Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Benua Kun, Gunung Suci.

Bab 01. Benua Kun, Gunung Suci.

Di puncak Gunung Suci.

Sebuah labu kuning besar tiba-tiba muncul di puncak Gunung Suci. Labu itu bergetar dan mengeluarkan suara dentuman keras dari dalamnya. Kejadian itu berlangsung beberapa hari ini sehingga menjadi perhatian Kuil Mahaguru Agung yang ada didekatnya.

Walaupun rasa penasaran teramat besar, tidak ada satupun orang yang berani menginjak kaki ke Gunung Suci, sebab semua orang tahu jika labu kuning itu milik guru kejam, namanya Guru Tong.

Bahkan tiga Mahaguru Agung penguasa Benua Kun, hanya bisa melihat dari kejauhan. Mereka saling berkomentar, apa yang sedang dikerjakan oleh Guru Tong? Siapa orang yang bernasib sial sehingga Guru Tong sampai mengeluarkan labu sihirnya?

Guru Tong terkenal sadis dalam mendidik murid, dia tidak segan-segan untuk menghukum siapapun anggota kuil yang tidak bisa mengikuti pengarahannya.

Karena itu, tidak ada satupun murid mampu bertahan saat dilatih oleh Guru Tong, Paling lama lima hari bertahan, dan hari berikutnya melarikan diri, dan murid-murid kuil lebih memilih guru lain yang lebih normal dalam pengajarannya.

Setelah Guru Surgawi almarhum jutaan tahun lalu, Guru Tong sebagai murid terakhir menghabiskan waktu untuk menjaga makam gurunya. Selama itu, dia berharap ada seseorang yang berani datang ke Gunung Suci, dan mau menjadi pewaris ilmu ciptaan Guru Surgawi serta miliknya sendiri.

Untuk mewarisi ilmu itu, dibutuhkan murid yang tahan mental, fisik yang kuat, cerdas dan bukan hanya sekedar pintar, bakatnya harus di atas rata-rata para jenius di Benua Kun. Prasyarat itu sangat berat, dan tidak ada satupun orang yang mampu memenuhi syarat-syarat itu.

Dan, hari yang ditunggu-tunggu, diharapkan oleh Guru Tong akhirnya datang; sosok pemuda tampan yang tidak lain adalah Dewa Abadi secara tidak sengaja memasuki wilayah terlarang karena berteleportasi secara acak.

Dan, Guru Tong langsung menyerang Dewa Abadi dengan tujuan menguji ketahanan fisik dan kemampuannya.

Apa yang dialami oleh Dewa Abadi, juga dialami oleh orang lain yang secara tidak sengaja memasuki wilayah Gunung Suci. Telapak tangan energi menekan tubuh Dewa Abadi hingga tak berkutik, dan membuatnya pingsan.

Dhummm...

Labu kuning berdentum keras. Suara dentuman itu dihitung oleh beberapa orang di Kuil Mahaguru Agung. Total selama lima hari ini, sudah lebih tiga ratus kali suara dentuman keras dari dalam labu itu, dan suaranya menganggu kenyamanan istirahat.

Di dalam labu kuning, kedua tangan dan kaki Dewa Abadi diikat dengan rantai energi oleh Guru Tong. Guru Tong tidur miring menghadap ke arahnya, lalu jarinya seperti menyentil udara. Dari gerakan jarinya itu, kepalan tangan energi muncul, melesat dan menghantam tubuh bagian depan Dewa Abadi.

Boom...

"Arghhh...!!"

Kepalan tangan energi menghantam dada bidang Dewa Abadi sehingga membuatnya tidak henti-hentinya berteriak kesakitan. Setelah itu, kedua mata Dewa Abadi menatap tajam Guru Tong, tatapan penuh kebencian. Dari sudut bibirnya mengeluarkan darah segar, bagian depan tubuh penuh dengan lebam dan jejak kepalan tangan.

"Jadilah muridku," kata-kata Guru Tong yang selalu sama semenjak Dewa Abadi diikat dengan rantai energi.

"Tua botak, sampai kapanpun, aku tidak akan menjadi muridmu!?" Jawab Dewa Abadi dengan nada membentak.

Kata-kata itulah yang membuat Guru Tong menghajar Dewa Abadi, apalagi keinginannya selalu ditolak. Guru Tong kembali membuat gerakan menyentil di udara, dan muncul kepalan tangan energinya, bahkan dia tidak membuka matanya saat melakukannya.

Swosh... Boom...

