Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Club
Ceklek
Juwita mengangkat kepalanya menatap seseorang yang tengah berdiri diambang pintu.Seorang wanita berpakaian cukup seksi melipat tangannya di dada tersenyum miring pada Juwita yang sedang menghapus air matanya dengan kasar.
Wanita itu menatap Juwita dari atas sampai kaki lalu tersenyum remeh."Gelandangan mana yang di bawa Pak Dave kesini", sinis wanita itu.
Juwita mengepalkan kedua tangannya,ingin rasanya ia menyumpal mulut wanita itu dengan sendal yang ia gunakan jika tak mengingat ini kantor milik sepupunya.
"Siapa kamu?",tanya Juwita.
"Aku?,Aku Clara calon istrinya Pak Dave",jawab wanita itu penuh percaya diri.
"Oh...",jawab Juwita acuh namun hatinya terasa begitu teriris.Pantas saja Dave tak pernah meliriknya ternyata kekasih pria itu sangat cantik dan modis serta juga seksi.
"Kenapa kamu sampai di bawa Pak Dave ke sini?,oh aku tau pasti maid baru untuk mengurus mansionnya ya",ujar wanita itu yang sengaja datang kesini saat mendengar beberapa karyawan mengatakan jika atasan mereka membawa seorang wanita keruangannya.Hal yang tak pernah pria itu lakukan selama ini.Karena ia melihat Dave keluar dari ruangannya bersama sekretarisnya membuat wanita itu memiliki kesempatan untuk melihat Juwita.
"Aku--
"Kelihatan sih",ujar Clara.
"Oh ya...aku ingatkan kamu untuk jangan berharap Dave menyukaimu,karena dia milikku",ujar Clara penuh penekanan.
"Tidak akan",jawab Juwita.
"Kalau begitu ayo pergi dari sini,dan ingat jangan lagi mendekati Dave atau aku akan mengatakan pada semua orang jika kamu pelakor",ujar Clara menunjuk pintu.
"Huffhhh...kalau aku gak--
"Nantangin kamu,hah?.Oke aku akan--
"Iya iya aku pergi",jawab Juwita dengan wajah kesalnya.
"Silahkan!",ujar Clara tersenyum penuh kemenangan karena ia berhasil menyingkirkan wanita yang berdekatan dengan pria yang selama ini ia inginkan.
Juwita melangkah lesuh memasuki lift, harapannya untuk kabur pupus sudah.Berharap Dave bisa menolongnya tapi pria itu sudah memiliki kekasih dan ia tak ingin di cap pelakor jika berdekatan dengan pria dingin itu.Mengenai Dave,gadis itu memang menyukai pria itu dan kini ia harus patah hati sebelum mengatakan cintanya pada pria itu.Hatinya terasa begitu sakit saat ini saat tau pria yang ia cintai telah memiliki kekasih.
Juwita keluar dari lift lalu berjalan keluar dari perusahaan itu dengan langkah lebar.Tujuannya saat ini adalah rumah temannya yang tak jauh dari sini.Dia berharap temannya ada dirumah.
Sementara itu Dave baru saja menyelesaikan meetingnya,pria itu segera kembali ke ruangannya setelah meminta sekretarisnya untuk mengirimkan hasil rapat.
Pria itu membuka pintu ruangannya namun tampak kosong.Pria itu memeriksa seluruh ruangannya termasuk kamar mandi namun hasilnya Juwita tak lagi berada diruangannya.
"Kemana gadis itu?",gumam Dave.
"Mungkin dia ke kantin", pikirnya.
Dave tak lagi memusingkan kemana Juwita pergi karena ia berpikir gadis itu hanya ke kantin.Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya.
***
Tok tok tok
Juwita mendatangi ruang temannya berharap sang teman berada dirumah.
Tok tok tok
"Ayu...ini gue Juwita", teriak gadis itu didepan rumah sederhana temannya itu.
Ceklek
"Juwi...",seru Ayu.
Juwita menoleh dan langsung berhamburan memeluk Ayu dan menangis terisak.Ayu yang tak tau apa apa tampak kebingungan.
"Lo kenapa Wi?",tanya Ayu mengusap pelan punggung Juwita berharap temannya itu tenang.
"Yu...gue kabur dari rumah",jawab Juwita mengurai pelukannya lalu mengusap air matanya.
"Ayo masuk dulu,kita bicara didalam",ujar Ayu membawa Juwita memasuki rumahnya.
"Minum dulu,biar Lo tenang setelah itu baru cerita", sambung Ayu menyodorkan segelas air putih.
