Surya meredup sinarnya terik yang tadi menyiksa berganti dengan semilir angin yang perlahan meniup dedaunan
apakah hidup ini harus selalu tentang kesakitan... Apa hanya orang-orang berduit yang pantas bahagia... Apa,, apa kami yang melarat ini tidak pantas bahagia....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GloriAngga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cp.23
Lanjuuttsss..
**
3 hari berlalu setelah tak masuk sekolah karena sakit aldo akhirnya kembali masuk ke sekolah itu disekolah pun kehidupannya tak jauh berbeda ia sering dijadikan jongos/babu oleh teman-temannya yang berstrata sosial jauh diatasnya
Aldo duduk dihalaman sekolah setelah dihukum karena tak masuk kelas karena ulah jahil teman-teman yang menguncinya didalam gudang alhasil ia dihukum ia diminta untuk menyapu halaman sebagai hukumannya mata aldo tertuju kepada deretan mobil-mobil mewah yang bukan milik guru melainkan milik siswa-siswi disekolah itu, Karena aldo bersekolah disekolah elit jadi pemandangan seperti itu sudah biasa ia lihat jika bukan karena ia pintar dan berhasil mendapatkan beasiswa mana mungkin ia bisa ada ditempat itu dan itulah salah satu alasan lainnya ia sering di-bully oleh teman-temannya
Namun matanya tertuju kesebuah mobil yang nampak tidak asing baginya aldo menatap plat mobil itu dan matanya terbelalak saat tahu mobil itu adalah mobil yang sama yang dikendarai oleh orang yang menolongnya semalam jadi orang itu murid di sekolah ini juga, bisik batin aldo
"Tapi kenapa ia menolongku bukannya siswa-siswi disini tidak peduli denganku" Bisik aldo sampai jam sekolah berakhir hukumannya akhirnya selesai juga semua siswa-siswi berhamburan keluar dari sekolah beberapa temannya yang tadi menjebaknya tertawa terbahak-bahak mengejek aldo bahkan mereka menghambur kembali sampah yang dikumpulkan olehnya namun lelaki itu tetap diam sampai matanya melihat sosok lelaki waktu itu meskipun ia tak memperhatikan wajahnya namun dari perawakan tubuhnya sepertinya memang benar orang itu aldo mengabaikan para pembulinya dan berlari menghampiri lelaki itu
"Tunggu.. Tunggu" Aldo menghampirinya, lelaki muda itu juga menghentikan langkahnya ia menoleh menatap aldo tatapan matanya dingin membuat aldo sedikit terkejut aura lelaki itu bahkan terasa lebih dingin dari para pembulinya tadi
"Kenapa?" Tanyanya itu cuek sembari melepas headset dari telinga
"Emm anu, waktu itu apa kau menolong ku" Ucap aldo
"Tidak" Jawabnya acuh sembari mencoba membuka pintu mobilnya
"Tunggu, ta-tapi aku yakin itu kau aku mengingat nomor plat mobilmu.." Ucap aldo lagi lelaki itu tampak memikir ia kemudian kembali menatap aldo
"Itu, aku tidak menolong mu" Jawabnya cuek lagi membuat aldo terpaku
"Aku hanya menghajar para preman itu yang menghalangi jalan mobilku mereka membuatku kesal.." Sambungnya
"Emm tapi tetap saja aku ingin..."
"Brakk, pintu mobil ditutup membuat aldo membeku sepersekian detik
"Eh sini lo kita belum selesai berurusan " Para pembully itu kembali menghampiri aldo mereka dengan semena-mena memperlakukan lelaki muda itu seperti budak mereka, mereka mempermainkan melemparkan tas lusuhnya kesana kemari dan menghambur kembali sampah yang sudah dikumpulnya
Lelaki itu menatap perilaku anak-anak seusianya itu dengan jijik
"Tingkah mereka menjijikan" Ujarnya sembari melajukan mobilnya meninggalkan sekolah itu dengan acuh tak memperdulikan sekitarnya
Hari berlalu dengan cepat aldo hari ini memilih diam dikelas ia tak ingin dikerjai lagi dan mendapat hukuman meskipun teman-teman terus menggodanya namun ia hanya bisa diam dan mengabaikannya
Brakk..