Kembali suara Ledakan energi ketika perut Dewa Abadi terhantam oleh serangan dari Guru Tong. Namun kali ini, Dewa Abadi tidak berteriak kesakitan. Keanehan ini membuat Guru Tong ingin tahu dengan membuka satu, mata kirinya Guru.

Dia melihat tubuh Dewa Abadi mengeluarkan cahaya keemasan dan sebuah lingkaran pelangi besar berputar-putar dibelakangnya. Dewa Abadi menundukkan wajah, tubuhnya seperti orang yang tidak lagi memiliki tenaga, lemas. Tetapi, justru Guru Tong tersenyum lebar dan buru-buru duduk bersila.

"Tubuh Surgawi!!" Seruan Guru Tong yang sangat gembira menemukan seseorang seperti Dewa Abadi.

Menurut pengetahuan Guru Tong yang diperoleh dari Guru Surgawi, Tubuh Surgawi adalah nama lain dari Kekuatan Jiwa. Tubuh bawaan itu sangatlah langka, bahkan tidak ada di Alam Anak. Guru Surgawi adalah pembimbing terbaik bagi Guru Tong.

Guru Surgawi mengetahui tentang Tubuh Bawaan langka ini saat berkunjung ke Planet Tiga Alam, ciri-cirinya sama seperti yang dimiliki oleh Dewa Abadi; dari tubuhnya itu mengeluarkan cahaya keemasan, dan lingkaran energi berwarna pelangi dibelakangnya. Waktu berkunjung, Tiga Alam dalam kekacauan karena muncul Omniverse, mahkluk raksasa bermata satu.

Sebelum almarhum, Guru Surgawi berpesan kepada muridnya si Guru Tong untuk mencari sosok yang memiliki Tubuh Surgawi. Dengan Tubuh Surgawi, semua ilmu yang diciptakan oleh Guru Surgawi bisa dimaksimalkan kehebatannya.

Dan, Guru Tong melihat dua kali Tubuh Bawaan Dewa Abadi saat mengeluarkan cahaya keemasan, semakin membuatnya yakin untuk menjadikannya sebagai murid pertama. Jika Dewa Abadi mau menjadi muridnya, maka tugas dari gurunya terselesaikan.

Walaupun Dewa Abadi terlihat seperti orang yang tidak bertenaga, Guru Tong mengujinya: merentangkan telapak tangan kanannya ke depan, lalu menghentakkan ke depan, dan muncul telapak tangan energi yang melesat ke arah Dewa Abadi.

Merasakan bahaya, Dewa Abadi langsung mendongak, melihat Guru Tong yang kembali menyerangnya. Dari keningnya mengeluarkan cahaya yang menyerap serangan itu.

Buzhh...

Melihat serangannya dihisap oleh Law Stone, Guru Tong semakin bersemangat ia berujar penuh semangat, "itu baru tiga persen kekuatanku. Cobalah untuk menyerap sepuluh persen kekuatanku!"

Guru Tong ingin tahu seberapa besar kemampuan Dewa Abadi ketika kekuatannya sedikit ditingkatkan. Serangan-serangan sebelumnya hanyalah sebesar satu persen, dan telapak tangan energi yang baru dikeluarkan itu hanya sebesar tiga persen. Dia kembali menghentakkan telapak tangan ke depan dengan lembut, lalu muncul telapak tangan energinya.

Swosh...

Labu kuning bergerak hebat ketika kekuatan sepuluh persen dari Guru Tong keluar, melesat ke arah Dewa Abadi. Merasakan dan melihat energi besar itu, Dewa Abadi jelas pikirannya menjadi gusar, tetapi pikirannya berusaha untuk tetap tenang.

Namun, semakin serangan mengerikan itu mendekat, membuat tubuhnya Dewa Abadi seperti digiling halus oleh mesin; dari pori-pori kulit tubuhnya mengeluarkan darah segar, dan seluruh tubuhnya bergetar hebat, Kekuatan Jiwa Semesta yang bercahaya keemasan seketika lenyap karena kalah kuat dari serangan Guru Tong.

"Berhenti...!!" Teriakkan Dewa Abadi karena tekanan kuat dari serangan itu tidak mampu diserapnya apalagi ditahan dengan fisiknya

Bhuzh...

Seketika telapak tangan energi itu menguap atas kehendak Guru Tong. Kedua matanya berbinar-binar karena yakin bahwa bocah nakal ini akhirnya menyerah dan mau menjadi muridnya.

"Jadilah muridku dan aku jamin kekuatanmu dengan segera melejit dengan cepat!" Guru Tong sekali lagi mengucapkan kata yang sama, dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan murid dengan Tubuh Bawaan super langka ini.

