Cassanova Pencabut Nyawa

“Apa?! Tom ditahan? Bagaimana bisa?” pekik Ailen begitu mendengar berita tentang Tom dari Rendi.

Rendi kemudian menceritakan detailnya kepada Ailen.

“Omong kosong! Bagaimana mungkin Tom membunuh Kathrine?”

“Tapi malam itu memang tidak ada seorangpun yang melihat Tuan lagi setelah meninggalkan acara makan malam bersama Tuan Baskara. Sehingga tuan tidak memiliki alibi. Ditambah lagi, semua saksi mengatakan bahwa hanya Tuan yang datang berkunjung ke apartemen itu pada hari itu. Nona Kathrine juga tidak keluar lagi setelah Tuan meninggalkan apartemen itu.”

“Lalu apa ada saksi yang melihat Tom keluar atau masuk ke apartemen itu lagi pada malam harinya?”

Rendi menggeleng. “Polisi masih mencari bukti dan saksi untuk itu.”

“Ini benar-benar gila! Jadi Tom ditahan hanya karena sapu tangan yang entah bagaimana bisa ada di sana?”

Rendi mengangguk. “Tuan butuh pengacara handal untuk membantunya.”

“Tentu!” Ailen segera mengambil pena dan kertas di mejanya, lalu menuliskan beberapa nama, alamat dan kontak yang bisa Rendi hubungi. “Ini adalah daftar pengacara terbaik di negri ini. mereka pasti bisa menyelesaikan masalah ini dengan sekali kedipan mata.”

“Baik, Nyonya. Saya akan segera menghubungi mereka. Terima kasih.”

Ailen mengangguk. “Pergilah!”

‘Aku ngga bisa diam saja. Kalau dibiarkan seperti ini, Tom akan benar-benar masuk ke dalam jebakan dan mendekam di penjara.’

*******************

Kamil masuk ke dalam ruang kerja Dave dengan tergesa-gesa. “Lapor Tuan! Nyonya sudah pergi dari rumah.”

“Apa? Kemana? kenapa tidak meminta ijinku lebih dulu?”

“Maaf Tuan. Saya tidak tahu. Tadi setelah Rendi pergi, Nyonya juga langsung ikut pergi dengan mobilnya sendiri.”

“Awasi dia! Laporkan setiap gerak-geriknya dengan detail.”

“Baik Tuan.”

Ailen sadar betul bahwa sejak keluar dari kediaman keluarga Harrison, ia sedang diikuti dan diawasi. Jadi ia memilih untuk singgah di rumah Erick.

Kamil langsung melaporkan hal itu kepada Dave.

‘Apa yang Ailen lakukan di rumah Erick? Rendi pasti tidak bisa masuk untuk mencari tahu. Aku harus segera menghubungi Julia.’ Gumam Dave sambil meraih ponselnya.

Sementara itu, Ailen sengaja meminta Erick untuk bicara empat mata dengannya di ruang kerja. Ia tidak ingin ada orang lain yang mengetahui isi pembicaraannya dan membocorkannya kepada Dave. Ia hanya ingin tahu apakah selama ini Erick lah yang diam-diam membantu Dave untuk mencelakainya dan Tom saat berada di Beijing.

“Ada apa, Len? Apa Dave tahu kamu datang sendirian ke sini?” tanya Erick cemas.

“Kak Erick tenang saja. Kak Dave tahu aku datang ke sini.”

“Lalu ada apa? Tidak biasanya kamu pergi sendirian seperti ini. apa ada masalah dengan Dave? Penyakit jantung Dave kambuh?”

Ailen cepat-cepat menggeleng. “Kak Dave baik-baik saja.”

“Lalu apa yang kamu inginkan. Len, kamu tahu kan aku tidak pernah mau bermasalah dengan Kak Dave?”

“Aku tahu Kak. Aku ngga akan menyulitkan Kak Erick dengan berada lebih lama di sini.” Ujar Ailen sambil menyapu seisi ruangan berharap menemukan foto atau informasi lain tentang pria yang berusaha menculiknya beberapa hari lalu.

“Apa kau mencari sesuatu?”

“Ah tidak. sebenarnya ada hal yang mau aku tanyakan sama Kak Erick. Waktu datang ke ulang tahun Kevin waktu itu, aku kebetulan meminjamkan syalku untuk membalut luka salah seorang pelayan Kakak. Tapi aku baru ingat kalau syal itu adalah kado ulang tahun dari Kak Dave. Jadi aku datang ke sini untuk mencari orang itu. aku harus mendapatkan kembali syal itu karena sudah tidak ada satu toko pun yang menjualnya. Apa Kak Erick bisa membantuku?”

