NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:97.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

[sequel my letnan 3]

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan orang biasa

"Duduk, saya mau berbicara sama kamu." titah Panji dengan logat Jawa medoknya seperti Nasya.

Argan dengan jantung berdebar dan patuh duduk di salah satu sofa. Ia sudah siap di introgasi hari ini, demi Nasya. Demi bisa memiliki gadis itu seutuhnya.

Oke, calm down Argan. Bahkan dirimu pernah dalam situasi yang lebih menegangkan dari ini. Ingat, Lo bukan cowok dengan mental kerupuk gan, Lo itu cowok dengan mental baja. Jadi tenang Argan tenang jangan gugup.

Argan berusaha keras untuk menenangkan dirinya, ia mengela nafas dengan perlahan.

"Bismillah, beri aku kemudahan ya rab." batin Argan meminta bantuan pada yang maha kuasa.

"saya–"

"Jangkrik! Iki sopo Iki?! Aku Ndak salah lihat ini kan? Ya Gusti!!" tiba-tiba saja suara seorang pria memotong ucapan Argan. Pria itu mengenakan bathrobe berwarna putih, sepertinya baru selesai mandi.

"Ya Gusti, Pandu! Pakai kelambi dulu!" ibu tampak memekik kencang ketika melihat putra bungsunya malah pergi menghampri mereka yang sedang berkumpul di ruang tamu dengan bathrobe itu. Di depan tamu pula.

"Nanggung Bu, aku buru-buru mentas dari kolam renang cuma mau pastikan aku ora salah delok."

"Pakai baju dulu ndu!" titah Panji menarik lengan Pandu untuk pergi dari sana. Namun tangannya malah di tepis oleh Pandu.

"Sik toh mas!" tatapannya beralih pada Argan yang masih duduk di tempatnya. "Mas Argantara bukan?" tebaknya membuat baik Panji dan ibu tampak kaget. Beda hal dengan Argan, ia sudah paham betul jika ada orang yang tidak ia kenal mengenalinya.

Argan mengangguk.

"Ya Gusti, iki mimpi, Iki pasti mimpi!" kepalanya geleng-geleng kekiri kekanan. Masih tak percaya. "Bu, cubit Pandu Bu, tolong cubit Pandu."

Ibu yang mendengar perintah Pandu pun mengerutkan alisnya ia masih belum paham dengan si bungsu ini, tapi tetap menjalankan apa yang di suruh anaknya.

"AW! Ibu cubitnya jangan kencang-kencang juga dong, sakit Bu." keluhnya.

Tadi minta di cubit, giliran udah di cubit malah protes. Gimana si ndu?

"Ternyata bukan mimpi!" ia sudah melupakan rasa cubitan dari ibunya, lantas ia melompat kecil kegirangan di tempatnya, seperti bocah kesenangan karena dapat mainan baru.

"Mas minta foto boleh Ndak sih? Sama tanda tangan juga."

Argan mengangguk.

Panji dan ibu semakin bingung. Memangnya Argan itu siapa sampai Pandu segitunya. Artis? Tidak, Panji belum pernah melihat wajah itu di judul film ataupun sinetron. Tapi jujur wajahnya tampak familiar di mata Panji.

"Tapi baiknya kamu pakai baju dulu. Gak mungkinkan foto pakai itu?" tunjuk Argan pada tubuh Pandu.

"Ah, Ra Popo mas. Keburu masnya pergi lagi."

"Ti–"

"Maksud Kabeh Iki opo ndu? Kamu kenal sama dia?" tunjuk Panji pada Argan, ia bertanya pada adiknya karena bingung dengan situasi ini.

"Lah, ku kira mas kenal. Mas inget ndak, dulu waktu aku SD, aku punya poster pembalap guedi ning kamar?"

Panji mengangguk, tapi tak ingat wajah pria di poster itu seperti apa.

"Nah, Iki, Iki wong'e mas, mas Argantara pembalap ARRC. Tiga kali nyabet juara mas, mengharumkan nama Indonesia. Wih mas saya aja bangga loh mas sama pencapaian mas Argan."

Seketika Panji bungkam, wajahnya yang tadi sempat galak seketika kelabakan dan bingung sendiri. Ia menatap wajah Argan dengan rasa tak percaya. Ya, kali ini Panji bisa mengingat wajah pembalap di poster itu. Ya, Tuhan.

"Aku ganti dulu ya mas. Mas Ndak boleh pergi sebelum aku bisa foto sama mas." Panji berlari ke arah lift untuk menuju ke kamarnya. Argan mengangguk saja. Melihat Pandu, ia jadi teringat si bungsu di keluarganya yang sifatnya hampir mirip dengan Pandu.

"Apa yang di bilang adik saya itu benar?" tanya Panji masih tak yakin.

Argan mengangguk "siap, benar. Tapi itu dulu. Sekarang saya sudah fokus akan kerjaan saya."

"Kamu bekerja apa sekarang le?" tanya ibu yang turut penasaran dengan calon suami anaknya ini yang sempat Nasya bisikan tadi.

