NovelToon NovelToon
Rintik Hujan

Rintik Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Cerai / Cinta Paksa / Beda Usia / Penyesalan Suami
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

"Jadilah kuat untuk segala hal yang membuat mu patah."
_Zia


"Aku mencintai segala kekurangan mu, kecuali kepergian mu."
_Darren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BELUM ADA KABAR

...RINTIK HUJAN

...

...“Aku hanya orang asing yang tanpa sengaja mengenalnya namun dengan begitu berani mencintainya.”

...

Melinda diam-diam menghapus pesan dan riwayat panggilan dari Zia, memanfaatkan mengambil handphone Darren yang terletak di tempat tidur saat Darren sendang membersihkan dirinya.

“Lo bakalan kalah Zia!”

Setelah itu mengembalikan ponselnya ketempat semula, lalu Melinda keluar dari kamar untuk mengambil makanan yang mereka pesan tadi.

Darren baru saja keluar dari kamar mandi dan sudah menggunakan pakaian yang dia beli saat perjalan kebandung, dia duduk diatas tempat tidur milik Melinda lalu memainkan ponselnya.

Darren mengingat sesuatu.

“Astaga Zia. Bagaimana mungkin saya melupakan untuk mengabarinya, dasar pikun.”

Darren tak membuang-buang waktu, dia segera mencari kontak istrinya. Lalu, segera menghubunginya.

“Kemana dia? Tak diangkat.”

Mencoba beberapa kali, tapi Zia tetap tak mengangkat panggilannya. Namun dia mendapatkan notifikasi dari nomor yang tak dikenal.

Ting

Itu adalah foto. Dengan segera Darren membuka pesan itu, lalu menatap sebuah gambar yang baru saja dia dapatkan dari pesan tak diketahuinya.

“Sial, dengan siapa dia?”

Darren segera menghubungi nomor itu, namun nomor yang baru saja mengirimkannya pesa sudah tak bisa dihubungi lagi.

Dengan kesal, dia menatap kembali foto itu. Dalam gambar Zia terlihat tertawa lepas dengan seorang pria yang terlihat mengusap kepala Zia. Gambar itu diambil dari belakang lebih tepatnya didepan tokoh bunga Zia.

“Dia tak mengangkat telponnya karena bersama laki-laki itu? Zia sudah berani rupanya.”

Zia bersama laki-laki yang tak diketahuinya itu siapa? Lalu bagaimana dengan Darren yang lebih dulu memiliki hubungan dengan Melinda?

Bahkan Darren tak mau mencari tahu kebenaran dari gambar itu. Dan tidak teliti melihat gambar laki-laki yang bersama istrinya.

Darren memang bodoh.

***

Nando sesekali menyeruput kopinya. Dia tak sendiri, pagi-pagi sekali Darren lagi-lagi menghubunginya untuk mengambil alih pekerjaan pria itu, dia ingin menolak. Namun, dia tak kuasa.

“Jadi? Kau hanya menerima kabar darinya tadi pagi, tanpa mengatan urusannya?” Tanya Aronald Andreas. Atau Aron ayah dari Darren.

Nando mengangguk membetulkan ucapan dari sosok yang terlihat masih mudah ini. “Benar pak, pak Darren tak mengatakan apapun selain menyuruh saya menghendel pekerjaan disini.” Tuturnya.

“Hm, dasar anak itu! Anton kau sudah menemukan lokasinya?” Tanyanya pada Antoni.

Mereka bertiga tengah duduk didepan ruang kerja Darren, disana ada sofa untuk tamu menunggu. Dan mereka bertiga duduk disana untuk melacak keberadaan Darren, karena telah terjadi sesuatu.

“Sulit melacaknya ayah, sepertinya dia menonaktifkan ponselnya.” Jawab Antoni. Dia memang sudah terbiasa memanggil Aron dengan panggilan Ayah, sebab Aron sendiri yang memintanya.

Aron bernafas dengan kasar, dia hendak mendatangi putranya untuk memberi info yang sangat penting. Namun, anaknya itu hilang entah kemana.

“Maaf pak, apakah sudah menanyakan pada mba Zia? Siapa tau mba Zia tahu dimana pak Darren.” Tutur Nando.

Plak

“Aaawwss. Ayah kenapa memukul ku?” Tanya Anton. Meringis pelan setelak ditabok oleh Aron.

