NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Balas Dendam

Terlahir Kembali Untuk Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Dendam Kesumat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / trauma masa lalu
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: lizkook lovers

Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.

Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.

Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.

Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.

Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.

Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.

"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Aellyn dan Re segera pergi ke ruang tengah setelah menyelesaikan urusan mereka di dalam kamar.

"Pagi semua," sapa Re dengan senyuman manis sambil merangkul pinggang sang istri tercinta.

"Cie yang habis olahraga bangun kesiangan," goda Leona yang tengah memangku baby Lala.

Pipi Aellyn sontak memerah padam mendengar ucapan sang kakak. Oh tidak, apakah suara Aellyn sekencang itu hingga Leona tau bahwa semalam ia dan Re habis melakukan hal itu?

"Ehem,,,gak usah malu-malu, wajar kalau suami-istri melakukan hal yang seperti itu," ucap Ria.

"Kalian pasti belum makan kan? Sana ke ruang makan, sarapan dulu baru kesini lagi," perintah Ria sebelum mengambil alih sang cucu dari pangkuan Leona.

"Iya mom, kami makan dulu ya, permisi semua," Aellyn membungkuk dengan sopan sedangkan Re hanya tersenyum lembut pada semua orang sebelum membawa Aellyn pergi ke ruang makan.

Entah hanya perasaan Aellyn saja atau Mika sejak tadi memang menatapnya?

Aellyn tidak tau apa maksud dari tatapan itu, yang Aellyn tau, Mika pasti menatapnya karena ucapan sang kakak yang membeberkan kegiatannya bersama sang suami semalam.

"Sayang!" Aellyn dibuat terkejut saat Re menepuk bahunya cukup kencang.

Wanita cantik itu menoleh ke arah sang suami dengan tatapan bingung seperti orang linglung.

Re yang melihat ekspresi istrinya seperti itu pun tergelak. Oh tuhan, tidak bisakah Aellyn berhenti terlihat menggemaskan untuk beberapa saat? Rasanya Re ingin sekali mendekap Aellyn lalu menyembunyikannya dari semua orang supaya hanya dirinya saja yang bisa melihat keimutan Aellyn.

Kening Aellyn berkerut saat melihat Re yang tertawa lalu berteriak menahan gemas lalu tertawa lagi saat Aellyn mengedipkan matanya.

Dia masih waras kan?

Selesai sarapan, Aellyn dan Re pun kembali ke ruang tengan untuk berkumpul bersama yang lainnya.

"Dipanggil keluar kamar lama, sarapan juga lama, kalian ini sebenarnya ngapain aja sih disana?"

Aellyn melirik tajam pada kakak pertamanya. Si-al, wanita yang berusia dua tahun lebih tua darinya itu memang menyebalkan. Leona jelas-jelas sedang menggodanya dan Re, menuduh bahwa mereka melakukan hal yang tidak-tidak di kamar dan ruang makan pagi ini padahal mereka hanya berciuman mesra saja tadi.

Tidak memperdulikan ocehan kakaknya yang menyebalkan, Aellyn lebih memilih untuk memusatkan atensinya pada sang ponakan cantik yang tengah terlelap.

Bayi yang baru berusia beberapa hari itu terlihat sangat pulas dalam tidurnya, sesekali mulut kecilnya juga akan terbuka dan itu sungguh membuat Aellyn merasa gemas hingga ia tak tahan untuk tidak mencolek-colek pipi memerah sang keponakan.

"Aellyn."

Sang empu pemilik nama segera menoleh saat namanya dipanggil.

"Ya?" Ia menatap penuh tanya pada ibu mertuanya.

Wanita setengah baya itu tersenyum dengan lembut ke arah Aellyn, terlihat tak biasa namun Aellyn memakluminya karena mereka sedang ada di rumah orang tua Aellyn, jadi mungkin saja Mika ingin terlihat seperti ibu mertua yang baik di mata orang tua sang memantu kan?

"Kalian sudah cukup lama menikah tapi belum juga mengambil jatah bulan madu, jadi mommy berinisiatif memesankan kalian tiket ke Jepang untuk kalian minggu depan." Wanita cantik itu meletakkan dua tiket yang baru dibelinya ke atas meja.

Aellyn menatap kedua tiket itu dengan tatapan tak percaya, lalu menoleh ke arah sang suami yang tersenyum dengan senyuman yang menyebalkan ke arahnya.

"Mommy seharusnya tidak perlu repot-repot membelikan kamu tiket ke Jepang seperti ini," tolak Aellyn dengan halus.

Yang lebih tua tersenyum dengan lembut lalu berkata, "Tidak repot sama sekali. Mommy harap kalian mau menerimanya."

Paksaan halus, Aellyn tidak mengerti kenapa ibu mertuanya tiba-tiba melakukan ini. Apakah ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh wanita itu?

Maksud Aellyn, kenapa harus Jepang? Kenapa tidak ke Korea, America atau negara lain?

Apakah Mika sengaja memilih Jepang sebagai tempat berbulan madu untuk anak dan menantunya? Apakah ada maksud terselubung dibalik semua ini?

