Sequel The Mantans dan Merried by Order
Valleta Atria Praja anak pertama pasangan Vita dan Mamat berusia dua puluh lima tahun, cantik, pintar dan juga mapan. Diusianya yang sekarang Letta dituntut oleh mommynya untuk segera menikah karena sang mommy yang sudah berusia senja itu takut tak bisa menyaksikan dirinya menikah, apalagi dia sudah dilangkahi oleh adik lelaki satu-satunya yang sudah duluan menikah. Disaat kondisi seperti ini sayangnya Letta baru putus cinta dengan sang pacar karena sang pacar minder dengan status sosialnya. Disaat dia sedang frustasi karena ditinggal oleh pacar dan dituntut menikah itu, justru ia dipertemukan dengan Devano anak Gelsey dan Satria, cowok yang berusia jauh lebih muda darinya, mereka di tangkap basah saat tengah malam Letta berduaan dengan Devano di rumah cowok karena baju Letta yang basah kuyup karena hujan yang tiba-tiba mengguyur deras di daerah itu. Dan mereka akhirnya dipaksa menikah oleh warga disana.
Ikuti IG ku 16_rens
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Usaha Letta
Sudah jam sepuluh pagi, dan Letta harus segera ke kantor, banyak hal yang harus Letta kerjakan hari ini.
Dengan langkah pelan (karena serasa masih ada yang mengganjal di bawah sana, meski tidak sesakit tadi) Letta mandi dan menggunakan baju kerjanya.
Letta mencari keberadaan mama mertua, ia menemukan Gelsey sedang terbengong dengan menatap layar ponsel yang menghitam.
"Maaaaa." Suara Letta membangunkan lamunan Gelsey.
"Mau berangkat Let? Udah mendingan emang?" tanya Gelsey melambai meminta Letta mendekat.
Letta mengernyitkan kening, bingung dengan pertanyaan Gelsey, apa mungkin......
"Aku nggak kenapa-napa kok ma." Letta meringis, dia tahu suami berondongnya itu pasti bicara yang tidak-tidak pada sang mama.
"Oh syukur deh, soalnya memang nggak nyaman saat pertama kali."
Letta tersenyum salah tingkah, bukan masalah sebenarnya bila mama mertua tahu tapi kan..... malu, dasar Devano ember.
"Mama udah telpon papa belum?" Pertanyaan sederhana Letta membuat Gelsey resah tiada tara, pasalnya Satria adalah tipe pria yang tak bisa berjauhan dengannya, pun misalnya mereka berjauhan selalu ada waktu untuk mereka saling menanyakan kabar masing-masing.
"Kenapa ma?" tanya Letta lagi setelah melihat Gelsey resah.
"Mama nyembunyiin sesuatu?" desak Letta tak sabaran karena Gelsey hanya berdiam diri sejak tadi.
"Sebenarnya sejak semalem papa nggak bisa dihubungi Let, mama khawatir papa kenapa-napa." Gelsey mulai terisak, prasangka buruk bersliweran di kepalanya.
"Mama tenang dulu ma, siapa tahu baterai papa habis, Devano udah tahu belum?" tanya Letta mulai terserang kepanikan juga.
"Devano belum tahu," jawab Gelsey lirih.
"Mama tenang dulu ya, Letta tinggal buat kerja dulu nggak papa ma?Sekalian mau ngomongin masalah ini sama Vetsa, mama jangan banyak pikiran." Kaki Letta berat untuk meninggalkan mama mertuanya sendiri.
"Berangkat aja Let, nanti temen mama mau pada kesini kok," ucap Gelsey sambil menyunggingkan senyum manis, sengaja agar menantu cantiknya tidak berfikir aneh-aneh.
Letta beringsut, mencium pipi mertua, lalu bergegas menuju kantor.
Sebelum melajukan mobilnya, Letta sempat mengirim pesan ke nomor ponsel Devano agar sepulang sekolah suaminya itu langsung pulang, buat nemenin mamanya di rumah.
Sampai di kantor, Letta tidak langsung menuju ruang kerjanya, justru kakinya melangkah menuju ke ruangan Vetsa.
"Pak Vetsa ada kan Re?" tanya Letta ke Rere sekretarisnya Vetsa.
"Ada bu, tapi ada pak Mathew juga, beliau baru aja dateng," jawab Rere sopan.
"Oh oke." Letta mengetuk pintu itu sekali dan setelah dipersilakan oleh Vetsa baru Letta masuk ke ruang kerja sang adik.
"Lho kak, katanya sakit?" tanya Mamat saat Letta mencium punggung tangannya.
"Cuman agak capek aja Dad," jawab Letta sambil duduk lalu ngusel ke lengan daddy nya.
"Dih kak nggak malu apa kayak gitu ke daddy, ngusel sono ama laki lo," tegur Vetsa sambil merotasi kedua matanya, Letta dan daddy ibarat dua kutub magnet yang saling tarik menarik.
"Kangen daddy," ucap Letta sekarang malah melingkarkan tangan ke perut Mamat.
"Lagian kamu masih satu kota juga, jarang nengokin daddy sama mommy," tegur Mamat sambil mengusap rambut Letta lembut.
"Lagi riweh Dad, apalagi kami lost contact dengan papa sejak semalem, Letta khawatir, benar-benar khawatir."