Dewa Abadi terengah-engah merasakan kekuatan dari Guru Tong. Dengan mata sayu, ia menatap pria tua gundul itu yang sedang tersenyum kepadanya, memperlihatkan gigi-gigi yang telah menguning.

"Aku sudah memiliki guru yang kuanggap sebagai ayah kandung sendiri. Semenjak itu, aku sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak menerima guru lain!" Ungkap Dewa Abadi.

Karena alasan itu, dia tidak mau menerima Guru Li Ning dan Guru Tong menggantikan posisi Tian Long gurunya. Baginya, satu guru sudah lebih dari cukup bersemayam di dalam hatinya dan akan selalu dikenang seumur hidupnya. Guru-gurunya di Akademi Merpati Putih kelas dua hanyalah sebagai guru akademisi, tidak lebih dari itu.

Guru Tong terharu mendengar perkataannya, lalu dia berdiri dan berjalan mendekati Dewa Abadi sambil berkata, "memiliki lebih dari empat guru atau lebih, itu sangat bermanfaat bagimu. Dengan memiliki banyak guru, kamu akan memperoleh banyak pengetahuan dan juga pengalaman mereka. Anak nakal, aku kagum dengan sikapmu ini!"

Dewa Abadi tidak sedikitpun tersanjung dengan pujiannya, dia melihat Guru Tong meletakkan telapak tangan kanan di pundak kirinya. Seketika, ia merasakan energi penyembuhan memasuki tubuhnya. Tidak butuh waktu lama, rasa sakit dan luka lebam dengan cepat menghilang dari tubuhnya.

"Apakah kamu mau menjadi muridku?" Tanya Guru Tong sekali lagi, lalu mengembangkan senyuman hangat.

Ingin rasanya Dewa Abadi memukuli wajah Guru Tong yang tersenyum kepadanya, sebab senyumannya itu seperti mengejeknya; senang dengan kondisinya yang tersiksa.

"Banyak orang yang berbakat dari saya, kenapa Anda memilih saya?" Tanya Dewa Abadi yang ingin tahu alasan Guru Tong, kata-katanya kali ini lebih sopan karena sudah memulihkan kondisinya.

Luka dalam akibat serangan dari Guru Li Ning sebelumnya masih dirasakan oleh Dewa Abadi, dan diperparah oleh serangan dari Guru Tong. Tetapi, semua rasa sakit itu disembuhkan oleh Guru Tong.

Di dalam pikiran Dewa Abadi, di Alam Anak tepatnya di Benua Kun, banyak pemuda-pemudi yang jauh lebih kuat darinya, contohnya seperti Bing Cailing, kedua murid Guru Li Ning, Moon Qiang dan Shan Jing. Aneh baginya, jika orang sekuat Guru Tong mengangkatnya menjadi murid.

Kedua tangan Guru Tong diletakkan di belakang punggungnya sendiri, lalu berjalan mengelilingi Dewa Abadi; memperhatikan seluruh tubuh Dewa Abadi yang hampir telanjang bulat, hanya kejantanannya yang masih tertutup oleh kain.

"Memangnya ada orang lain yang mampu menahan seranganku seperti kau?" Tanya balik Guru Tong.

Dewa Abadi tersenyum tipis karena ditanya balik. Jika kedua tangan dan kakinya tidak dirantai, serta Guru Tong itu orang lemah, sudah pasti akan memukuli pria tua gundul ini dengan brutal sebagai ungkapan kekesalannya. Dia melihat Guru Tong berhenti di depannya lagi.

"Mana saya tahu! Begini saja, jika Anda berharap saya menjadi murid... ada beberapa keinginan saya yang harus Anda kabulkan. Apakah Anda bisa mengabulkannya?"

Dewa Abadi tidak mau terus-menerus mendengar ocehan Guru Tong, dan keinginan ini sudah dipikirkannya sebelum menyerang.

"Selama keinginanmu itu tidak berada di luar batas kemampuanku, katakan saja dan akan aku renungan terlebih dahulu!"

Walaupun menginginkan Dewa Abadi sebagai muridnya, Guru Tong bukan orang bodoh yang dengan mudah mengabulkannya, dia ingin tahu apa saja permintaannya itu.

"Pertama, saya ingin berpartisipasi dalam kompetisi Tombak Jiwa Berlian Petir...,"

Terpopuler

Comments

herry bjb

herry bjb

kau.kamu,mu.....bukan semua jadi kau

2024-04-23

0

Ardi Muhammad

Ardi Muhammad

lanjut ke konten selanjutnya

2024-04-09

0

Qing shan

Qing shan

👍👍👍

2024-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!