Aellyn tau, seharusnya ia tidak berburuk sangka kepada ibu mertuanya yang telah berbaik hati membelikan tiket untuknya dan sang suami. Tapi tidak tau kenapa, Aellyn memiliki firasat buruk tentang ini.

"Mommy tenang saja, kami pasti akan pergi kesana." Re meraih tiket itu lalu memasukkannya ke dalam saku celana.

Senyuman nyonya Cayle melebar saat mendapatkan tanggapan baik dari sang anak semata wayang.

"Terimakasih, mom," ucap Aellyn dengan senyuman.

Mika membalas senyuman Aellyn dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

Ujianmu belum selesai, menantuku.

Beberapa saat yang lalu Aellyn baru saja mendapatkan sebuah informasi yang sangat mengejutkan dari adik bungsunya hingga membuatnya ingin berteriak sekencang-kencangnya.

"Kamu ini bagaimana sih? Kesempatan sebagus itu masa kamu lewatin begitu saja?!" seru Aellyn kesal, ia menatap tak percaya pada sang adik yang hanya bisa menunduk.

"Kesempatan gak datang dua kali loh. Maurizio Pollini memberikan kamu tawaran untuk belajar piano di Italia langsung, ini kesempatan emas supaya karir kamu bisa melejit, dek."

Re mengusap bahu Aellyn, menenangkan wanita itu supaya tidak terlalu jauh terbawa emosi.

Leon menggeleng pelan. "Aku mau jauh dari kalian semua, aku gak siap," ucapnya lirih, hampir seperti sebuah bisikan.

Helaan nafas berat terdengar dari bibir Aellyn. Wanita itu memegang kedua sisi bahu sang adik lalu menatap wajah tampan adik bungsunya itu dalam-dalam.

"Tatap kakak."

Leon segera menaikkan wajahnya untuk menatap mata sosok yang lebih pendek darinya.

"Apa cita-cita kamu?"

"Menjadi pianis terkenal," jawab Leon dengan suara pelan.

"Jawab yang tegas! Kamu ini laki-laki kan?!" sentak Aellyn.

"Aku ingin menjadi seorang pianis terkenal," jawab Leon lagi, kali ini dengan nada suara yang lebih tinggi dan penuh keyakinan.

Aellyn tersenyum puas mendengar jawaban itu.

"Kalau kamu ingin menjadi seorang pianis terkenal, ada banyak tantangan yang harus kamu lalui dan salah satunya adalah tinggal jauh dari keluarga dan teman dekatmu."

Aellyn menepuk-nepuk lengan kekar Leon beberapa kali. "Italia adalah tempat belajar paling bagus untuk seorang pianis, apalagi kamu akan dibimbing langsung oleh seorang pianis berbakat seperti Maurizio Pollini. Semua orang ingin mendapatkan kesempatan ini, tapi kamu malah menolaknya begitu saja?"

"Jika kamu ingin menggapai sesuatu yang besar maka kamu harus siap dengan resiko yang akan kamu dapatkan. Kalau kamu lemah seperti ini, bagaimana bisa kamu menjadi seorang pianis terkenal? Bagaimana bisa kamu menjadi seorang pianis berbakat yang diakui oleh seluruh dunia?"

Dalam diamnya, Leon membenarkan semua ucapan Aellyn. Jika ia ingin menggapai cita-citanya maka ia harus siap menanggung semua resiko yang ada, termasuk menanggung rindu karena harus jauh dari teman dan keluarga.

"Pikirkanlah matang-matang, jangan mengambil keputusan dengan gegabah," petuah Re yang saat ini tengah menarik pinggang Aellyn untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Kakak akan menerima semua keputusanmu, tapi kamu harus memikirkannya baik-baik."

Leon mengangguk atas ucapan Aellyn.

Aellyn dan Re pergi meninggalkan kamar Leon, membiarkan remaja berusia 18 tahun itu merenungkan ucapan sang kakak sebelum mengambil keputusan.

...•Bersambung•...

Fotonya lucu askaskshshs 😣

1
In,ad.
aq udah pernah baca cerita yg sama persis dg ini,tp d chat story'
muhammad fitriadi
puas sekali dengan cerita nya
muhammad fitriadi
Kecewa
Nur Hayati
bagus kok Thor... tidak apa2 emosi nya tetap tersampaikan... tetap semangat 💪🌸
Supinah
ya bait
Sri Tati
Luar biasa
Capricorn 🦄
ok
Solehah Othman
hadeh perempuan selalu benar gimanaponn
As Tini
kasian lea smoga ada yg bs nolongin
As Tini
aq hadir thorr aq suka critamu,, semngst trus ya🥰🥰
arniya
luar biasa kak
syh 03
Luar biasa
arniya
Steven knp pakai topeng???!
arniya
mampir kak
#ayu.kurniaa_
.
Moertini
Allyn akhirnya hidup bahagia bersama suami dan anaknya mantap seru juga ceritanya terimakasih thor terus berkarya semangat
un3's
Luar biasa
Endang Supriati
masa bos sampai sibuknya ngalahin OB! yg ngepel dr lantai 1 sd lantai 10
YuniSetyowati 1999
hahahaha 😂 Ale2
Mechellangelica
Yeah, ini yg gue suka langsung memutuskan secara to the point gk ada rencana apa gitu lagi hoho.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!