"Ini sebenarnya ceritanya gimana sih kak, kok bisa tuan Atmaja memutuskan kerjasama secara mendadak gitu?"
"Ya.... ya.... sebenarnya masalah sepele sih, karena cucu kesayangannya marah Devano pacaran ama aku."
"Hah! Maksudnya gimana sih?" tanya Vetsa bingung.
"Jadi ceritanya tuh gadis itu udah temenan dari kecil sama Devano, dan naksir suami aku, tapi suami aku nggak ada perasaan lebih dari sekedar teman, apalagi kami kan udah nikah, dan kami ada di perasaan yang sama, ditolaklah cinta si Freya itu sama Devano, ia nggak terima, ngadu ke pak atmaja, dan pak atmaja langsung.... tes, mutusin hubungan kerjasama ama papa." Letta menerangkan dengan tangan memperagakan gunting saat kata 'tes' meluncur dari bibirnya.
"Jadi ini cuman masalah percintaan abege labil yang ditolak oleh cowok yang didemenin?" tanya Daddy menggelengkan kepala.
"Iya dad, mana dia nuduh aku selingkuh sama Vetsa, kalo nggak inget umur udah aku bejek dia," sahut Letta dengan menggertakkan gigi.
"Terus rencana kamu apa kak?" tanya Mamat.
"Aku udah minta mama buat nyuruh papa pulang, sama mau minta bantuan daddy sama Vetsa buat bantu cari supplier pengganti buat papa," jawab Letta pelan.
"Kalo dalam waktu dekat sih daddy nggak jamin bisa menuhin supply ke mertua kamu Let, kamu tahu kan berapa banyak restoran yang dimiliki papamu, udah gitu resto nya Satria itu resto high class jadi ya memang butuh barangnya yang kualitas premium, kalo dalam waktu dekat ya paling daddy cuman bisa bantu beberapa ratus kilo dulu," terang Mamat.
"Oke Dad, nggak napa yang penting buat day by day dulu aja, lo gimana Sa?" tanya Letta menatap adiknya yang menatap dirinya sambil tersenyum.
"Lo tuh kerja di perusahaan ini atau perusahaan mertua lo sih kak? Perasaan lo nggak gitu-gitu amat kalo perusahaan ini sedang kena masalah," ledek Vetsa.
"Bukannya gitu Sa, disini kan ada lo, gue, daddy, bahkan mommy pun masih bisa diajakin ngobrol, nah di sana kan cuman papa seorang yang mikir, mama aja santai nya minta ampun, apalagi Devano yang masih sekolah itu, huft..... " keluh Letta frustasi.
"Emang mama mertuamu nggak pernah bantu ngurusin bisnis suaminya?" tanya Daddy bingung.
"Nggak Dad." Letta tertawa membayangkan betapa santainya Gelsey itu. "Mama mah nggak kerja juga duit dari bagian saham di perusahaan opa bramenda juga lebih dari cukup untuk hidup, jadi ya wajar sih kalo hidupnya santai kayak di pantai."
"Iya sih perusahaan opa nya Devano itu gedenya sebelas duabelas ama perusahaan opa kalian. Sebenarnya sih daddy bingung kenapa Atmaja corp seberani itu nantangin Satria?" gumam Mamat bingung.
"Kan mereka nggak tahu dad, kalo kak Letta itu cucu dari Sutama Praja dan anak dari Mathew Alexandrio Praja, makanya lo kak kalo nulis nama tuh jangan disingkat jadi Valletta Atria P, diremehin kan jadinya." Vetsa tergelak, mengingat dimanapun mereka menghadiri acara pasti nama Letta disingkat seperti itu.
"Ya kan biar nggak dipandang sebelah mata dikira aji mumpung!" sungut Letta kesal.
"Oke kalo menurut daddy, kita harus gerak cepat ini buat bantuin nyari supplier buat Satria, pertama kamu Let, usahain ngobrol sama papamu, dia butuh apa aja, terus kita bantu cari di seluruh Indonesia kebutuhan itu, bila perlu untuk sementara waktu harus import ya apa boleh buat, misalkan endingnya kita nggak nemu yang dia perlu, kita bisa alokasi lahan kita untuk menyediakan keperluan usaha mereka," kata Mamat tegas, pada dasarnya dia memang sudah suka dengan kerja keras Satria sejak dulu, apalagi sekarang mereka menjadi besan seperti ini.
"Oke deh dad, aku juga coba hubungi supplier kita yang di Jepang sana, andai kita tambah orderan masih mampu nggak." ucap Vetsa.
"Terimakasih ya dad, Sa, aku bangga punya keluarga seperti kalian, ya udah aku balik ke ruanganku dulu." Letta bangkit dan melangkah sampai suara Vetsa menghentikan langkahnya.
"Kak.... lo ngapain jalan agak ngang**ng gitu?!"
______________
Kesayangan kuhhh semua, hari ini aku sengaja double up ya, sebelumnya maafkeun akuhhh yang nggak bisa nulis panjang, pengeennn banget buat nulis panjang dan sering double up, tapi apa daya aku harus bagi waktu buat kegiatan ku di dunia nyata dan dunia tulis menulis.
Terimakasih buat semuanya yang setia nunggu update cerita ini.
Aku tunggu like kalian, salam sayang buat kalian semuahhhhhhh dari akuhhhhhh