Aron tak peduli. “Benar juga ucapan kamu, aduh maklum orang tua.” Ujarnya. Mengambil ponselnya untuk menghubungi menantunya.

“Nah ini nomornya.”

Aron menghubungi Zia, selang beberapa detik sambungan telpon itu berhasil diangkat oleh Zia.

^^^“Halo, assalamu’alaikum ayah.” ^^^

Aron meletakkan ponselnya di atas meja, hingga mereka bertiga dapat dengan jelas mendengar suara Zia.

“Wa’alaikum salaam nak, apa kabar kamu?” Tanya Aron. Sudah sejak lama dirinya tak bertemu dengan menantunya.

^^^“Alhamdulillah baik ayah, ayah dan bunda sehat?”

^^^

“Iya, Alhamdulillah kami sehat nak. Maaf nak, ayah mau tannya boleh?” Aron menatap Antoni dan Nando secara bergantian.

^^^“Ya Allah ayah, boleh lah.”

^^^

“Kamu bareng Darren ngak, soalnya ayah datang kekantor tapi Darrennya ngak ada. Jadi ayah pikir dia lagi bareng kamu.”

^^^“Maaf ayah, aku juga ngak tahu mas Darren kemana. Dari semalam mas Darren juga ngak pulang kerumah.”

^^^

Mereka bertiga saling melirik, namun Anton tiba-tiba saja mengingat sesuatu. Tangannya mengepal kuat.

“Loh jadi dari semalam dia ngak dirumah? Dia ngak ngomong ke kamu mau kemana?”

Aron mengutuk anaknya itu, bisa-bisanya dia membuat istrinya menunggu dirumah sendirian. Awas saja kau bocah tengik batin Aron.

^^^“Mas Darren cuman bilang mau keluar, ngak ngomong mau kemana. Memangnya mas Darren benar ngak masuk kerja ayah?”

^^^

“Begitu yah nak, ayah ingin bertemu dengannya. Namun, saat ayah tibah disini suami kamu rupanya tidak masuk nak.”

^^^“Iya ayah, ayah kalau semisal mas Darren udah ada kabar. Kasih tau aku atau bilang ke mas Darren buat hubungi aku ayah.”

^^^

Aron mengangguk walau Zia tak dapat melihatnya. “Baiklah nak, ayah tutup yah teleponya.”

^^^“Baik ayah.”^^^

Sambungan terputus.

“Ayah, sepertinya aku tahu Darren dimana dan dengan siapa dia saat ini.” Tutur Anton. Menutup laptopnya dengan keras.

“Dimana?” Tanya Aron.

Antoni sebenarnya tak ingin Aron tau, namun dia rasa ini adalah pilihan tepat. Mau bagaimana pun kebohongan Darren tetap terbongkarkan?

“Ayah masih ingat dengan Melinda? Mantan kekasih Darren yang pergi limah tahun lalu?" Tanya Anton. Menatap serius pada Aron.

Aron mengingat-ingat, lalu. “Tentu saja, wanita yang sudah menginjak-injak harga diri putraku. Mengapa dengan wanita itu?”

Tentu saja dia ingat wanita yang sudah jelas-jelas menginjak-injak harga diri putranya, hingga bagaimana Darren menutup hatinya hanya karena wanita itu. Dia sangat tahu bagaimana dulu wanita itu memoroti harta keluarganya.

“Mereka kembali menjalin kasih, dan mungkin saja Darren bersama wanita itu.” Jelas Anton. Dia tak bisa menutupi kebohongan Darren, dia tak ingin Darren kembali merasakan pahitnya jatuh hati pada orang yang salah.

“WHAT! Don’t be kidding, nid!” Jelas dirinya kaget.

Anton mengangguk. “I’m serious dad.”

“Jadi yang saya lihat kemarin itu benar? Pak Darren selingkuh?” Tutur Nando tak percaya.

Aron dan Antoni menatap Nando. “Yang benar saja kamu!”

“Jadi, dimana anak bodoh itu sekarang?”

“Kemungkinan dibandung, dia mengantar kembali nenek lampir itu.”

“Hah, awas saja kau bocah.”

“Ayah, biar saja Darren bermain sesuka hatinya. Kita lihat sejauh mana dia mampu berbohong, dan kita tunggu penyesalannya.”

