Cinta Suci Bilqis

Ayumi meminta sopirnya menekan klakson mobil dengan kencang di depan Putri yang membuat wanita itu berjingkat kaget. Putri nampak sangat tak terima dengan yang dilakukan oleh pengemudi mobil ini namun kemudian satpam malah membukakan gerbang supaya mobil ini bisa masuk dan satpam juga menyuruh Putri untuk menggeser motornya. Putri menggeser motornya dan mobil bisa masuk ke dalam, tak lama kemudian seorang wanita turun dari dalam mobil itu yang tak lain adalah Ayumi.

"Besan!"

Ayumi padahal sudah memalingkan wajahnya ke arah lain namun rupanya Putri masih bisa mengenalinya. Ayumi nampak menghela napasnya kasar saat Putri datang menghampirinya saat ini.

"Besan, kamu kok tidak menyambut saya sih?"

"Mau apa datang ke sini?"

"Saya datang ke sini untuk bertemu dengan Rendi."

"Memangnya kamu ada masalah apa dengan anakku?!"

"Bukan, aku hanya ingin menanyakan sesuatu saja padanya. Apakah benar kalau Rendi akan menikah lagi dengan wanita lain padahal ia masih berstatus sebagai suami dari Bilqis?"

Ayumi nampak tertawa mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Putri barusan yang mana tenru saja Putri jadi heran dengan reaksi sang besan ini. Padahal saat ini dirinya sedang tak melawak dan tak ada hal yang lucu pun yang barusan lantas kenapa Ayumi malah tertawa riang begini?

"Astaga, kelakuan kamu ini benar-benar menghiburku. Kamu dan putrimu rupanya sama-sama tak level dengan kami."

"Maksud anda ini apa?" tanya Putri yang agak tersinggung dengan sikap Ayumi ini.

Ayumi dengan nada sombongnya mengatakan bahwa Bilqis memang tak layak bersanding dengan Rendi karena Bilqis adalah anak yang tak memiliki ayah. Raut wajah Putri berubah ketika Ayumi mengungkit soal masa lalunya yang kelam, Ayumi mengatakan bahwa Rendi memang tak mencintai Bilqis lagi karena alasan itu.

"Kamu sudah mendengarnya kan? Maka silakan pergi dari sini sekarang juga."

"Tunggu dulu, lantas kalau begitu kenyataannya kenapa Rendi malah menolak berpisah dengan anakku? Kalau memang dia sudah tak cinta, lantas kenapa tak ceraikan saja anakku?"

****

Bilqis bukannya tak mendengar semua yang dibicarakan oleh Ayumi dan Putri di luar sana, ia memang tak boleh keluar rumah oleh Ayumi dan harus mengurus semua urusan rumah tangga selama ia pergi. Bilqis menuruti saja apa yang diperintahkannoleh Ayumi ini hingga sang mertua masuk ke dalam rumah dengan raut wajah kesalnya.

"Bilqis!"

Bilqis mendengar suara teriakan menggema sang mertua dari lantai bawah, maka ia pun gegas turun ke lantai bawah dan tak mau membuat masalah jika berlama-lama turun ke bawah.

"Ada apa Mama menanggil?"

PLAK

Tanpa aba-aba Ayumi langsung menampar wajah Bilqis yang membuat Bilqis tak habis pikir, ia tak paham di mana kesalahan yang ia lakukan aampai harus mendapatkan siksaan fisik begini oleh sang mertua.

"Apakah ibumu itu memang wanita liar yang tak memiliki sopan santun?"

Ayumi kemudian mengeluarkan semua kejengkelannya pada Ayumi namun ia lampiaskan pada Bilqis karena Ayumi mengatakan kalau Bilqis adalah anaknya Putri. Ayumi merendahkan dan menghina keluarga Bilqis terutama sang bunda yang katanya dulu wanita murahan dan sampai hamil Bilqis. Telinga Bilqis suka sakit dan hatinya juga perih kalau sang mertua mulai mengatakan hal-hal seperti itu padanya.

"Kenapa? Kamu tak suka kalau saya mengejek keluarga kamu?!"