"Siap, pilot Bu. Pilot pesawat tempur."

Semakin kagetlah ibu dan anak itu.

"Awakmu tentara?" tebak Panji.

Argan mengangguk "siap, benar mas."

"Usiamu berapa, sepertinya kita seumuran." kali ini pembawaan Panji agak lebih santai, membuat rasa gugup Argan perlahan-lahan tenggelam.

"Siap, 29 tahun." walupun sudah tidak terlalu gugup ia masih tak bisa tenang, malah nada bicaranya seperti menghadap atasan.

"Oh, kita beda setahun. Saya 30. Berarti tua saya" beritahu Panji. "Awakmu perwira?"

"Siap, benar."

"Balok piro?"

"Siap, tiga." jawab Argan dengan percaya diri.

"Tiga itu apa? Kapten tha?"

"Siap, benar."

"Baretmu warna biru tua?"

"Siap, benar."

Panji mengangguk-anggukan kepalanya "tempat dinas dimana?"

"Siap, lanud Halim Perdanakusuma."

"Skadron VVIP?"

Argan mengangguk mantap "siap, benar. Tepatnya skadron 17."

"Staf?"

"Siap, staf penebangan pengawal presiden."

Ada rasa bangga di dalam diri Panji saat mengdengar itu. "Bagian Paspamres dong?"

"Siap, tidak. Saya pengawal udara bapak presiden."

Panji dan ibu saling melempar tatap. Keduanya makin kaget mendengar pekerjaan Argan yang ternyata tak main-main dan ternyata pria ini bukan orang biasa.

"Orangtuamu kerja opo le?" kali ini ibu yang bertanya.

"Siap, papa sekarang ngurus bisnis, semantara Mama dokter bedah."

"Sebelumnya papamu kerja apa le?"

"Siap, papa pensiunan TNI AD. Mantan pangdam di kodam jaya Jakarta."

"Pantes anaknya jadi tentara, ikut jejak bapak yo le?"

Argan kali ini tersenyum kecil menggapainya.

"Kamu berapa bersaudara le?"

"Siap, saya tiga bersaudara. Abang saya TNI AD, saya AU, dan adik saya polisi."

"Lanang semua?" tanya Panji turut penasaran dengan silsilah keluarga Argan.

"Siap, benar."

"Wah, ibumu paling cantik di rumah yo le." ibu sedikit bercanda untuk mencairkan suasana yang cukup tegang untuk Argan sendiri. Pria itu lantas tersenyum membenarkan ucapan ibu.

"Jadi niatmu ikut kesini mau lamar Nasya?" agaknya Panji sudah selesai bertanya tentang data diri pria ini yang sudah cukup jelas untuknya dan kini ia beralih pada tujuan pria itu datang jauh-jauh ke Surabaya.

"Siap, benar."

"Awakmu yang ajak Nasya nikah, atau Nasya yang ndhedhes awakmu untuk nikahi dia?"

"Siap, saya yang ajak Nasya pengajuan."

Panji menatap intens Argan "apa itu murni niatmu? Atau karena tau Nasya dikejar-kejar suruh cepat menikah. Jadi kamu ngajuin diri?"

Argan menelan salivanya susah payah. "Siap, karena murni niat saya sendiri."

"Sudah berapa lama kamu kenal adik saya?"

"Siap, empat–lima tahun lalu."

"Apa kalian pacaran?" intonasi Panji sedikit meninggi mendengar Argan mengatakan bahwa ia sudah kenal Nasya selama itu.

"Siap, salah. Kami tidak pacaran."

"Selama itu kalian berteman?"

"Siap salah, tidak berteman juga."

"Lah, gimana sih?! Awakmu pacaran ora sama Nasya?! Malah ndak jelas sekali!"

"Siap, karena memang tidak keduanya. Hanya saja... Selama itu saya yang menyimpan rasa untuk Nasya." jawab Argan tak gentar sedikitpun mengungkapkan isi hatinya.

"Jadi kamu ngejar-ngejar adik saya?" Panji bangga pada Nasya yang bisa menaklukkan pria seperti Argan ini. Sampai di buat klepek-klepek.

"Siap, tidak. Saya lebih memilih menikung di sepertiga malam, lewat jalur langit melibatkan Tuhan saya."

Baik Panji maupun ibu tersenyum begitu lebar. Betapa beruntung Nasya dicintai oleh Argan dengan ugal-ugalan.

"Bagaimana bu?" tanya Panji pada sang ibu yang masih menatap penuh senyum Argan yang hanya diam dengan tubuh tegaknya.

"Kamu jauh-jauh datang kesini meninggalkan tugas-tugas kenegaraanmu disana demi niat baikmu dan meminta Nasya ke ibu. Tentunya ibu kasi restu. Lebih-lebih perempuan di keluargamu itu berharga sekali. Pasti Nasya akan disayang banget nanti."

"Jadi... Ibu... Terima saya?" tanya Argan dengan raut tak percaya.