Aldo mengangkat kepalanya saat suara meja digebrak dengan keras membuat siswa-siswi yang mem-bully nya juga ikut tersentak aldo menoleh dan tercengang saat mengetahui ternyata lelaki kemari satu kelas dengannya
"Woy siswa baru gak perlu songong lo" Ujar salah satu pembully aldo namun lelaki itu tetap acuh ia memasang headset ditelinganya dan merebahkan kepalanya dimeja
"Woy..." Salah satu pembully aldo menggebrak mejanya hingga membuat tas milik lelaki itu terjatuh dan benar saja ia mengangkat kepalanya melepaskan headset ditelinganya dan menatap lelaki itu tajam
"tunggu aja giliran mu siswa baruu, kalau kami bosan dengan mainan ini kami akan beralih kepadamu tenang saja" Ujarnya kepada lelaki itu dengan senyum cengengesannya
"Perbaiki tas saya" Ucap lelaki itu membuat siswa-siswi didalam ruangan itu bersorak karena salah satu pembully itu dikenal sangat nakal dan cukup berduit jadi ia bisa semena-mena berbuat kepada teman-temannya
Sorakan teman-teman membuatnya menjadi merasa diremehkan karena selama ini tidak ada yang berani memerintahkannya
"Apa kata lo" Tantangnya ia mendorong aldo dari kursinya hingga membuat lelaki muda itu terhuyung disertai tertawaan teman-temannya ia meraih kursi aldo dan menduduki menghadap siswa baru itu dengan wajah meremehkan
"Ambil tas itu dan kembalikan ke tempatnya atau akan ku patahkan tanganmu" Ujar diego lagi mengulang kalimatnya karena diperlakukan seperti itu membuat nyali pembully itu menjadi membara ia berdiri dan menggebrak mejanya saat ia hendak mencoba meraih kerah baju diego tanpa dikira ia justru kalah cepat, siswa baru bernama diego itu terlebih dahulu berhasil meraih tangannya dan memelintirnya dibelakang membuatnya berteriak mengaduh
Suasana ruangan kelas itu tiba-tiba senyap saat pembully itu berteriak kesakitan karena itu pertama kalinya teman-teman sekelasnya melihatnya dikalahkan dengan mudah
"Lepaskan, lepaskan bajingan lepaskan tanganku" Ujarnya berteriak kesakitan
"Sudah ku peringati sejak awal jangan mengusikku.. Kau tidak tahu siapa yang kau usik bisa saja itu seekor singa yang sedang tidur" Jawab siswa baru itu
Bruukkk tubuhnya didorong dan ambruk dilantai ia mengaduh saat merasakan tangannya berdenyut kesakitan
Siswa-siswi yang merasa gedek dengan siswa pembully itu bersorak riang memberikan semangat untuk siswa baru itu namun ia acuh dan kembali merebahkan diri dan menyetel musik kesukaannya
Aldo dibuat kagum seandainya ia bisa membela diri seperti itu pasti tidak ada yang berani mengganggunya, suasana belajar di lagi itu terasa sangat tenang terutama bagi aldo namun tak lama setelah jam istirahat berbunyi siswa pembully tadi tak dibuat jera ia menghampiri aldo dan mendorong kepala lelaki itu sampai membuatnya jatuh terjungkal dari kursinya
"Lo ngerasa senang ya.. Hah lo senang gue kesakitan" Ujarnya aldo menggelengkan kepalanya namun ia masih terus dibully bahkan kepalanya ditempeleng menggunakan buku miliknya berkali-kali
Siswa baru tadi berdiri membuat para pembuli itu diam sejenak ia berjalan dengan acuh menghampiri meja aldo
"Mau ngapain lo" Tanya pembuli tadi yang baru saja mendapatkan pelajaran namun diego mengabaikannya berbicara
"Ikut gue" Ujar diego ia menatap aldo, aldo juga menatapnya ia melihat name tag didadanya dan mengangguk
"Ke-kemana" Tanya aldo gagap sembari mengikuti langkah kaki diego
"Lo gak mau balas budi bukannya kemarin gue udah nolongi lo" jawabnya dengan nada datar
"Balas budi" tanya aldo mengingat
"Hemm, karena kemaren gue udah ngeluarin tenaga mengajar para preman itu sepertinya gue juga layak mendapatkan balas budi seperti yang lo lakuin ke para bajingan ini" Jawab diego sembari menatap tajam para pembully itu
"Maksudmu.." Aldo menatap diego tatapan mata lelaki itu terlihat sangat sayu dan lelah
"Mulai hari ini lo budak gue.. Dan mereka mulai hari ini tidak memiliki hak apapun buat memerintah lo karena lo udah jadi budak gue" jawab diego, mendengar kata budak aldo tersenyum miris ia mengangguk setuju dengan ucapan aldo
"Maksud lo apa.. Dia budak gue" Ujar pembully itu tak terima
"Lo mau apa!" Tanya diego ia berjalan mendekati mereka para pembully itu menarik mundur langkah nya dan beberapa dari mereka justru kabur
"Yaa gak apa-apa.. A-ambil aja dia sebagai budak lo.. La-lagi pula gue udah gak butuh dia lagi, gu-gue udah ada mainan baru..." Ujarnya sembari berjalan menjauhi Diego dan kini mereka mulai membully siswa lain diruangan itu dan menjadikannya budak untuk mengantikan posisi aldo yang kini sudah berpindah ke tangan diego.
ceritanya keren banget.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya