Cassanova Pencabut Nyawa

Cassanova Pencabut Nyawa

Impian dan Kenytaaan

Sepasang kekasih tengah menikmati secangkir kopi yang dipadu dengan indahnya bulan purnama di sebuah kafe di tepi sungai Tawang. Keduanya duduk berdampingan sembari membahas rencana besar yang ingin segera mereka wujudkan setelah bertahun-tahun menunggu.

“Kamu sudah menjadi magister sekarang, sudah waktunya juga untuk menjadi nyonya Thomas Harrison.”

Ailen tersenyum mendengar celotehan sang kekasih yang sudah menawan hatinya selama tujuh tahun terakhir ini. “Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang, tuan muda?”

“Melamarmu.”

“Bagaimana kalau Papa menolakmu?”

“Tidak ada alasan bagi papamu untuk menolak calon menantu sempurna yang tampan dan kaya sepertiku, haha...”

“Cih.... Baiklah kalau kau seyakin itu. Aku akan membawamu menemui papa dan memintanya menikahkan kita besok. Gimana?”

“Deal. Aku sudah setia menunggumu selama ini. Kurasa menikahimu malam inipun aku tidak akan keberatan.”

Keduanya kembali tersenyum dan saling berpelukan penuh kehangatan dan cinta yang menggebu-gebu.

*********************

Malam itu juga Ailen membawa Tom pulang untuk menemui sang ayah untuk membicarakan pernikahan mereka. Ia ingin segera memenuhi janjinya kepada Tom untuk bersedia menerima pinangannya setelah menyelesaikan studi S2-nya. Karena jauh di dalam lubuk hatinya ia juga sudah tidak bisa lagi terpisah dari pria flamboyan yang selalu setia mendampinginya itu.

Tom memacu motor sportnya dengan hati berbunga-bunga. Senyum bahagia seolah tidak ingin pergi sedikitpun dari bibir indahnya. Jantungnya berdebar membayangkan gadis yang tengah memeluk erat pinggangnya itu akan segera sah menjadi istrinya. Tom menggenggam tangan Ailen yang melingkar di pinggangnya itu dengan erat. Sementara sebelah tangannya yang lain tengah mengendalikan laju motor.

“Tom, perhatikan jalanmu!” tegur Ailen.

“Siap, Nyonya! Anda tenang saja, hamba akan membawa anda pulang dengan selamat.” Sahut Tom bercanda.

Ailen menjitak helm Tom dengan keras. “Kelakuan!”

Tom kemudian menggeser tangan Ailen ke dadanya, berharap gadis itu merasakan debaran jantungnya yang kian menggila karena bahagia yang membuncah.

“Apa kau sebegitu takut bertemu ayahku?” goda Ailen.

“Apa kau pikir aku berdebar karena takut?” tanya Tom tak terima dengan kesimpulan Ailen yang semena-mena.

“Kalau begitu kau pasti sedang lapar berat.”

Tom langsung menepis tangan Ailen dengan kasar. Sementara Ailen justru terkekeh melihat prianya merajuk. Tom kemudian menambah laju motornya agar bisa segera menemui sang calon mertua.

************************

Ketika Tom dan Ailen tiba, rumah Ailen sudah dipenuhi oleh kerumunan orang yang datang untuk melayat. Raut kebahagiaan di wajah Ailen memudar seketika.

“Ada apa ini?” tanya Ailen pada salah satu pelayannya yang kebetulan keluar untuk menyambut para tamu.

“Non....” tangis pelayan itu kembali pecah di hadapan Ailen.

Ailen meraih pundak pelayan itu dan mengguncangnya degan keras. “Katakan apa yang terjadi?”

“Non Keysa, Non.... Non Keysa.....”

Ailen langsung berhambur masuk ke dalam rumah dan melihat tubuh sang kakak telah terbujur kaku di dalam peti. Tubuh Ailen lunglai seketika. Tangisnya tak terbendung lagi.

Pak Tito, ayah Ailen langsung menghampiri dan memeluknya.

“Kakak kenapa, Pa?”

“Keysa terkena serangan jantung. Tadi papa sudah berusaha hubungin kamu tapi hp kamu mati. Kamu harus kuat, Len.”

Tom terpaku melihat apa yang terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa bencana itu datang pada hari dimana ia seharusnya memulai kebahagiaannya bersama Ailen. Tom menghampiri Dave, kakaknya yang kebetulan adalah suami Keysa sekaligus kakak ipar Ailen, yang berdiri di samping Bobby Harisson, ayahnya. Dave langsung memeluknya sambil menangis. Jadi Tom hanya bisa menepuk pundak sang kakak tanpa banyak bicara.