Ibu mengangguk dengan senyum bahagia, mata Argan berlaih pada Panji pria yang di awal tampak galak itu pun turut tersenyum juga. Malah lebih lebar.

"Wes Ndak usah formal. Kita sudah jadi saudara sekarang." ucap Panji sembari tersenyum tipis. Memberitahu bahwa mereka menerima pria itu untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.

Sangking senangnya Argan mendekati Panji dan memeluk tubuh calon kakak iparnya itu begitu erat.

"Terimakasih mas, terimakasih. Terimakasih karena sudah jaga Nasya, dan ibu terimakasih karena sudah melahirkan Nasya ke dunia dan mengizinkan saya untuk ibadah bersama Nasya. Terimakasih..." Argan merasa hatinya yang tadi sempat seperti tertimpa batu kini mendadak plong dan lega, akhirnya lamaran dirinya di terima walaupun tidak membawa kedua orangtua. Ia terus memanjatkan rasa syukurnya masih mendekap Panji yang matanya kini sudah mulai berair.

"Kamu harus Jaga Nasya betul-betul ketika kamu nanti sudah dapat membawa dia ke rumah dinasmu ya le." peringat ibu.

"Loh, ono opo iki? Opo Pandu melewatkan sesuatu?" begitu pintu lift terbuka Pandu malah mendapati baik Argan maupun Panji saling berpelukan.

Argan melapaskan pelukannya pada Panji.

"Pasti Bu. Pasti akan saya jaga." ucap Argan menanggapi ucapan ibu tadi.

Tidak ada yang menanggapi ucapan Pandu, ibunya malah menyuruhnya menghubungi kedua kakaknya yang ada di lantai tiga untuk turun ke lantai dasar dan makan siang bersama.

Ibu tersenyum dan beranjak kedapur memberitahukan para artnya untuk menyiapkan makan siang di atas meja makan.

"Ada apa sih Bu? Kenapa ibu nangis? Mas Pandu juga, mas Argantara juga. Ono opo toh?" sungguh Pandu penasaran setengah mati ia bahkan sampai membuntuti ibunya kedapur.

"Mbak Nasya mau rabi sama mas Argan."

Mata Pandu membulat kaget "mas Argan? Argantara maksud ibu?"

Ibu mengangguk seraya tersenyum.

"Temanan bu?"

Ibu mengangguk.

"Yuhuuuu!!!! Punya mas ipar pembalap idolaku. Mau pamer dulu ke temen-temen." remaja SMA itu berlari menuju ruang tamu.

"MAS ARGANTARA YUK FOTO..." pekikan Pandu begitu menggema di lantai satu.

...Poster Argan yang di punya Pandu...

1
Mika Saja
🥰🥰🥰🥰
Ana_Mar
bang argan....love you sekebon bang/Kiss//Kiss/
Jossy Jeanette
mas argan bisa manis juga yaa..suh senengnya nasya dapat cincin yg cantik pas dijari juga😍
Eni nuryani
di bagian ini kan author nulis pas mengumandangkan takbir.....jadi maaf ya sebelumnya, untuk takbir &salam imam memang mengucapkan, kecuali Al Fatihah &surah2 dlm sholat tsb...
ŘƏ£♡ve
aaaaa jd inget ayank ....
melelleeeeeh nasyaaaaa
Heny Janitasari
🧡🧡🧡
💗AR Althafunisa💗
😂😂😂😂😂😂
Miksiba Andri
kelihatan author ga pernah sholat dhuhur berjamaah....
berjamaah sholat dhuhur baca al-fatihah nya ga dikeraskan boooooz..... ☺
Chika cha: makasih kak udah di kasih tau. jujur di sini masjid jauh banget dari rumah jadi gak pernah sholat zhuhur, ashar di masjid.
total 1 replies
💗AR Althafunisa💗
Kuar dah posesif nya si Nasya, enak aja ya Sya. Si ganteng cuma milik kamu seorang 😂🥰
💗AR Althafunisa💗
Maaf ka, setau sy kalau Zuhur dan ashar kalau jadi imam itu bacaannya ga kaya sholat jamaah maghrib isya sama subuh. Tidak bersuara 🙏
💗AR Althafunisa💗: Hehe... iya ka, sy tau krna pernah ikut jamaah. Jadi dari situ sy baru tau juga 🤣
Chika cha: sip kak, gak pernah sholat dzuhur, ashar di masjid kak😭
total 2 replies
Surtinah Tina
senengnya mereka berdua..,😍😍😍🥰
risa Muawenah
uuuhhhh suka banget
bagus novelnya
risa Muawenah
lagi kasmaran gk tuh /Drool//Drool/
Heny Janitasari
lanjut thor
Ita Mariyanti
🤣🤣🤣🤣
Jossy Jeanette
argan..disamain dgn ac 1pk😅
Surtinah Tina
hehehe. kocak juga para temen argan
Surtinah Tina
kita juga bisa gila Nasya...😀😀😀
Heny Janitasari
🧡
Rizky Tria
bang Argan bikin gempar kesatuan 😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!