1
Joni Anwar
lanjut thir
Anton Setianto
lanjut kah?
John de Joenk
hajarr teruss shimoo
Antho Seven
nanggung
Ahmad Mulyana
laah ini kemana author nye yech
butiran debu
ok
herry bjb
bahasa inggrisnya bikin gak sedap untuk di baca,gak cocok sama nama tokoh
herry bjb
kau.kamu,mu.....bukan semua jadi kau
Sianying
lanjut up thor
zian
mantap 👍👍👍👍👍👍
Manthou Hermanto
mantap. lanjutkan thor
Rhakean Djati
pelajaran apa lagi Thor ?
Rhakean Djati
sama² psikopet kayak suamine.
mcgregor
kok lama bos q kelanjutannya?
Rhakean Djati
murid durhako. guru sendiri dikerjain.heheee
Rhakean Djati
bareng Ama kredit panci yaa ? hahaa
Qing shan
🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩
Sianying
bagus thor
Qing shan
🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!