"Terimakasih ya",jawab Juwita.
"Ya..."
"Ada apa Wi, kenapa Lo kabur dari rumah?", tanya Ayu.
Juwita tersenyum pilu."Gue di jodohin sama orangtua gue",jawab Juwita.
"What?, dijodohkan?.Ya Ampun Wi,ini bukan lagi zaman perjodohan.Ngadi ngadi aja orangtua Lo",pekik Ayu.
"Makanya gue kabur, boleh ya gue nginap disini untuk sementara waktu",ujar Juwita.
"Tentu...tapi malam ini Lo sendiri deh disini.Gue mau menghadiri ulang tahun salah satu teman kerja gue di club.Gak apa apa kan,gue paling pulang tengah malam.Disini aman kok",jawab Ayu.
"Gue boleh ikut gak?",tanya Juwita.
"No...Lo belum pernah datang ke sana Wi,yang ada Lo di sergap pria hidup belang",jawab Ayu.
"Boleh ya Yu.Gue gabut nih",ujar Juwita memohon pada temannya.
"Tapi Wi,Lo itu--
"Boleh ya",mohon Juwita.
"Huffhhh baiklah",jawab Ayu pada akhirnya membuat Juwita tersenyum senang.
Dan sinilah Juwita saat ini, disebuah Club' yang ramai dengan lautan manusia yang berpakaian minim.Juwita juga melukukan hal yang sama.Gadis itu memakai baju yang super ketat dengan punggung terbuka dibagian belakang.Juga rok mini diatas paha membuat gadis yang memiliki body goals itu tampak menawan.Banyak pasang mata yang menatapnya tak berkedip namun Ayu bersiaga melindungi temannya itu dari gangguan pria nakal.
Juwita duduk disalah satu meja bersama Ayu yang tampak menyapa orang orang yang ia kenali.Ayu tak meninggalkan Juwita walau sebentar.Ia takut temannya itu diseret pria hidung belang.
"Yu siapa nih?",tanya seorang pria menghampiri Ayu lalu menunjuk Juwita.
"Teman gue,jangan macam-macam Lo",ancam Ayu memasang wajah galaknya.
"Eits...oke oke,tapi kenalan boleh dong",ujar pria itu mengedipkan matanya pada Juwita membuat gadis itu merinding takut.
"Lihat,dia aja takut sama Lo.Sana cari wanita lain",ujar Ayu mendorong tubuh pria itu.
"Wi...dance yuk!",ujar Ayu menunjuk lantai dansa.
"Ayo",jawab Juwita bangkit dari duduknya lalu turun kelantai dansa bersama Ayu.
Iringan musik DJ membuat pada manusia yang ada di lantai dansa meliuk-liukkan tubuhnya begitu juga Juwita.Gadis itu tak sadar ada seorang pria berusaha mendekatinya dan menari dibelakangnya.
Dari kejauhan sepasang mata menatap tajam pada Juwita.Pria itu mengeras rahangnya saat melihat seseorang berusaha untuk menyentuh pinggang Juwita.Meski Juwita menolak dan tampak marah tapi orang itu tampak makin berani.
Pria itu langsung turun ke lantai dansa dan menarik kasar pergelangan tangan Juwita.Gadis itu tampak terkejut dan memberontak.
"Lepas...", teriak Juwita berusaha melepaskan tangannya.
Pria itu membawa Juwita keruangan VVIP khusus untuknya."Jadi begini kelakuanmu?",tanya pria itu menatap tajam Juwita.
"P-pak Da-ve an-da disini?",tanya Juwita tanpa menjawab pertanyaan Dave.
"Jawab pertanyaanku!",ujar Dave yang begitu terlihat marah melihat pakaian yang dikenakan oleh Juwita.
Juwita yang teringat akan kejadian dikantor pria biru tersenyum miring."Jika ia kenapa?,bukan urusanmu Pak Dave.Urus saja kekasihmu",jawab Juwita.
Dave mengerutkan keningnya karena tak paham dengan maksud ucapan Juwita."Apa maksudmu?",tanya Dave.
"Sudahlah lupakan saja",jawab Juwita.
"Kenapa kamu pergi begitu saja tadi siang.Aku memintamu untuk menunggu tapi kamu malah pergi",tanya Dave membuka jas yang ia gunakan lalu memasangkan pada tubuh Juwita yang terbuka.
"Aku--
"Ayo pulang,aku akan membantumu untuk kabur dari kedua orangtuamu",ujar Dave.
"Tapi--
...****************...