****

Rendi menghabiskan waktu dengan Cathrine dengan jalan-jalan dan makan malam di mall. Rendi menggandeng mesra tangan Cathrine seolah tak memedulikan mungkin saja ia akan bertemu orang yang mengenalinya dan Bilqis. Rendi memerlakukan Cathrine dengan sangat baik dan ia membelikan apa pun yang Cathrine inginkan. Tak hanya itu saja namun Rendi juga mentraktir Cahtrine makan dan minum serta mengantarkan wanita itu sampai ke apartemennya.

"Terima kasih banyak sayang karena sudah mengantarkan aku pulang."

"Tak masalah sayang."

Cathrine kemudian mencium pipi Rendi sebagai rasa terima kasihnya sebelum melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangan ke arah Rendi dan masuk ke dalam apartemen. Rendi gegas melajukan kendaraannya pulang ke rumah dan di rumah ia langsung disambut oleh Bilqis yang menatapnya dengan tatapan yang membuatnya jengah.

"Kenapa menatapku begitu?"

"Apakah kamu baru saja jalan-jalan dengan wanita itu?"

"Aku tak paham dengan siapa yang kamu bicarakan."

Rendi gegas pergi menuju kamar dan Bilqis masih setia mengekori dibelakang Rendi dan kemudian Bilqis menyebut sebuah nama.

"Cathrine."

Rendi tersenyum tipis dan ia seketika berhenti melangkah dan berbalik badan menatap Bilqis dengan tatapan sombongnya.

"Kalau aku jalan dengannya itu juga bukan masalahmu, sebentar lagi dia akan jadi istriku."

Bilqis hanya geleng-geleng kepala saja dengan respon sang suami ini.

****

Keesokan harinya di sekolah Bilqis menjadi bahan gunjingan oleh para rekan sesama guru ketika ia baru saja datang. Beberapa guru yang memang secara terang-terangan tak suka pada Bilqis menyindir Bilqis bahwa tak seharusnya Bilqis menikah dengan keluarga Rendi yang sultan itu.

"Dari status saja mereka sudah beda jauh."

"Wajar saja kalau suaminya milih selingkuh orang istrinya aja masih mau kerja dan bukannya melayani suami."

"Wajar sih kalau suaminya kepincut pelakor lihat aja istri sahnya, gak terawat gitu mukanya."

Dan masih banyak lagi gunjingan yang menyudutkan Bilqis oleh ucapan nyinyir rekan sesama guru. Heran memang Bilqis dengan kelakuan teman sejawatnya ini namun ia lebih memilih diam dan tak menanggapi karena sebentar lagi bel jam pertama akan segera dimulai. Setelah bel dibunyikan maka Bilqis gegas keluar dari ruang guru dan membawa peralatannya mengajar namun ada seseorang yang memanggil namanya yang membuat Bilqis jadi berhenti.

"Pak Krisna?"

"Iya ini saya, lama saya tak jumpa dengan Bu Bilqis."

"Memangnya ada apa, Pak?"

"Ini saya ada sedikit oleh-oleh untuk Bu Bilqis, saya kemarin dinas keluar kota dan tiba-tiba ingat anda dan kemudian saya belikan saja ini, semoga anda suka."

"Terima kasih banyak Pak."

"Saya permisi dulu, saya mau kembali ke kantor."

"Baiklah Pak."

****

Lagi-lagi Bilqis menjadi bahan gunjingan guru yang membencinya karena ia dianggap kegatalan dekat dengan Krisna padahal Bilqis sudah punya suami. Bilqis jadi heran dengan maunya mereka itu apa, kenapa masih saja menggunjingnya terus menerus. Bilqis sudah mengajukan resign dari sekolah ini tepat setelah akhir semester genap maka ia akan pergi dari sekolah ini karena Bilqis merasa sangat tak nyaman dengan tingkah polah rekan sejawatnya di sini. Bilqis memacu kendaraan sepeda motor baru yang dibelikan oleh Krisna untuk pulang ke rumahnya dan ketika baru saja tiba di rumah, Ayumi langsung memicingkan mata ketika melihat Bilqis menenteng kado oleh-oleh dari Krisna untuknya.

"Diam di situ!"