Aron menatap Antoni. “Hm baiklah, jangan ada yang membocorkan ini pada Zia. Aku minta pada kalian berdua, awasi Darren. Jika dia berbuat sesuatu pada menantuku maka laporkan pada ku.”

Nando dan Antoni mengangguk kompak. “Baik.”

***

Zia baru saja menutup panggilan telpon dari ayah mertuanya. Sedari semalam hingga siang ini, suaminya masih tak memberinya kabar. Entah dimana keberadaannya.

“Ya Allah mas Darren kemana sih? Sesibuk itu sampai ngak ngasih kabar?”

Zia tetap melayani pembelinya, tokohnya berjalan dengan baik dan lancer. Zia tak ingin mengambil karyawan, dia seneng melakukannya sendiri. Lagi pula tokohnya ini sederhana, dia mampu mengurusnya.

“Selamat datang di tokoh bunga Flower Bouquet, ada yang bisa saya bantu?” Tanyanya dengan rama.

Zia melakukan mengingat yang dikatakan suaminya, jika ingin pekerjaan mu merasa ringan. Maka, cintailah pekerjaanmu dengan begitu kau bisa bekerja dengan ringan. Dan tentu saja merasa nyaman dengan pekerjaan itu.

“Ah iyah, saya mencari bunga peony. Apakah ada?” Tanya laki-laki yang masih sangat terlihat mudah.

Zia mengangguk. “Tentu saja ada.”

“Kalau boleh tolong rangkaikan untuk ku.”

“Baiklah, anda bisa menunggu disana.”

Lalu Zia dengan pelan merangkai bunga itu dengan rapih dan cantik. Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk merangkainya, lalu Zia membawa bawa bunga itu ke anak muda tadi.

“Ini bunga peony-Nya, bunga yang menjadi symbol cinta.” Ujar Zia.

Pemuda itu pun menerima dengan senang hati, kemudian melakukan transaksi. Dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada Zia.

“Terimakasih banyak mba.”

“Sama-sama, jangan lupa kembali lagi kesini.”

Setelah pemuda itu pergi, dia segera menutup tokohnya. Dia ingin segera pulang untuk memastikan suaminya sudah ada dirumah atau belum, seperti biasa Zia pulang kerumah dengan taxi.

Setelah menempuh setengah jam. Zia tiba dirumahnya, membuka pagar besi itu lalu menutupnya kembali. Melihat kegarasi mobil, garasi itu masih tertutup dan itu artinya suaminya masih belum pulang.

“Astagfirullah, mas Darren sebenarnya kemana?”

Zia membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja, lalu membereskan rumahnya. Seperti menguras kolam renang, lalu menata rapi bunga yang dirawatnya saat pertama kalinya dia kerumah ini.

Setelah dirasa pekerjaannya selesai, dia duduk digazebo dekat kolam. Kemudian memainkan ponselnya, sepertinya dia baru menyadari sesuatu.

“Mas Darren nelpon aku? Astagfirullah aku ngak liat Ya Allah.” Tutur Zia. “Tiga panggilan tak terjawab, maaf mas Darren.”

Zia kembali menghubungi suaminya, setelah beberapa detik. Sambungan itu tersambung juga.

“Alhamdulillah.”

Zia tersenyum cerah. “Assalamu’alaikum mas Darren.” Salam Zia dengan lembut.

“Halo, mas Darren?”

Zia bingung, diseberang telpon tak ada sautan. Mengecek kembali ponselnya, takut jika dirinya salah orang. Namun, itu benar nomor kontak suaminya. Lalu kenapa taka da sautan.

“Mas Darren kok diam ajah?”

Zia tetap bersuara, ingin memastika jika suaminya masih disana dan mendengarkan suaranya.

“Mas Darren dimana? Kok semalam ngak pulang? Telpon aku kenapa ngak diangkat? Pesan aku juga ngak di bales cuman diliatin doang, jadi mas Darren dimana? Kapan pulang mas?” Cecar Zia. Dia sangat khawatir dengan suaminya ini.

Tetap saja taka da sahutan dari suaminya, hingga sambungan itu berakhir. Membuat Zia kebingungan.

“Loh mati? Benar kok ini nomor mas Darren, lalu kenapa mas Darren ngak jawab aku? Atau aku udah ganggu mas Darren?”