“Apa kamu ingat seperti apa orangnya?”

“Seorang pria, kulitnya agak gelap, tingginya segini, agak gemuk dan kepalanya plontos. Ah, satu lagi, ada tahi lalat di pelipis kirinya.” Jelas Ailen sambil menunjukkan posisi tahi lalat pria itu.

“Oh, itu Budi. Dia memang pelayan kami tapi sudah mengundurkan diri dua minggu yang lalu. Katanya mau pulang kampung.”

‘Pulang kampung? Kenapa hampir sama dengan modus Bik Sih?’

“Lalu apa Kak Erick tahu dimana kampung halamannya?”

“Apa kamu berniat datang kesana?”

“Bukankah aku sudah bilang? Aku harus mendapatkannya bagaimanapun caranya.”

Erick tampak ragu. “Aku tidak tahu persis dimana kampung halamannya. Tapi Julia cukup dekat dengannya. Dia yang membawa Budi kerja di sini. Biar aku tanyakan. Dia pasti tahu.”

“Kak Julia?”

“He’eh.”

“Ya sudah, biar aku yang tanya sendiri sama Kak Julia nanti. Kalau gitu aku ngga akan ganggu Kak Erick lagi.”

“Baiklah, aku juga harus segera kembali ke kantor untuk rapat. Tunggu saja di sini! Sebentar lagi Julia akan pulang.”

“Baik, Kak.”

******************

Setelah mendapat telpon dari Dave, Julia yang sedang berada di sekolah Kevin bergegas kembali pulang untuk menemui Ailen di rumahnya. Tapi saat tiba di sana, Ailen sudah pergi. Ia segera menghubungi Dave.

“Dia sudah pergi.”

“Tidak mungkin. Kamil berjaga di depan dan tidak melihat mobil Ailen keluar dari rumah kamu.”

“Apa? Ngga mungkin. Aku tidak melihat ada mobilnya di parkiran depan. Aku juga sudah berkeliling rumah dan menanyai semua pelayan tapi tidak ada yang melihat keberadaannya di rumah ini.”

“Baiklah, aku akan mengecek gps mobilnya dan meminta Kamil mengejarnya.”

“Oke.” Julia menutup telponnya lalu berjalan kembali ke kamarnya. Saat melewati jendela yang mengarah ke halaman samping, ia tidak sengaja melihat mobil Ailen terparkir di sana. ia segera menghubungi Dave kembali tapi saluran telponnya sibuk.

Julia menutup ponselnya lalu berkeliling dan mengerahkan semua pelayan untuk mencari tahu keberadaan Ailen di seluruh penjuru rumahnya termasuk ruang kontrol tempat seluruh cctv di rumahnya bisa terlihat.

Ia memutar kembali tanyangan cctv saat Ailen berada di rumahnya dan bayangannya menghilang setelah masuk ke ruang kerja Erick karena ruang itu memang merupakan salah satu ruangan yang tidak dilengkapi cctv selain kamar tidur. Beberapa menit kemudian, mereka kembali keluar dari dalam ruang kerja dan dari cctv yang ada di tempat parkir terlihat jelas bahwa Ailen sengaja meninggalkan mobilnya dan memilih untuk menumpang mobil Erick.

“Sial!” rutuk Julia yang terus berusaha menghubungi Dave untuk menceritakan apa yang sudah Ailen lakukan kepada mereka.

Karena belum juga bisa menghubungi Dave, Julia akhirnya memutuskan untuk menghubungi suaminya, Erick, untuk menanyakan keberadaan Ailen.

“Tadi dia emang numpang mobil aku karena katanya ban mobilnya kempes. Dia sengaja meninggalkan kunci mobilnya di rumah kalau-kalau ada pelayan Kak Dave yang datang untuk mengambil mobilnya.”

“Apa?! Lalu dimana dia sekarang?”

“Aku ngga tahu. Tadi dia minta diturunkan di persimpangan Pahlawan. Terus aku lanjut pergi ke kantor. Memangnya ada apa?”

“Aduuuh! Kamu selalu saja bertindak ceroboh dan ngga berguna!” hardik Julia sebelum memutus sambungan telponnya dengan Erick.

‘Apa yang sebenarnya dia inginkan? Apa dia menemukan sesuatu? Atau dia justru sudah curiga dan sedang menyelidiki sesuatu di rumah ini?’

“Aisshhhh! Sial!!!”

**************************************