Pak Tito mulai melepaskan pelukannya perlahan. “Jangan terlalu sedih, Len. Orang terakhir yang ingin Keysa temui adalah kamu. Dia bahkan meninggalkan ini untuk kamu.”

Pak Tito kemudian menyodorkan sebuah amplop berisi surat kepada Ailen.

Ailen buru-buru membuka dan membacanya. Ia sangat ingin tahu apa yang ingin Keysa sampaikan kepadanya pada saat-saat terakhirnya.

Tapi bukannya merasa lega, tangis Ailen semakin menjadi setelah membca surat itu. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat menahan luapan emosi yang hendak berhambur dari mulutnya.

Melihat reaksi sang putri bungsu, Tito kemudian mengambil surat wasiat dari tangan Ailen dan membacanya. Ia akhirnya tahu kenapa Ailen bereaksi seperti itu.

“Len, papa tahu ini berat untuk kamu. Kamu tidak perlu memenuhinya jika tidak sanggup. Papa tidak pernah mau kamu melakukan hal yang tidak kamu inginkan.”

Tom yang ikut penasaran langsung mengambil surat itu dari tangan Pak Tito lalu membacanya.

“Omong kosong!”

“Tom!” tegur Pak Tito. “Om tahu kamu sulit menerima ini, tapi ini adalah wasiat dari Keysa, kakak kandung Ailen. Jadi setidaknya kamu harus menghormati dia.”

Ailen bangkit dari duduknya lalu berhambur menuju kamarnya. Tom pun segera mengejarnya.

“Ai, tunggu! Kamu ngga akan menyetujui permintaan konyol Keysa kan?”

Ailen menghentikan langkahnya. Dengan tetap membelakangi Tom, ia berkata, “Itu adalah permintaan terakhir Kak Keysa.”

“Aku tahu bahwa kamu sangat menyayangi Keysa.Tapi Keysa juga tahu betul kalau kita sudah lama saling mencintai. Dia pasti akan memahami keberatan kamu. Jadi kamu tidak harus berkorban sebesar itu untuk orang yang sudah meninggal.”

“Kak Keysa juga tidak meminta itu untuk dirinya. Ia hanya ingin aku menjaga Alvin dan Kak Dave.”

“Dengan menikahi Kak Dave?! Omong kosong!!”

“Memangnya kenapa kalau aku menikahi Kak Dave?”

Tom langsung menarik lengan Ailen hingga keduanya berdiri saling berhadapan. Ia meraih kedua lengan Ailen sambil menatapnya lekat. “Ai, katakan kalau kau tidak ingin menerima wasiat ini dan akan kupastikan tidak ada seorang pun yang berani memaksamu!”

Ailen menepis tangan Tom. Dengan segenap kemampuannya, ia berusaha menahan bongkahan air mata yang siap meleleh di matanya demi menghadapi Tom dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri.

“Memangnya kenapa aku harus menolak keinginan Kak Keysa? Kak Dave adalah Presdir Harrison Group, pria paling kaya dan berpengaruh di negri ini. Ia memiliki semua yang aku inginkan sebagai seorang wanita.”

Tom mundur beberapa langkah. Ia tidak menyangka bahwa kalimat itu akan meluncur begitu saja keluar dari bibir seorang Ailen yang sangat dicintainya. “Apa kau yakin bahwa itu adalah semua yang kau inginkan?”

“Aku ingin menjadi nyonya kaya yang terhormat dan berkuasa. Kak Dave atau kamu, apa bedanya?”

Tom merasa seolah ia baru saja ditampar dengan sangat keras hingga tubuhnya linglung dan kehilangan pijakan. Ia sudah menemani dan menjaga Ailen selama tujuh tahun demi menjadikannya satu-satunya istri sahnya tapi ia dicampakkan begitu saja hanya karena sebuah surat wasiat. Dan parahnya lagi, orang yang akan merenggut seluruh kebahagiannya itu adalah Dave, kakaknya sendiri. Air mata Tom meleleh sekeras apapun ia berusaha menahannya.

“Baiklah, jika memang itu yang kau inginkan, maka seperti yang aku lakukan selama ini, aku akan selalu mendukungmu. Tapi, ingat! Setelah hari itu tiba, aku akan menjemputmu dan kau tidak akan punya pilihan lagi untuk menolak.”

*******************************

Terpopuler

Comments

💕Kak Yoanne💞

💕Kak Yoanne💞

ikut baca

2024-03-19

0

yumin kwan

yumin kwan

hadir....
astaga, bab pertama saja sudah begitu menyedihkan.....

2024-03-13

0

👑Queen of tears👑

👑Queen of tears👑

hadir thor🤗

2024-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!