Zia menatap pesannya yang lagi-lagi hanya centang biru, taka da balasan dari suaminya.

“Aku jadi makin ngerasa khawatir mas, setidak balas pesan aku. Singkat juga ngak apa-apa.”

Zia melamun, hingga pikirannya berkelana kemana-mana. “Mas Darren ngak mungkin.”

“Hahah, ngak mungkinlah. Astagfirullah Zia.”

Semoga saja pikirannya tidak lah benar, dia takut jika sampai hal itu terjadi.

1
Arieee
buat pisah aja biar daren nangis darah kalo tau Melinda hamil ma org lain🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rosma Niyah: boleh juga ide kak😂
total 1 replies
Alila Queen
kirain kham itu panggilan abraham, g taunya berdehem ya. agak mengganggu sih kata kata kham nya.
Rosma Niyah: terimakasih atas kritiknya kak/Pray/
total 1 replies
Rita Riau
mampus kamu Darren,,,, bakal nyesel seumur hidup 🙄
Zefanya Putri
ceritanya rapi..alur nya juga bagus..
Rosma Niyah: terimakasih banyak kak/Smile/
total 1 replies
Rita Riau
Zia jadi orang jgn lugu dan polos bgt,, tu suami mu sedang berduaan dgn ulet bulu. dasar Darren ga bener 🙄🙄
Rosma Niyah: iya mba
total 1 replies
Nuril Waru
lanjut lagi thor
Om Rusli Banjarmasin
lanjut thoor
Osaka Marketing
gak salah si daren mesen pork belly ? di cerita kan muslim
Rosma Niyah: terimakasih sudah mampir dan komentar 😄
Rosma Niyah: maaf ya, karakter Darren kan cerita ya jauh dari Tuhan. orang ya keras, suka minum2, dia masih berusaha buat berubah, proses merubah diri jauuh lebih baik itu kan banyak tantangannya, begitu pula pada Darren. dan tentu saja ini hanya fiksi/Pray//Pray/.



ambil positif nya dan buang negatifnya ya/Smile/
total 2 replies
Rita Riau
Darren masih ambigu,,,
di lanjut Thor,,, penasaran 🤔
Rosma Niyah: Darren emang ambigu kenapa mba?
total 1 replies
Yumnah Sri Dayanti
sadar daren nyesel tu g ada yg duluan plng akhir loh
Rosma Niyah: benar
total 1 replies
Rita Riau
dari awal jahat,,, ya tetap lah jahat tak berubah. itu yg Darren kejar,,,
moga Darren cepat menyadari nya🤔🤭🤲
Rosma Niyah: aamiin
total 1 replies
Syiffitria
semangat thor :) mampir jugaa ya :))
Rosma Niyah: iya, kalau ada waktu ya
total 1 replies
Rita Riau
bego bener" bego si Darren,,, ku tunggu penyesalan mu Darren,,,
lanjut Thor. ku ingin si Darren hancur,, udah menyia yia kan berlian
Rosma Niyah: waduhhh
total 1 replies
Rita Riau
ga sabar nunggu lihat Darren bucin sama Zia 🤭😍
Rita Riau
semangat Zia taklukin tuh kulkas,,
Rosma Niyah: semangat oke... oke... oke
total 1 replies
Rita Riau
Darren kamu itu manusia paling jahat kejam dan yg parah lagi paling bodoh,,
Rosma Niyah: ada tambahan lagi mba?
total 1 replies
Rita Riau
biar kan Zia di culik Dirga biar si Darren bangkrut,,
Rosma Niyah: Dirga atau Anhar yang cocok sama Zia?
total 1 replies
Rita Riau
begini mungkin istri yang Solehah walaupun di apa"in ga menyenangkan masih lagi berbakti,,,
yakinlah Lo bakalan nyesel Darren,,,
Rosma Niyah: uhhh, kita liat ajah nanti
total 1 replies
Rita Riau
ini beneran begok,,, udah Zia diemin aja suami ga tau diri mu itu,,🙄
Rosma Niyah: sabar mbak
total 1 replies
Rita Riau
iya Zia buat suami mu klepek klepek
bikin tuan arogan bertekuk lutut 💪👍🏻😍
Rosma Niyah: kita kawal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!